Sukses

Sepeda Pink jadi Saksi Bisu Kematian CNA, Korban Pembunuhan-Pemerkosaan di Banyuwangi

Sepeda anak perempuan berwarna pink milik CNA menjadi saksi bisu bagaimana dia dibunuh dan diduga diperkosa pada Rabu, (13/11/2024).

Liputan6.com, Banyuwangi - Sepeda anak perempuan berwarna pink milik CNA menjadi saksi bisu bagaimana dia dibunuh dan diduga diperkosa pada Rabu, (13/11/2024). 

Bahkan, sepeda gadis cilik berusia 7 tahun kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah itu menjadi titik awal ditemukannya korban pembunuhan dan pemerkosaan itu, karena letaknya yang tak jauh dari jasad CNA. 

Saat kejadian, sepeda itu ditemukan oleh kepala sekolah tempat CNA menimba ilmu, yang saat itu juga turut terlibat dalam pencarian karena hingga waktunya tiba, korban tak kunjung sampai di rumah.

“Carla memang sehari-harinya naik sepeda. Kalau berangkat bareng kakaknya yang kelas 4, kalau pulang sendiri,” kata kakek korban, Sutrisno Sabtu (16/11/2024)

CNA harus pulang sendiri karena perbedaan waktu kepulangan sekolah, yaitu kelas 4 pulang jam 12.00 WIB, sementara CNA selesai pembelajaran di kelas pada pukul 10.00 WIB. 

Diceritakan kakek korban, CNA yang telah duduk di bangku kelas 1 selama 5 bulan, telah 3 bulan terakhir bersepeda dan pulang sendiri melewati jalan perkebunan. 

Hal itu dikarenakan ibunda korban tengah hamil tua berusia 9 bulan yang tak memungkinkan jika harus antar jemput anak-anaknya. 

Kini, sepeda yang setiap hari digunakan CNA menimba ilmu itu diamankan di polsek sebagai barang bukti. 

Sementara itu, selain sepeda, polisi juga mengamankan barang bukti lain yaitu pakaian, perhiasan, sepatu, hingga permen lolipop yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan telah dikirim ke laboratorium forensik untuk diperiksa.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Ditemukan Permen Lolipop di TKP

“Di TKP, kami menemukan barang-barang korban, di antaranya pakaian, sepeda, sepatu, dan kami juga menemukan permen lolipop,” terang Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra

Tambahnya, scientific investigation dari seluruh hasil olah TKP, termasuk barang bukti telah dikirim ke Laboratorium Forensik (Labfor). 

Ditambahkan kapolresta, barang-barang tersebut tak ditemukan dalam satu area dengan ditemukannya tubuh korban. 

“Terus terang, pada saat olah TKP, karena posisinya sudah dilakukan pertolongan, jadi kami menemukan beberapa tidak di satu tempat,” urainya. 

Sementara itu, terkait perhiasan korban yang diisukan hilang, kapolresta mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan identifikasi pada aksesoris yang melekat. 

“Kita identifikasi memang masih ada melekat cincin, di lokasi kami menemukan liontin. Yang jelas kami sudah perhatikan betul barang yang melekat dan hilang,” tandasnya.