Liputan6.com, Semarang - APEC (Asian Pacific Economics Corporation) menggelar forum pemberdayaan perempuan dan anak muda. Tahun ini mengambil tajuk “Forum Pemberdayaan Perempuan dan Pemuda APEC 2024: Mendorong Pendidikan Inovatif dan Meningkatkan Keterampilan Tenaga Kerja untuk Masa Depan yang Berkelanjutan dan Inklusif” di Taipei, Taiwan.
Diikuti 80 peserta, 16 peserta merupakan anak-anak muda. Mereka berasal berbagai negara seperti Amerika Serikat, Peru, Kanada, Vietnam, Filipina, Australia, Malaysia, Singapura, Thailand, Korea Selatan, Meksiko, Selandia Baru, Rusia, Chile, Papua Nugini, Jepang, Taiwan, dan Indonesia.
Baca Juga
Empat mahasiswa dari Indonesia dipilih sebagai perwakilan delegasi forum APEC, salah satu di antaranya adalah Rhea Gita Khaerunnisa Kosasih, mahasiswa Semester VII Prodi Bahasa Asing Terapan Sekolah Vokasi Undip. "Kami jadi terbuka pikirannya. Dalam pidato Direktur Departemen Pendidikan Tinggi di Kementerian Pendidikan Taiwan, Kao-Hsien Liao, disampaikan tantangan perubahan ekonomi global yang sedang berlangsung," kata Rhea.
Advertisement
Dijelaskan pula bahwa forum APEC, diharapkan dapat membuka peluang baru bagi pemuda dan perempuan, terutama dalam bidang pendidikan, kewirausahaan, dan pengembangan keterampilan lintas disiplin, guna mendukung pembangunan yang inklusif. "Ada juga paparan Freya Wu, General Manager di 886 Studios yang berkomitmen untuk membangun dan meluncurkan startup berbasis di Taiwan ke panggung global," katanya.
Menurut Rhea, forum ini sangat inspiratif. Rata-rata perusahaan besar selalu berproses dari kecil. Ditambahkan bahwa Freya juga pelatih karir yang membantu para profesional muda dalam membangun kepercayaan diri, menemukan nilai diri, dan menentukan jalur karier mereka.
Dalam forum APEC ini juga dihadirkan para pakar dan profesional bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika) dan juga kewirausahaan. "Kisah Michelle Chiang, pendiri Boho A La Mode, sebuah studio kerajinan macrame (anyaman) sangat menarik. Diceritakan bagaimana ia terinspirasi ibu mertuanya yang ahli dalam seni anyaman kuno tersebut. Hal-hal yang tradisional jika dikelola dengan tepat akan menjadi mercusuar bisnis yang khas. Indonesia bisa mengambil inspirasi ini dengan batik misalnya," katanya.
Chiang akhirnya menulis kisah hidupnya dalam dunia seni kerajinan tangan. Ia juga mengajak peserta forum APEC untuk mencoba membuat berbagai karya kerajinan tangan yaitu macrame. Hari terakhir forum ditutup dengan kegiatan kunjungan ke beberapa lokasi usaha untuk memperoleh pengalaman yang lebih dalam mengenai pencapaian kesuksesan dari organisasi nirlaba dan pendidikan berkelanjutan di Taiwan.
Kaprodi Bahasa Asing Terapan SV Undip Sriwahyuni Istana Trahutami SS Mhum mengapresiasi keikutsertaan mahasiswanya di even internasional. "Semoga bisa menjadi inspirasi dan menular ke temannya untuk berprestasi," kata Sriwahyuni.