Sukses

Mengenal 'Marosok', Tradisi Unik Tawar-menawar Hewan Ternak di Sumatera Barat

Tradisi ini menjadi daya tarik tersendiri karena memiliki keunikan dalam proses jual-beli yang melibatkan simbol, kode, dan kepercayaan antarpedagang dan pembeli.

Liputan6.com, Padang - Di ranah Minangkabau, Sumatera Barat, tradisi merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Salah satu tradisi unik yang masih berlangsung hingga kini adalah marosok, yaitu cara bertransaksi di pasar hewan, khususnya sapi, dengan metode yang terbilang berbeda dari pasar pada umumnya.

Tradisi ini menjadi daya tarik tersendiri karena memiliki keunikan dalam proses jual-beli yang melibatkan simbol, kode, dan kepercayaan antarpedagang dan pembeli.

Mari telusuri lebih dalam mengenai marosok, pasar sapi yang memiliki keunikan tersendiri di Ranah Minang yang dilansir dari berbagai sumber:

1. Apa Itu Marosok?

Marosok adalah istilah lokal yang mengacu pada cara transaksi jual-beli sapi atau kerbau di pasar hewan yang berbeda dari pasar konvensional. Di pasar marosok, proses tawar-menawar antara penjual dan pembeli dilakukan secara rahasia melalui jabat tangan yang tersembunyi di balik kain atau sarung.

Cara ini tidak melibatkan suara atau pembicaraan terbuka. Sebaliknya, kedua belah pihak saling memahami harga, jumlah, atau kesepakatan melalui kode-kode tertentu yang disampaikan lewat gerakan jari-jari tangan di dalam kain.

Tradisi marosok ini bukan hanya tentang transaksi, tetapi juga tentang menjaga kepercayaan dan hubungan baik antara penjual dan pembeli. Tradisi ini sudah berlangsung sejak lama dan menjadi bagian budaya masyarakat Minangkabau dalam berdagang hewan.

2. Lokasi Pasar Marosok di Sumatera Barat

Salah satu pasar yang masih menerapkan tradisi marosok adalah Pasar Payakumbuh, yang terletak di Kabupaten Lima Puluh Kota. Pasar ini dikenal luas sebagai pusat perdagangan ternak, khususnya sapi dan kerbau, yang menjadi komoditas penting di Sumatera Barat.

Selain di Payakumbuh, pasar ternak lain di wilayah ini juga ada di Bukittinggi, Tanah Datar, dan Solok, di mana tradisi marosok masih dijaga dan dilestarikan oleh para pedagang setempat.

Setiap pasar memiliki jadwal tertentu untuk jual-beli ternak, dan di hari-hari tersebut pasar akan dipenuhi oleh para peternak, pembeli, serta warga sekitar yang ingin menyaksikan proses jual-beli yang unik ini.

 

 

2 dari 2 halaman

4. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Marosok

3. Cara Kerja Marosok yang Unik dan Menarik

Dalam marosok, kesepakatan harga sapi atau kerbau tidak dilakukan dengan negosiasi terbuka. Kedua pihak menggunakan gerakan jari untuk berkomunikasi di bawah kain atau sarung, yang masing-masing mengandung kode tertentu.

Sering kali, hanya pembeli dan penjual yang benar-benar memahami kode-kode ini, yang mencakup harga, kondisi hewan, dan kesepakatan akhir.

Misalnya, ketika harga sudah disepakati, salah satu pihak akan menggenggam tangan pihak lainnya dengan cara tertentu untuk menandakan bahwa kesepakatan sudah final. Meski terlihat sederhana, proses ini membutuhkan keahlian khusus dan kejujuran yang tinggi, sebab semua proses berlangsung tanpa banyak kata.

Tradisi marosok sarat akan nilai-nilai kepercayaan, kejujuran, dan kehormatan. Karena tidak ada saksi yang melihat langsung jumlah yang disepakati, baik pembeli maupun penjual harus benar-benar jujur.

Sistem ini juga membentuk hubungan saling percaya antar pedagang. Kepercayaan menjadi pondasi utama dalam setiap transaksi, dan pelanggaran atasnya akan sangat merusak reputasi penjual atau pembeli dalam komunitas pasar tersebut.

Selain itu, marosok juga mengajarkan arti pentingnya menjaga hubungan baik, karena sering kali pembeli dan penjual akan bertemu lagi di kesempatan berikutnya. Oleh sebab itu, tercipta nilai kebersamaan dan saling menghormati antaranggota masyarakat Minangkabau melalui tradisi ini.

4. Atraksi Wisata Budaya yang Menarik

Bagi para wisatawan, marosok menawarkan pengalaman unik dan berbeda. Banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, yang tertarik untuk melihat langsung bagaimana proses jual-beli ini berlangsung.

Di pasar-pasar ternak seperti di Payakumbuh, pengunjung dapat menyaksikan sendiri bagaimana teknik marosok dilakukan, sekaligus berinteraksi dengan masyarakat setempat yang ramah dan terbuka.

Tak jarang, tradisi marosok juga ditampilkan dalam acara-acara kebudayaan di Sumatera Barat, sebagai upaya untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya Minangkabau kepada generasi muda dan para pendatang.

 

Â