Sukses

Melihat Saksi Perjuangan Kemerdekaan Indonesia dengan Berkunjung ke Spot Wisata Sejarah Ini

Ada beberapa destinasi wisata di Indonesia yang bisa dikunjungi untuk melihat saksi perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Liputan6.com, Yogyakarta - Destinasi wisata sejarah juga banyak digemari wisatawan dari berbagai daerah. Selain menyenangkan, berkunjung ke spot wisata sejarah juga bisa menambah wawasan.

Ada beberapa destinasi wisata di Indonesia yang bisa dikunjungi untuk melihat saksi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mengutip dari kemenparekraf.go.id, berikut deretan spot wisata tersebut:

1. Benteng Fort Rotterdam

Benteng Fort Rotterdam telah dibangun sejak lama dan masih berdiri gagah di tengah Kota Makassar. Keberadaan benteng ini tak dapat dipisahkan dari kehadiran Kongsi Dagang Belanda (VOC) di Sulawesi.

Benteng Rotterdam dahulu berfungsi sebagai markas komando pertahanan, kantor perdagangan, hingga pusat pemerintahan Belanda di wilayah timur Indonesia. Setelah beberapa kali beralih fungsi, kini Benteng Rotterdam menjadi salah satu objek wisata sejarah terbesar di Makassar.

Pengunjung bisa melihat berbagai koleksi menarik, di antaranya naskah La Galigo. Koleksi tersebut telah diakui UNESCO sebagai Memory of The World.

2. Gedung Joeang 45

Gedung Joeang 45 dahulu merupakan sebuah hotel yang dikelola keluarga L.C. Schomper. Namun pada detik-detik kemerdekaan, gedung tersebut diambil alih pemuda Indonesia dan dijadikan tempat pelatihan sekaligus pendidikan.

Saat ini, Gedung Joeang 45 menjadi salah satu wisata sejarah di Yogyakarta yang terletak di Jalan Kusumanegara, Bantul. Terdapat banyak benda-benda bersejarah terkait perjuangan pemuda Indonesia yang tersimpan di Gedung Joeang 45.

3. Hotel Majapahit

Hotel Majapahit terletak di jantung Kota Surabaya. Dahulu, hotel ini bernama Hotel Yamato.

Hotel tersebut menjadi saksi pertempuran heroik antara pemuda Surabaya dengan Belanda. Saat itu, pemuda Indonesia tersulut emosi atas kehadiran penjajah di Surabaya pasca kemerdekaan.

Sebagai bentuk perlawanan dan pertahanan kemerdekaan, mereka merobek warna biru pada bendera Belanda yang dikibarkan di depan Hotel Yamato. Alhasil, tersisa warna merah putih yang merupakan warna bendera Indonesia.

Peristiwa tersebut sekaligus menjadi cikal-bakal pecahnya peristiwa 10 November 1945. Saat ini, peristiwa tersebut terus diperingati sebagai Hari Pahlawan.

 

2 dari 3 halaman

Museum Perumusan Naskah Proklamasi

4. Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Sebelum menjadi destinasi wisata sejarah, dahulu bangunan Museum Perumusan Naskah Proklamasi merupakan kediaman Laksamana Tadashi Maeda. Ia merupakan salah satu perwira angkatan laut Jepang yang membantu Indonesia merumuskan naskah proklamasi.

Rumah bersejarah tersebut terletak di Jalan Imam Bonjol No. 1 Menteng, Jakarta Pusat. Kini, bangunan tersebut telah berubah menjadi museum sejak 1992.

Terdapat empat ruangan di museum ini. Masing-masing ruangan tersebut berisi benda-benda bersejarah yang dulunya digunakan untuk merumuskan naskah proklamasi.

5. Radio Republik Indonesia

Radio Republik Indonesia atau RRI juga memiliki peranan penting dalam kemerdekaan Indonesia. RRI menyebarkan kabar mengenai proklamasi.

Pada pukul 19.00, teks proklamasi dari Kantor Berita Domei (sekarang Kantor Berita Antara) sampai di tangan Yusuf Ronodipuro, Bachtiar Lubis, dan Suprapto. Mereka adalah penyiar radio Hoso Kanri Kyoku (sekarang RRI).

Siaran berita mereka mengenai proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pun mengudara dan didengarkan hingga pelosok negeri. Seluruh masyarakat Indonesia menjadi saksi peristiwa tersebut.

6. Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Wilayah yang menjadi lokasi paling legendaris terkait pengasingan Bung Karno adalah Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Terdapat sebuah destinasi wisata sejarah yang bernama Rumah Museum.

Dahulu, rumah tersebut menjadi tempat tinggal Ir. Soekarno beserta istri, ibu mertua, dan kedua anak angkatnya selama di Ende. Bung Karno menjadikan tempat tersebut sebagai tempat merenungkan sila-sila dalam Pancasila.

Untuk mengenang peristiwa tersebut, dibangunlah patung Bung Karno yang sedang merenung di bawah pohon sukun. Lokasi ini juga dikenal dengan nama Taman Renungan Bung Karno.

 

3 dari 3 halaman

Rumah Rengasdengklok

7. Rumah Rengasdengklok

Rumah Rengasdengklok merupakan rumah dari seorang Tionghoa, Djiaw Kie Siong. Rumah tersebut menjadi saksi peristiwa penculikan Bung Karno dan Bung Hatta.

Penculikan yang terjadi pada malam menjelang kemerdekaan Indonesia itu dilakukan oleh tokoh golongan muda progresif Indonesia. Peristiwa ini bertujuan untuk mencegah Soekarno Hatta dari pengaruh Jepang.

Mereka juga mendesak Soekarno untuk segera mengumumkan kemerdekaan Indonesia. Pada 1957, Bung Karno memerintahkan agar rumah ini dipindahkan ke Jakarta. Bangunan bersejarah tersebut kini berada persis di belakang Tugu Proklamasi.

8. Tugu Proklamasi

Tugu Proklamasi menjadi saksi pembacaan naskah proklamasi oleh Ir. Soekarno yang didampingi Moh. Hatta. Peristiwa tersebut sekaligus menjadi penanda kemerdekaan Indonesia.

Saat masa kemerdekaan, lokasi Tugu Proklamasi ini merupakan rumah Sang Proklamator tersebut. Pembacaan teks proklamasi dilakukan di teras depan rumahnya, yakni di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56, Jakarta.

Saat ini, nama jalan tersebut telah beralih menjadi Jalan Proklamasi. Meski telah lama dirobohkan, terdapat Tugu Proklamasi yang menjadi simbol pada titik tersebut. Pada Tugu Proklamasi berdiri tiga monumen bersejarah, yakni Tugu Petir, Patung Soekarno-Hatta, dan Tugu Wanita.

 

Penulis: Resla