Sukses

Survei PUSKAPI, Banyak Warga Musi Banyuasin Belum Tahu Ada Pilkada Sumsel 2024

Pusat Kajian Pemilu Indonesia (PUSKAPI) menjelaskan hasil survei di masyarakat Musi Banyuasin Sumsel jelang Pilkada Sumsel.

Liputan6.com, Palembang - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Musi Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel) diikuti oleh dua orang pasangan calon (paslon), yakni M Thoha-Rohman dan Lucianty-Syaparuddin.

Kedua paslon tersebut bersaing ketat untuk mendapatkan suara dari warga Musi Banyuasin, jelang pencoblosan Pilkada Musi Banyuasin 27 November 2024 mendatang.

Pusat Kajian Pemilu Indonesia (PUSKAPI) menggelar survei tentang Pilkada Musi Banyuasin 2024, pada 10-16 November 2024 dengan jumlah 840 responden dengan margin of error 3,4 persen.

Dari hasil survei yang dilakukan secara wawancara tatap mula langsung, ada yang mendukung paslon nomor urut 1 Toha-Rohman, tak sedikit juga yang mendukung paslon nomor urut 2, Lucianty-Syaparuddin.

Namun ada juga warga Musi Banyuasin yang tak tahu jika ada Pilkada Musi Banyuasin, yang akan digelar dalam waktu sepekan ke depan.

Direktur Eksekutif PUSKAPI Zaenal Abidin Riam mengatakan, ada sekitar 3,6 persen warga yang disurvei mengaku jika mereka tidak tahu dan tidak pernah mendengar tentang Pilkada Musi Banyuasin Sumsel.

“Mereka memang tidak tahu ada Pilkada Musi Banyuasin. Bahkan ada juga yang tidak tahu sama sekali dengan kedua paslon. Sehingga mereka belum tahu siapa yang akan mereka pilih. Namun 96,4 persen tahu dengan Pilkada Musi Banyuasin dan kedua paslon yang maju,” ujarnya, Jumat (22/11/2024).

Ada juga survei yang menunjukkan masyarakat Musi Banyuasin belum menentukan pilihannya, apakah memilih Toha-Rohman, Lucianty-Syaparuddin atau ikut golongan putih (golput).

Dari hasil survei, ada yang akan memilih salah satu paslon pada masa hari tenang sebesar 21,7 persen dan 13,1 persen warga yang akan memilih paslon di hari pemilihan atau TPS.

“Banyak yang belum menentukan pilihan. Ada yang mau menunggu pas di TPS, ada yang beberapa hari dulu, bagaimana paslon bisa menggandengnya. Ada yang merasa belum menemukan alasan yang pas untuk memilih kedua paslon itu, salah satunya karena merasa kecewa tokoh idolanya tidak maju di Pilkada,” katanya.

Dengan hasil survei tersebut, Zaenal Abidin mengharapkan kedua paslon bisa menyusun strategi untuk menggandeng masyarakat golongan tersebut.

Dia juga memaparkan elektabilitas paslon Pilkada Musi Banyuasin mengalami naik turun. Jelang pencoblosan, elektabilitas Lucianty-Syafaruddin mengalami penurunan, yang berbanding terbalik dengan paslon Toha-Rohman yang elektabilitasnya naik.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Isu Korupsi

“Lucianty-Syafaruddin memiliki elektabilitas 45, 5 persen sedangkan Toha-Rohman elektabilitasnya unggul 49,6 persen. Lucianty-Syafaruddin tertinggal 4,17 persen dari Toha-Rohman,” katanya.

Menurutnya, isu korupsi yang melanda Lucianty dinilai sebagai penyebab utama menurunnya elektabilitas Lucianty-Syafaruddin. Karena, banyak masyarakat Musi Banyuasin baru mendapat informasi bahwa lucianty pernah terpidana kasus tindak pidana korupsi yang tertangkap OTT KPK beberapa tahun yang silam .

Penyebab turunnya elektabilitas Lucianty-Syaparuddin yakni karena calon bupati (cabup) Lucianty bukan asli Musi Banyuasin dan tidak tinggal di daerah tempat dia maju di Pilkada. Hanya wakilnya saja, Syafaruddin yang asli warga Musi Banyuasin Sumsel.

Hal tersebut berdampak baik bagi Toha-Rohman, yang keduanya adalah suku asli Musi Banyuasin dan tidak pernah terjerat kasus tindak pidana korupsi (tipikor).

“Namun ada yang mendukung Lucianty-Syaparuddin, karena cabup Lucianty dikenal masyarakat, sudah berpengalaman di dunia politik dan Ketua Partai Kebangkitan Nasional (PKN) Sumsel, jadi itu dianggap lebih unggul dari Toha,” ujarnya.