Liputan6.com, Ngawi - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi menjalankan program unggulan ‘Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana’ untuk pengentasan kemiskinan melalui pendidikan.
Program ini berjalan mulai tahun 2021 atau sejak era kepemimpinan Bupati Ony Anwar Harsono. Ony berharap, program ini menjadi investasi jangka panjang untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Ngawi.
Baca Juga
“Ini merupakan salah satu penetrasi untuk pengentasan kemiskinan Pemkab Ngawi, dengan meningkatkan aksesibilitas peningkatan SDM melalui pendidikan,” kata calon Bupati Ngawi petahana, Ony Anwar Harsono.
Advertisement
Pada tahun pertama, program ini hanya menyentuh 40 orang mahasiswa dari keluarga miskin. Namun, dari tahun ke tahun jumlah penerima program tersebut terus meningkat signifikan.
Program peningkatan kapasitas SDM untuk pengentasan kemiskinan ini disalurkan oleh Dinas Sosial (Dinsos) setempat.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Ngawi, Budi Santoso, mengatakan pada tahun 2021 terdapat 40 mahasiswa penerima beasiswa program ‘Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana’ ini.
Selanjutnya, jumlah tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun berikutnya. Tepatnya, 100 orang mahasiwa penerima beasiswa program ini, pada 2022..
Jika Ditotal Ada 1.040 Paket Beasiswa Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana Disalurkan
“Jumlah penerima kembali bertambah signifikan, pada tahun 2023 menjadi 300 mahasiswa. Kemudian pada 2024 ini ada 600 penerima beasiswa sarjana dengan alokasi anggaran Rp3 miliar,” ujarnya.
Jika ditotal, maka sudah terdapat 1.040 paket beasiswa dari program ‘Satu Keluarga Miskin Satu Sarjan’a yang telah disalurkan kepada penerima manfaat, yang menempuh kuliah di berbagai kampus di Indonesia.
“Penerima bisa kuliah di kampus mana saja di Indonesia, baik swasta mapun kampus negeri,” ucapnya.
Program ini, kata Budi, dikhususkan untuk mahasiswa dari keluarga miskin yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Oleh karenanya, agar memudahkan penyaluran, program ini dikelola oleh Dinsos.
“Pada awalnya, beasiswa sarjana ini dikelola oleh Dinas Pendidikan, selanjutnya pengelolaannya diserahkan kepada Dinsos, hingga sekarang,” terang dia.
Calon penerima manfaat program ini, terlebih dahulu harus mendaftar ke Dinsos. Selanjutnya, dilakukan seleksi administrasi, apakah para pelamar ini masuk dalam DTKS atau tidak.
“Lalu, ada seleksi nilai. Kenapa ada seleksi? Karena jumlah pendaftar melebihi kuota yang disediakan, antusiasme masyarakat tinggi. Alhamdulillah, yang ikut mendaftar ini IPK-nya bagus-bagus, bahkan ada yang 4,” ujarnya.
Advertisement
Segini Besaran Manfaat yang Diterima Mahasiswa
Syarat lain dari penerima program beasiswa sarjana ini, penerima tidak atau belum mendapatkan beasiswa dari lembaga lain.
“Kalau sudah mendapat beasiswa dari lembaga lain, maka secara otomatis tidak bisa menerima program ini,” ucapnya.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Ngawi, Mochamad Turnawan, memaparkan pada tahun pertama tiap mahasiswa penerima manfaat mendapat beasiswa Rp9,8 juta per tahun.
Selanjutnya, pada tahun 2022 dan 2023, jumlah nominal beasiswa yang diterima tiap mahasiswa penerima manfaat sebesar Rp10 juta.
“Namun, untuk tahun 2024 dan selanjutnya, tiap mahasiswa penerima mendapat Rp5 juta per tahun. Nominalnya menurun, tapi jumlah penerima beasiswa terus meningkat dari tahun ke tahun,” jelasnya.
Disampaikan, pada tahun 2025, jumlah penerima beasiswa program ‘Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana’ ini meningkat menjadi 800 orang mahasiswa, dengan alokasi anggaran Rp4 miliar.
“Ke depan, targetnya 1.000 mahasiswa dari keluarga miskin yang akan menerima manfaat program ini. Sehingga, diharapkan 5 tahun ke depan, program ‘Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana’ ini dapat tuntas,” paparnya.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Ngawi pada Maret 2024 yakni sekitar 116,47 ribu jiwa.
Jumlah itu berkurang sekitar 4,83 ribu jiwa dibandingkan dengan kondisi Maret 2023 sebesar 121,30 ribu jiwa.
Secara persentase, penduduk miskin di Ngawi mengalami penurunan dari 14,40 persen pada bulan Maret 2023 menjadi sebesar 13,81 persen pada bulan Maret 2024.
Penulis: Nugroho Purbo