Sukses

Ratusan Pengungsi Mandiri Kekurangan Stok Makanan, Distribusi Bantuan Belum Merata

Ribuan warga terdampak erupsi gunung Lewotobi, kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT, kini mengungsi ke tiga posko yang disiapkan pemerintah. Meski demikian, banyak warga memilih mengungsi secara mandiri.

Liputan6.com, Flores Timur - Ribuan warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT, kini mengungsi ke tiga posko yang disiapkan pemerintah. Meski demikian, banyak warga memilih mengungsi secara mandiri.

Ironisnya, korban terdampak yang mengungsi mandiri ini belum tersentuh bantuan apapun, termasuk 116 warga Desa Nawokote, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur.

Selain 116 warga Desa Nawokote, masih ada 400-an warga Desa Pululera yang mengungsi ke Desa Nileknoheng. Nasib mereka juga sama, belum tersentuh bantuan.

Tiga hari bertahan tanpa bantuan makanan, padahal di lokasi ini banyak balita, ibu hamil, dan lansia. Mereka bahkan tidur tanpa kasur yang layak. Posko bagi 116 jiwa ini berada di areal perkebunan Desa Waiula, Kecamatan Wulanggitang yang jaraknya sekira 3 kilometer dari Nawokote.

Selama tiga hari pengungsi mandiri bertahan tanpa tersentuh bantuan layaknya para korban bencana umumnya.

Maria Noba, salah satu warga meminta distribusi bantuan dari pemerintah merata bagi pengungsi mandiri.

"Pagi dan siang kami hanya makan ubi (singkong) dan pisang rebus. Kadang kami campur dengan kelapa supaya tidak bosan," ujar Maria Noba.

Maria mengatakan, karena belum tersentuh bantuan, warga memakan nasi hanya di malam hari. Sebab stok beras tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan makan beberapa hari kedepan.

Potret pengungsi di tempat itu adalah fakta bahwa ditribusi bantuan tak menjangkau bagi mereka yang mengungsi secara mandiri. Tak heran jika warga kecewa dengan penanganan bencana oleh Pemkab Flores Timur.

 

2 dari 2 halaman

Belum Bisa Menjangkau Pengungsi Mandiri

Meski saat ini bantuan dari pemerintah dan donatur terus membanjir, namun Maria dan ribuan pengungsi mandiri di Desa Waiula, Nileknoheng, bahkan Kabupaten Sikka belum menerima bantuan.

Pengungsi lain, Yoseph Tobi (46), mengaku selain kekurangan beras, pengungsi juga butuh air bersih, susu, dan kasur lantai.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng, mengaku mobilisasi bahan bantuan sangat terbatas sehingga belum bisa menjangkau pengungsi mandiri.

Fredy sedang berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Nawokote agar mengambil kebutuhan pengungsi secara langsung di posko-posko terdekat.

"Kalau bisa ada satu yang koordinir untuk bisa ambil di posko atau ke Kantor BPBD. Soalnya di Boru tidak ada posko," ujarnya.