Liputan6.com, Mentawai - Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat tidak hanya dikenal karena budaya dan adat istiadatnya yang kaya, tetapi juga karena kuliner tradisional yang memikat.
Makanan khas suku Mentawai menawarkan pengalaman rasa yang unik, dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal yang tersedia di alam sekitar mereka.
Kepulauan Mentawai kini menjadi tujuan wisata internasional, dengan sejumlah selebritas dunia seperti Paul Walker, Liam Hemsworth, dan Anthony Kiedis mengunjungi tempat ini untuk menikmati pesona alam serta kuliner khasnya.
Advertisement
Berikut adalah beberapa hidangan khas suku Mentawai yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Anggau Siboik-boik
Salah satu makanan khas Mentawai yang cukup terkenal adalah Anggau Siboik-boik, hidangan yang terbuat dari anggau, sejenis kepiting endemik Mentawai. Kepiting ini direbus bersama rempah-rempah alami seperti bawang dan serai, memberikan cita rasa yang khas.
Namun, anggau hanya dapat ditemukan pada musim-musim tertentu, yaitu sekitar bulan Juli hingga September, yang menjadikannya makanan musiman yang sangat dinantikan.
2. Batra, Sate Ulat Sagu
Makanan eksotis lainnya adalah Batra, yang terbuat dari ulat sagu berwarna kekuningan. Ulat ini biasanya disajikan dalam bentuk sate setelah dibelah perutnya dan dibumbui dengan rempah khas.
Untuk memasaknya, tempurung kelapa digunakan sebagai pembakarannya, memberikan rasa yang unik dan menggiurkan.
3. Jurut, Daging Ayam dengan Bambu
Jurut adalah hidangan yang mengolah daging ayam dengan bambu. Daging ayam dipotong-potong, direbus setengah matang, lalu dimasukkan ke dalam batang bambu dan dibakar.
Hidangan ini sering dijadikan lauk dalam acara penting, seperti perayaan keluarga atau upacara adat, dan biasanya disajikan dengan nasi dan rebusan keladi.
4. Kapurut
Sagu adalah bahan makanan utama bagi suku Mentawai, dan Kapurut adalah salah satu cara tradisional mengolah sagu. Tepung sagu dibungkus dalam daun sagu dan dibakar hingga matang.
Kapurut, yang berarti "bungkus", biasanya disajikan dalam berbagai perayaan, seperti pernikahan atau acara keagamaan, sebagai pengganti nasi.
Â
5. Sihobuk
Mirip dengan Jurut, Sihobuk juga terbuat dari tepung sagu, namun dibentuk panjang dan dibakar. Selama proses pembakaran, aroma harum yang menggugah selera pun tercium.
Sihobuk sering menjadi hidangan dalam acara keluarga atau pernikahan, menggambarkan kebersamaan dalam setiap suapan.
6. Sikoira
Sikoira adalah hidangan yang mengolah kerang cangkang putih dari sungai atau muara sungai Mentawai. Pengolahannya cukup sederhana, biasanya dengan cara merebus atau menggoreng kerang tersebut, lalu dibumbui dengan rempah-rempah khas Mentawai. Hidangan ini memberikan rasa yang segar dan kaya akan cita rasa laut.
7. Subbet
Subbet adalah makanan yang mengolah keladi, pisang, dan kelapa menjadi sajian sederhana namun lezat. Jika keladi tidak tersedia, ubi bisa menjadi penggantinya.
Bentuknya bulat-bulat, dan tidak membutuhkan banyak bumbu karena rasa alami bahan-bahan tersebut sudah cukup memadai. Versi modern dari Subbet seringkali disajikan dengan campuran kelapa parut dan keju parut, menambah kelezatan rasa.
8. Toek
Sama seperti Batra, Toek juga terbuat dari ulat, namun ulat kali ini berasal dari kayu seperti kayu bak-bak dan kayu mai geuk-geuk. Proses pembuatannya cukup unik, di mana kayu direndam selama beberapa bulan untuk menghasilkan ulat.
Toek dapat disantap mentah, sering kali ditemani perasan jeruk nipis dan taburan garam. Selain sebagai makanan, Toek memiliki makna simbolis dalam budaya suku Mentawai, melambangkan kekompakan dan kebersamaan.
Â
Â
Advertisement