Sukses

Strategi Sumsel Hadapi Defisit Neraca Pangan dan Tingginya Angka Kemiskinan

Bank Indonesia perwakilan Sumsel merekomendasikan ke pemangku kebijakan dan stakeholder, terkait strategi sumsel menghadapi berbagai tantangan perekonomian Sumsel.

Liputan6.com, Palembang - Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) kerap disebut sebagai daerah di Indonesia sebagai lumbung pangan dan energi. Bahkan Sumsel masuk dalam salah satu penghasil padi terbanyak di Indonesia.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, luas panen padi tahun 2024 sekitar 521,25 ribu hektare, meningkat seluas 17,11 hektare atau 3,30 persen dibanding 2023 sebesar 504,14 ribu hektare.

Untuk produksi padi tahun 2024 sekitar 2.842,56 ribu ton GKG, meningkat sebanyak 9,79 ribu ton GKG atau 0,35 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 2.832,77 ribu GKG.

Dirilis dari esdm.go.id, Sumsel mempunyai potensi sumber daya energi yang beraneka ragam, seperti minyak bumi, gas bumi, batubara, panas bumi, biomassa, Coal Bed Methane (CBM), mikrohidro dan gambut. Potensi lainnya juga berlimbah, yakhi energi terbarukan yakni energi air, energi minihidro dan mikrohidro, energi surya, energi angin dan panas bumi.

Bank Indonesia perwakilan Sumsel memprediksi, ekonomi Sumsel akan tumbuh sebesar 4,7 persen hingga 5,5 persen hingga akhir tahun. Serta bisa meningkat sekitar 4,8 persen hingga 5,6 persen hingga 2025 mendatang.

Dari sisi perkembangan harga, secara tahunan perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Sumsel per Oktober 2024 tetap terkendali sebesar 1,09 persen (yoy). Yang akhirnya menempatkan Sumsel, menjadi provinsi dengan tingkat inflasi tahunan terendah kedua di regional Sumatera.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan M. Latif berkata, di tengah optimisme peningkatan ekonomi Sumsel, Bank Indonesia memprediksi ada beberapa tantangan yang masih akan dihadapi.

Hal tersebut diungkapkannya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 yang digelar secara hibrida (daring dan luring) di Hotel Aryaduta Palembang, Kamis (29/11/2024) malam.

“Ada defisit neraca pangan seiring pola seasonal, tingkat kemiskinan Sumsel yang masih di atas rata-rata nasional dan tingginya biaya distribusi akibat infrastruktur transportasi yang belum memadai,”

Lalu, komoditas ekspor Sumsel yang masih didominasi raw materials, serta masih timpangnya tingkat akseptansi sistem pembayaran dan keuangan digital yang masih terjadi di 17 kabupaten/kota di Sumsel.

Bank Indonesia Sumsel merekomendasikan lima langkah strategis, yang dapat diambil para pemangku kebijakan di Sumsel. Yakni penguatan sinergi TPID melalui penguatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

“Dengan akselerasi program pengentasan kemiskinan melalui sinergi dan kolaborasi antar lembaga dan instansi di daerah, melalui Sekretariat Bersama Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Daerah Sumsel,” ujarnya.

Lalu, mendorong investasi untuk membangun reformasi structural, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Dan juga mendorong hilirisasi komoditas unggulan Sumsel, serta penguatan infrastruktur digital dan peningkatan literasi digital masyarakat.

Sekda Sumsel Edward Candra mengajak seluruh jajaran Forkopimda, OPD, perbankan, BUMN dan BUMD, pelaku usaha, dan akademisi untuk memperkuat kolaborasi dan inovasi, agar tantangan yang akan dihadapi Sumsel bisa teratasi.

“Semoga sinergi dan kerja sama dapat terus ditingkatkan demi mencapai visi kita bersama, yaitu Sumsel Maju untuk Semua,” ujarnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Apresiasi Bank Indonesia

Dalam kegiatan tersebut, Bank Indonesia Sumsel memberikan penghargaan kepada stakeholder di Sumsel. Yakni Lembaga Pendukung Asesmen Ekonomi dan Keuangan Daerah Terbaik - 2024 diberikan kepada BPS Sumsel.

Lalu, Bank dengan Kegiatan Pengelolaan Uang Rupiah Terbaik Sumsel - 2024 diraih oleh BCA Kanwil VI Palembang. Stakeholder Pendukung Edukasi Cinta, Bangga, Paham Rupiah Terbaik Sumsel – 2024 diberikan kepada Kampung Dongeng Sumatera Selatan.

Lalu, Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) Terbaik Sumsel – 2004 yang dianugerahkan kepada PT Sumber Daya Usaha. Dan Beskabean Coffee Roastery meraih penghargaan sebagai UMKM Digital Binaan Terbaik Sumsel – 2024.

Bank Indonesia juga bersinergi dengan Dinas Perindustrian Sumsel, memberikan apresiasi dan penghargaan kepada enam pelaku usaha pemenang Industri Kecil Menengah (IKM) Awards 2024 yakni Doyan Kitchen, Pempek Bunda Rara dan Oleh-oleh Kamilah masing-masing sebagai Juara 1, 2, dan 3 pada kategori pangan.

“Untuk kategori sandang, kerajinan, dan umum Juara 1, 2 dan masing-masing dimenangkan oleh Kemitraan Gaharu Sriwijaya, Kampung Sunan, dan Lastri Collection,” ungkapnya.