Sukses

Menyusuri Jejak Keagungan Perempuan Keraton dalam Pameran 'Parama Iswari' di Yogyakarta

Pameran "Parama Iswari" yang berlangsung di Kedhaton Keraton Yogyakarta ini terbuka untuk umum setiap hari Selasa hingga Minggu, mulai 5 Oktober 2024 sampai 26 Januari 2025.

Liputan6.com, Yogyakarta - Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat kembali menghadirkan pameran yang menarik perhatian publik. Kali ini, sebuah pameran temporer bertajuk "Parama Iswari" membawa pengunjung menyelami kisah tentang keagungan perempuan dalam lingkungan keraton. 

Dikutip dari postingan akun X @sumbufilosofiDIY, nama "Parama Iswari" sendiri mengandung makna yang dalam - "Parama" berarti berkelebihan atau linangkung, sementara "Iswari" bermakna perempuan utama (luhuring estri). Gabungan kata ini menciptakan makna "perempuan yang lebih dari utama."

Mengangkat narasi "Parameswari: Perempuan Tangguh dan Berkarisma," pameran ini mengajak pengunjung menelusuri berbagai ruang yang masing-masing menyimpan cerita unik. Salah satu yang menarik perhatian adalah instalasi bingkai dan cermin yang menjadi simbol bermakna. 

Instalasi ini menggambarkan bagaimana pada masa kolonial, ruang gerak dan pola pikir perempuan mengalami pembatasan. Di antara koleksi yang dipamerkan, Gamelan Kanjeng Nyai Marikangen berdiri sebagai saksi bisu sejarah yang menarik. 

Gamelan ini memiliki keistimewaan tersendiri karena dibuat pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono II dan diperuntukkan khusus bagi para perempuan. Kehadirannya dalam pameran ini menjadi bukti nyata bagaimana seni dan budaya memberikan ruang istimewa bagi kaum perempuan di lingkungan keraton.

Pengunjung juga dapat mengagumi berbagai koleksi menarik lainnya, mulai dari atribut busana hingga aksesori yang mencerminkan keanggunan dan martabat perempuan keraton. Setiap benda yang dipamerkan tidak hanya bernilai estetis, tetapi juga menyimpan kisah dan makna mendalam tentang peran perempuan dalam sejarah Keraton Yogyakarta.

Pameran "Parama Iswari" yang berlangsung di Kedhaton Keraton Yogyakarta ini terbuka untuk umum setiap hari Selasa hingga Minggu, mulai 5 Oktober 2024 sampai 26 Januari 2025. Ini menjadi kesempatan berharga bagi siapa saja yang ingin mendalami sejarah dan peran penting perempuan dalam budaya Jawa, khususnya di lingkungan keraton.

Mengunjungi pameran ini bersama keluarga, teman, atau sahabat akan memberikan pengalaman pembelajaran yang menarik tentang bagaimana perempuan di masa lalu memainkan peran penting dalam menjaga dan melestarikan budaya keraton. Setiap langkah dalam pameran ini adalah sebuah perjalanan menemukan kembali nilai-nilai keagungan dan kearifan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

 

Penulis: Ade Yofi Faidzun