Sukses

Mengenal Kampung Madras di Medan, Wajah India di Sumatra Utara

Sesuai namanya, Kampung Madras merupakan satu dari sedikit permukiman masyarakat India yang ada di Nusantara. Kampung ini bahkan sudah terkenal hingga mancanegara.

Liputan6.com, Medan - Kampung Madras terletak di Medan, Sumatra Utara. Nama kampung ini diambil dari salah satu daerah di India.

Sesuai namanya, Kampung Madras merupakan satu dari sedikit permukiman masyarakat India yang ada di Nusantara. Kampung ini bahkan sudah terkenal hingga mancanegara.

Mengutip dari indonesia.go.id, Kampung Madras memiliki luas sekira 10 hektare. Letaknya berada di antara Kecamatan Polonia dengan Kecamatan Petisah, yakni di sekitar Jalan KH Zainul Arifin, Jalan Gajah Mada, hingga Jalan S Parman.

Kampung Madras memiliki penanda berupa gapura dominan berwarna kuning dengan ornamen burung merak dan aneka ukiran. Terdapat tulisan Welcome to Little India yang membentang di ujung Jalan KH Zainul Arifin.

Kampung Madras memang dijuluki sebagai Little India. Kampung tersebut dihuni oleh sekitar 100 kepala keluarga warga keturunan India.

Keberadaan orang India di Medan dan sekitarnya tak lepas dari peran seorang pengusaha perkebunan tembakau Deli asal Belanda, Jacobus Nienhuys. Ia membuka lahannya di Sumatra Timur, nama lama dari Sumut.

Orang-orang India tersebut umumnya adalah imigran asal Tamil Nadu yang masuk ke Medan pada 1873. Mereka bekerja sebagai buruh di kebun tembakau Deli.

Sama halnya seperti pendatang lain, mereka kemudian mengelompokkan diri dan membangun komunitasnya sendiri di Kota Medan. Pada 1880, Sultan Deli Mahmud Al Rasyid memberi kesempatan kepada komunitas masyarakat pendatang untuk mendiami lahan milik kesultanan termasuk orang-orang India.

 

2 dari 2 halaman

Menyebar

Orang-orang India kemudian juga menyebar ke Binjai, Tebing Tinggi, Tanjungbalai, Pematang Siantar, dan Deli Serdang. Belakangan, kawasan permukiman masyarakat India ini disebut sebagai Kampung Keling. Nama tersebut diambil dari Kalingga, nama sebuah kerajaan masa lampau di India.

Namun, mereka merasa risih dengan penamaan tersebut karena terkesan rasis. Pasalnya, keling dalam bahasa Melayu berarti gelap.

Pada Agustus 2008, Kampung Keling pun diubah menjadi Kampung Madras. Perlahan, angkutan kota mulai beroperasi di sini dengan melewati rute Sambu-Kampung Madras-Tanjung Sari.

Masyarakat di Kampung Madras selalu menjaga toleransi dalam berkehidupan. Mayoritas dari mereka adalah penganut Hindu dan Sikh, tetapi ada juga yang Muslim.

Tak heran, jika di kampung tersebut tak hanya ada gurdwara atau rumah ibadah Sikh dan Kuil Shri Mariamman. Kampung Madras juga memiliki Masjid Ghaudiyah yang namanya diambil dari sebuah perkampungan keturunan India Muslim di Iran. Menariknya, semua rumah ibadah di Kampung Madras dibangun saling berdekatan.

Masyarakat Kampung Madras pun senantiasa ikut bergotong royong dan membantu menyiapkan berbagai persiapan saat hari besar keagamaan. Toleransi yang terus dijaga ini lah yang kemudian membuat etnis lain, seperti Tionghoa dan Melayu, yang ikut tinggal di sana merasa nyaman.

 

Penulis: Resla

Video Terkini