Sukses

Siswa Timedoor Academy Berjaya di Kompetisi Coding Anak Terbesar di Asia Tenggara

Tidak hanya berfokus pada kemampuan teknis, kompetisi Tech Kids Grand Prix ASEAN 2024 tingkat Asia Tenggara ini juga menjadi wadah untuk meneksplorasi minat serta ide-ide inovatif para peserta.

Liputan6.com, Jakarta Prestasi dunia pendidikan Indonesia kembali harum setelah tiga siswa Timedoor Academy meraih penghargaan bergengsi pembelajaran coding dan digital anak-anak, kejuaraan Tech Kids Grand Prix ASEAN 2024 tingkat Asia Tenggara di Singapura (8/11) lalu.

Di tengah persaingan dengan ratusan siswa dari berbagai negera. Siswa Timedoor Academy mampu menunjukkan kemampuan coding dan kreativitas mereka di ajang bergengsi ini.

“Tercatat, tiga siswa Timedoor Academy tampil sebagai finalis,” ujar Founder Timedoor Academy Setyo Purwaningsih, bangga.

Mereka adalah Nadzkara Fakhri Madenda (Fay), Mohammad Fardeen, dan Luke Caesar Njoto Imanuel, masing-masing meraih penghargaan bergengsi atas proyek luar biasa mereka.

“Tidak hanya berfokus pada kemampuan teknis, kompetisi ini juga menjadi wadah untuk meneksplorasi minat serta ide-ide inovatif para peserta,” ujar dia.

Untuk Nadzkara Fakhri Madenda (Fay), siswa Timedoor Academy Kelapa Gading, meraih Presentation Award untuk game interaktif bertema tradisi Indonesia yang menggambarkan tentang ragam budaya nusantara, mulai makanan tradisional, musik, pakaian, senjata, dan permainan rakyat.

“Kemampuan Fay dalam mempresentasikan proyeknya dengan menarik dan interaktif menjadi kunci keberhasilannya,” ujar dia.

Kemudian, Mohammad Fardeen, siswa Timedoor Academy dari Bangladesh, mendapatkan Product Award untuk Saving App inovatif bagi anak-anak. Aplikasi ini dirancang untuk mengajarkan literasi keuangan dan pentingnya menabung kepada anak-anak.

“Konsep visioner dan dampak positif dari aplikasi ini diakui oleh para juri, terutama dalam konteks kebutuhan serupa di Bangladesh,” kata dia.

Sementara, Luke Caesar Njoto Imanuel, siswa dari cabang Timedoor Academy dari Sukomanunggal, berhasil masuk dalam Top 10 dengan game shooter 3D yang memukau.

“Desain realistis dan gameplay yang menarik dari proyek Luke menunjukkan perhatian luar biasa terhadap detail serta dedikasinya dalam menciptakan pengalaman bermain yang imersif,” papar dia.

 

2 dari 2 halaman

Top 30

Selain para finalis, terdapat lima siswa lainnya yang berhasil masuk dalam Top 30, hal ini menjadi bukti bahwa Timedoor Academy mampu melahirkan siswa berbakat yang luar biasa, hasil dari program pendidikan yang dijalankan perusahaan.

Mereka antara lain adalah I Nyoman Aditya Basudeva Mahaputra (Gatsu Branch), Gede Agasthya Putra Darmawan (Gatsu Branch), Theodorus Giovanni D (Gayungan Branch), Jabir Sharwar (Online Bangladesh), dan Mahrus Rahman Ayan (Online Bangladesh).

Kompetisi ini tidak hanya menjadi ajang prestasi tetapi juga pengalaman belajar yang luar biasa bagi para siswa. Fay dan Fardeen secara khusus menyampaikan betapa berartinya kompetisi ini bagi mereka.

“Ini adalah pengalaman yang luar biasa. Saya belajar banyak tentang cara mempresentasikan ide dan meningkatkan proyek saya,” ungkap Fay Bersama Fardeen.

Melalui kursus coding yang menarik dan proyek inovatif, Timedoor Academy memberdayakan siswa untuk mengeksplorasi teknologi, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, dan menjadi pencipta masa depan.

Hingga saat ini, Timedoor Academy dikenal dengan komitmennya sebagai lembaga pendidikan digital berkualitas tinggi bagi anak-anak di Asia Tenggara.

Selama kegiatan berlangsung, turut hadir Founder Timedoor Academy lainnya yaitu Yutaka Tokunaga, Ayu Krisnasari (Curriculum Manager), dan Bernadet Andini (Curriculum and Teacher Leader).

“Kehadiran mereka menunjukkan komitmen Timedoor Academy dalam mendukung pertumbuhan dan kesuksesan siswa, baik di dalam maupun di luar ruang kelas,” kata dia menambahkan.