Sukses

Warga Sitaro Diminta Patuhi Radius Bahaya Gunung Ruang

Selain itu, masyarakat yang bermukim di wilayah Pulau Ruang yang masuk dalam radius dua kilometer segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius tersebut.

Liputan6.com, Sitaro - Warga di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, diminta untuk mematuhi radius bahaya Gunung Ruang. Hal ini disampaikan pihak Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik Gunung Ruang masih pada Level II atau Waspada," ungkap Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid pada, Rabu (6/11/2024).

Dalam laporan aktivitas Gunung Ruang periode 16-31 Oktober 2024 itu, diharapkan masyarakat di sekitar Gunung Ruang, pengunjung, dan wisatawan tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius dua kilometer dari pusat kawah aktif.

Selain itu, masyarakat yang bermukim di wilayah Pulau Ruang yang masuk dalam radius dua kilometer segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius tersebut.

 "Warga diimbau selalu menggunakan masker guna menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernafasan," ujarnya.

Masyarakat yang berada di luar radius dua kilometer Gunung Ruang diharapkan tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi, dan tetap mengikuti perkembangan aktivitas melalui aplikasi MAGMA Indonesia.

“Diharapkan pemerintah daerah, BPBD provinsi maupun kabupaten/kota senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Ruang atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung,” ujarnya.

Dia mengatakan, tingkat aktivitas Gunung Ruang akan dievaluasi kembali secara berkala, maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Tingkat aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum dikeluarkan.

Pada periode 16-31 Oktober 2024 terekam sebanyak 34 kali gempa vulkanik dalam, 12 kali gempa embusan, dua kali vulkanik dangkal, tiga kali gempa tektonik lokal dan 93 kali gempa tektonik jauh, serta satu kali gempa getaran banjir.

“Potensi bahaya saat ini berupa erupsi yang menghasilkan lontaran material pijar, dan paparan abu vulkanik yang bergantung pada arah dan kecepatan angin serta lahar bila hujan deras turun di sekitar Gunung Ruang,” ujarnya.