Liputan6.com, Flores Timur - Rofinus Beda Tour (55), warga Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, NTT, meninggal dunia di tempat pengungsian di Dusun Mudin, Desa Watu Omok, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Senin (4/11/2024) sekitar pukul 21.00 Wita.
Informasi meninggalnya Rofinus diperoleh dari Arnoldus Marten, salah satu warga Desa Watu Omok yang rumahnya menjadi tempat korban mengungsi usai Gunung Lewotobi Laki-Laki meletus, Minggu, 3 November 2024 malam.
Baca Juga
Arnoldus menyebutkan, meninggalnya pengungsi asal Flores Timur telah dilaporkan kepada aparat Polsek Waigete dan Pospol Nebe.
Advertisement
Kapolsek Waigete, Iptu I Wayan Artawan dan Kasubsektor Nebe bersama dua personel anggota subsektor Nebe telah melaksanakan kunjungan dan melayat ke rumah duka pengungsi dari Kabupaten Flores Timur akibat dampak erupsi Gunung Lewotobi.
Korban meninggal dunia dikarenakan penyakit bawahan sesak napas alias asma.
Saat ini, korban telah dibawa ke Desa Dulipali untuk proses pemakaman.
"Proses pemulangan jenazah difasilitasi Polsek Wulanggitang," katanya.
Â
10 Meninggal Dunia
Sebanyak 10 warga dilaporkan meninggal dunia dalam kejadian ini. Korban meninggal dunia terbanyak merupakan warga Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, berjarak sekira 5 kilometer dari pusat erupsi yang kini berstatus Level IV (Awas).
Dari 10 korban ini, enam diantaranya merupakan satu keluarga. Mereka tewas setelah tertimbun reruntuhan bangunan rumah akibat erupsi gunung Lewotobi Laki-laki.
"Mereka satu keluarga, ada enam orang. Rumah itu dihantam batu besar yang dilontarkan Gunung Lewotobi Laki-laki," ujar Kepala Desa Klatanlo, Petrus Muda.
Ia mengatakan, sebanyak 9 warga di desanya tewas akibat hujan material. Korban tewas lainnya berasal dari Desa Dulipali. Data sementara, total korban meninggal 10 orang. Hingga pukul 08.00 Wita, petugas gabungan masih mengevakuasi korban di bawah reruntuhan rumah.
Advertisement