Liputan6.com, Sukabumi - Dari data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, tercatat selama dua hari (Selasa dan Rabu), sebanyak 33 wilayah di daerah itu terdampak bencana hidrometeorologi berupa banjir dan longsor hingga angin kencang dan tanah bergerak.
Baca Juga
"Mayoritas kasus bencana terjadi pada Rabu. Akibatnya ratusan jiwa terdampak bahkan satu warga dinyatakan meninggal akibat tertimbun tanah longsor di Kecamatan Gegerbitung yang hingga saat ini masih dalam pencarian," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Deden Sumpena di Sukabumi, Rabu (5/12/2024).
Advertisement
Adapun hasil rekapitulasi sementara kejadian bencana untuk bencana tanah longsor terjadi di 13 titik, banjir 9 titik, angin kencang 7 titik, dan pergerakan tanah di 4 titik yang tersebar di 22 kecamatan.
Kemudian untuk jumlah warga yang terdampak sebanyak 103 kepala keluarga atau 243 jiwa, mengungsi sebanyak 46 kepala keluarga atau 93 jiwa kemudian terancam sebanyak tujuh kepala keluarga atau 19 jiwa serta satu orang meninggal.
Selanjutnya untuk jumlah rumah yang rusak sebanyak 40 unit dengan rincian 36 unit rusak ringan, tiga rusak sedang dan satu rusak berat serta enam fasilitas umum rusak. Untuk total kerugian sementara mencapai Rp695 juta.
Menurut Deden, data tersebut masih sementara karena hingga saat ini petugas penanggulangan bencana masih melakukan asesmen dan penyisiran untuk mendata jumlah warga dan bangunan yang terdampak.
Selain itu, petugas penanggulangan bencana gabungan masih berada di beberapa lokasi bencana untuk memantau kondisi dan keamanan para penyintas bencana khususnya mereka yang mengungsi. Untuk bantuan darurat sudah mulai disalurkan secara bertahap kepada para penyintas.
Di sisi lain, pihaknya menyambut baik Pemkab Sukabumi menetapkan status tanggap darurat bencana, sehingga bisa mempercepat proses penanggulangan bencana hingga penyaluran bantuan sementara untuk para penyintas.
Jembatan Putus hingga Jalan Amblas
Curah hujan tinggi selama dua hari terakhir juga mengakibatkan ambruknya Jembatan Cisantri, yang menjadi penghubung utama menuju Objek Wisata Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi.
Kondisi itu mengakibatkan ruas Jalan Provinsi yang menghubungkan Palabuhanratu dengan Ciemas lumpuh total. Informasi dihimpun, jembatan tersebut mengalami kerusakan parah pada sambungannya yang menimbulkan longsor rongga besar.
Akibat jembatan putus, kendaraan maupun pejalan kaki tak bisa melintas melalui jalur tersebut. Diketahui, jembatan ini merupakan jalur vital menuju kawasan wisata Geopark Ciletuh benar-benar terputus.
“Baros-Sagaranten, lokasi Nyalindung. Satu lagi arah Geopark, ada dua titik malah. Kemarin tiga titik satu sudah selesai. Geopark jalur simpenan-loji, titik longsornya di daerah sangrawayan. Satu lagi jembatan Cisanti, Simpenan,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena.
Jembatan ini diketahui berfungsi sebagai jalur utama distribusi logistik dan jalur wisatawan yang mengarah ke kawasan destinasi wisata andalan seperti Geopark Ciletuh.
"Jembatan ini adalah satu-satunya akses utama yang menghubungkan wilayah Palabuhanratu ke Ciemas," ujar warga sekitar, Didi (42).
Dia mengatakan, dengan putusnya jembatan tersebut aktivitas ekonomi dan wisata di wilayah ini terancam lumpuh. Akibat Kejadian itu, warga yang hendak menuju Ciemas harus menggunakan jalur alternatif yang memutar ke arah Ciemas meskipun membutuhkan waktu cukup lama.
"Sekarang tidak bisa dilewati sama sekali, bahkan jalan kaki pun tidak memungkinkan," sambung dia.
Banjir yang merendam fasilitas kesehatan di Kecamatan Palabuhanratu, membuat seorang ibu dan bayinya perlu dievakuasi. Aksi heroik itu dilakukan Kasat Samapta Polres Sukabumi, AKP Dadi.
Momen dramatis video berdurasi 20 detik yang merekam proses evakuasi ibu dan bayi dari Puskesmas Palabuhanratu, dan aksi itu mendapat apresiasi dari masyarakat. Banjir yang dipicu oleh luapan Sungai menggenangi kawasan Puskesmas Palabuhanratu, menyebabkan sejumlah orang terjebak tanpa akses keluar.
Dalam video itu terlihat AKP Dadi memimpin langsung proses evakuasi. Ia secara seksama menarik sang ibu yang menggendong bayi di tengah arus banjir yang cukup deras. Meski menghadapi tantangan berupa arus air yang kuat, evakuasi berjalan sukses.
"Saat itu, arus sangat deras dan banjir sudah mencapai dada orang dewasa. Para petugas memprioritaskan evakuasi ibu dan bayi tersebut karena situasinya cukup mengkhawatirkan. Langsung di tandu oleh petugas dan dapat dievakuasi ke area jauh dari rendaman banjir," ujar Kasi Humas Polres Sukabumi Iptu Aah Saepul Rohman.
Selain itu, ada juga seorang ibu yang terjebak dari derasnya banjir tersebut. Tanpa ragu para petugas pun mengevakuasi menggunakan tandu lantaran kondisinya tidak memungkinkan berjalan.
Warga yang menyaksikan momen tersebut mengaku tak kuasa menahan rasa haru. "Terima kasih kepada petugas yang sudah membantu menyelamatkan mereka. Situasinya sangat sulit, tetapi mereka tetap sigap dan berani," kata Tuti (42), salah satu warga setempat.
Hingga kini, banjir di wilayah Palabuhanratu masih dalam penanganan. Tim gabungan dari Polres Sukabumi, TNI, BPBD, dan Basarnas terus bersiaga untuk memastikan keselamatan warga di lokasi terdampak.
Advertisement