Liputan6.com, Lampung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Panjang, Lampung, mengeluarkan peringatan dini terkait peningkatan kecepatan angin di perairan Lampung yang diperkirakan berlangsung selama sepekan, mulai 1 hingga 7 Desember 2024.
Kepala Stasiun BMKG Maritim Panjang, Tarjono menjelaskan bahwa peningkatan kecepatan angin ini disebabkan oleh penurunan tekanan udara di wilayah Australia, yang dipengaruhi oleh gangguan siklonik di sekitar Indonesia dan Australia.
Baca Juga
Salah satunya adalah pusat tekanan rendah di wilayah Utara Australia dan siklon tropis Robyn yang masih terpantau di Samudra Indonesia Selatan Jawa. Selain itu, belokan arah angin di sekitar Selat Sunda juga memengaruhi kecepatan angin di wilayah Lampung.
Advertisement
“Peningkatan kecepatan angin ini memengaruhi sejumlah wilayah perairan Lampung,” kata Tarjono, Senin (2/12/2024).
BMKG memperkirakan kecepatan angin dapat mencapai 30 knot di beberapa perairan Lampung, di antaranya perairan Barat Lampung, Samudera Hindia sebelah Barat Lampung, Selat Sunda bagian barat, Teluk Lampung, dan perairan Timur Lampung bagian Selatan.
Tarjono mengingatkan agar masyarakat dan pelaku pelayaran tetap waspada, karena kondisi ini berpotensi mengganggu aktivitas pelayaran dan kegiatan di pesisir.
Peningkatan kecepatan angin dan gelombang besar dapat meningkatkan risiko keselamatan bagi berbagai jenis kapal.
Untuk perahu nelayan, risiko muncul jika kecepatan angin melebihi 15 knot dan gelombang lebih dari 1,25 meter. Kapal tongkang berisiko jika kecepatan angin lebih dari 16 knot dan gelombang di atas 1,5 meter, sedangkan kapal ferry berisiko jika angin mencapai 21 knot dan gelombang lebih dari 2,5 meter.
Kapal besar, seperti kargo atau pesiar, berisiko signifikan jika kecepatan angin melebihi 27 knot dan gelombang lebih dari 4 meter.
BMKG juga mengimbau masyarakat di kawasan pesisir untuk tetap waspada dan mengantisipasi dampak dari peningkatan angin ini. Pelaku pelayaran diminta untuk menunda keberangkatan jika kondisi dianggap tidak aman.
“Warga diminta untuk tidak panik berlebihan, namun tetap memantau informasi cuaca maritim terbaru dari BMKG sebelum beraktivitas di laut,” tegas Tarjono.