Liputan6.com, Yogyakarta - Dalam pertemuan yang berlangsung intens dan produktif, Sri Sultan menginginkan agar adanya kerja sama antara Finlandia dengan DIY khususnya, terkait edukasi serta riset dan teknologi, diharapkan Finlandia mampu membantu DIY untuk kerja sama vokasi. Hal ini disampaikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menerima Duta Besar (Dubes) Finlandia untuk Indonesia, Pekka Kaihilahti di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan Yogyakarta, pada Senin (04/11).
Kepala Dinas Perizinan dan Penanaman Modal (DPMPTSP) DIY, Agus Priono mengatakan dalam pertemuan itu Sultan menginginkan adanya kerja sama di bidang pendidikan, vokasi, riset dan teknologi. “Tadi dikatakan oleh Sri Sultan kalau kerja sama di bidang riset itu kira-kira yang paling efektif seperti apa. Apakah dengan pemerintah pusat, dengan sister province atau konsorsium,” ungkap Agus saat ditemui usai audiensi, Senin (4/11/2024).
Advertisement
Baca Juga
Lebih lanjut Agus mengatakan, Sri Sultan mengungkapkan DIY memiliki Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta (AKNSB Yogyakarta) yang berada di Jalan Parangtritis, Panggungharjo, Sewon, Bantul dengan satu program studi yaitu, Diploma 1 (D1) bidang seni dan kebudayaan. Melalui kerja sama terkait vokasi, Sri Sultan menginginkan adanya penambahan program studi D1, D2 atau D3 Digital, dengan membuka jurusan vokasi animasi digital maupun programming.
"Mengingat para lulusan AKNSB Yogyakarta banyak yang pentas berkesenian di kancah internasional dan berkecimpung sebagai pendamping desa budaya. Diharapkan dengan adanya kerja sama bidang pendidikan khususnya vokasi tersebut, mampu memenuhi kebutuhan dunia kerja akan lulusan yang siap kerja, sehingga akan terserap banyak tenaga kerja." kata Sri Sultan.
Sultan HB X juga menjelaskan tentang pentingnya local wisdom (kearifan lokal) dalam dunia pendidikan yang dikenalkan oleh Ki Hadjar Dewantara. Soal riset, Sri Sultan berharap, kedepan akan ada kerja sama dengan Finlandia.
Sementara itu Kedubes Finlandia, mengapresiasi usulan kerja sama yang disampaikan oleh Sri Sultan yang ternyata Finlandia terbuka untuk mekanisme kerja sama, termasuk dibidang riset dan teknologi. Dimana sistem kerja sama tersebut, dapat dilakukan dengan pusat, setingkat kota atau konsorsium.
Agus mengatakan audiensi dengan Finladia ini sungguh diluar perkiraan mereka, sebab banyak sekali usulan-usulan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kerja sama diantara kedua belah pihak. Karena forestry adalah fokus Finlandia dimana hampir tujuh puluh persen (70%) sektor utama Finlandia adalah industri kehutanan.
“Kita perlunya vokasi, supaya para lulusan kita langsung bisa mendapatkan pekerjaan bisa juga memenuhi permintaan terhadap perusahaan. Yang jelas, mereka sangat senang karena banyak usulan yang riil menyangkut kepentingan daerah, yang mungkin sebelumnya tidak terfikirkan. Selama ini kehutanan, larinya ke Sumatera, Kalimantan. Padahal di daerah lain beda-beda kepentingannya,” ucap Agus.
Agus juga menjelaskan, Kedubes Finlandia ternyata sangat terbuka soal kerja sama bidang pendidikan yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa dan pelajar Yogyakarta untuk melanjutkan studinya di Finlandia. "Selain itu, mereka juga menawarkan program teacher training."
Mengenai kerja sama di bidang energi, Sri Sultan ingin kerja sama DIY dengan Jerman yaitu proyek Bribin mengatasi masalah air yang ada di wilayah Gunung Kidul dapat berlanjut dengan Finlandia.
Kala itu, teknologi, peralatan bor dan turbin, serta pompa-pompa berasal dari bantuan murni dari pemerintah Jerman. Agus menyampaikan, kedua belah pihak, baik Sri Sultan maupun Dubes Finlandia sepakat adanya forum atau pertemuan lebih lanjut terkait kerja sama bidang pendidikan, riset dan teknologi untuk membahas kerja sama secara detail.