Liputan6.com, Yogyakarta - Tahukah anda bahwa ada beberapa negara di dunia yang memiliki fakta unik yang jarang ditemukan di tempat lain? Misalnya, ada negara yang tidak memiliki nyamuk, negara dengan satu zona waktu untuk seluruh wilayahnya, dan negara yang dilarang mengonsumsi produk tertentu.
Mengutip dari berbagai sumber, mari kita bahas lebih lanjut mengenai 3 fakta unik dunia ini.
1. Tidak Ada Coca Cola di Korea Utara dan Kuba
Advertisement
Meskipun Coca-Cola adalah salah satu minuman bersoda paling populer di seluruh dunia, ternyata tidak ada Coca-Cola di Korea Utara dan Kuba. Ini disebabkan oleh embargo perdagangan jangka panjang yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap kedua negara tersebut.
Baca Juga
Embargo tidak hanya membatasi masuknya produk-produk Amerika seperti Coca-Cola, tetapi juga menghambat berbagai jenis perdagangan lainnya. Hal ini membuat kedua negara tersebut sulit untuk mengakses berbagai macam barang dan teknologi yang tersedia di pasar global.
Embargo biasanya diterapkan sebagai bentuk tekanan politik terhadap suatu negara. Dalam kasus Korea Utara dan Kuba, embargo ini terkait dengan perbedaan ideologi dan kebijakan politik kedua negara dengan Amerika Serikat.
Meskipun Coca-Cola tidak tersedia, kedua negara ini tentu memiliki minuman bersoda lokal sebagai alternatif. Minuman-minuman ini mungkin memiliki rasa yang berbeda dan karakteristik unik yang mencerminkan budaya masing-masing negara.
Situasi politik internasional selalu dinamis. Ada kemungkinan di masa depan hubungan antara Amerika Serikat dengan Korea Utara dan Kuba akan membaik. Jika hal ini terjadi, maka tidak menutup kemungkinan embargo akan dicabut dan Coca-Cola bisa masuk ke pasar kedua negara tersebut.
2. China Hanya Memiliki Satu Zona Waktu
Meskipun wilayahnya sangat luas, China memang hanya memiliki satu zona waktu resmi, yaitu Waktu Standar Beijing (Beijing Standard Time/BST) atau juga dikenal sebagai Waktu Standar China (China Standard Time/CST). Ini adalah hal yang unik jika dibandingkan dengan negara-negara besar lainnya seperti Rusia atau Amerika Serikat yang memiliki beberapa zona waktu.
Penggunaan satu zona waktu di China memiliki makna yang kompleks, melampaui sekadar pengaturan waktu. Keputusan ini dilandasi oleh berbagai pertimbangan strategis, terutama terkait persatuan nasional.
Pemerintah China secara sadar ingin menekankan kesatuan nasional dan mengurangi perbedaan regional melalui kebijakan ini. Selain aspek politis, satu zona waktu juga membawa manfaat praktis, khususnya dalam efisiensi transportasi dan komunikasi di seluruh negeri, yang memudahkan pengaturan jadwal secara nasional.
Pada masa lalu, China pernah memiliki beberapa zona waktu yang berbeda, namun kemudian diubah menjadi satu zona sebagai upaya memperkuat sentralisasi kekuasaan. Hal ini mencerminkan bagaimana pengaturan waktu tidak sekadar persoalan teknis, melainkan juga instrumen untuk meneguhkan kontrol pemerintah pusat terhadap wilayah-wilayah yang sangat luas dan beragam.
Simak Video Pilihan Ini:
Tanpa Nyamuk
 3. Islandia Satu-satunya Negara Tanpa Nyamuk
Islandia adalah satu-satunya negara di dunia yang bebas dari nyamuk, sebuah kondisi unik yang dihasilkan dari kombinasi faktor alam yang menghambat kehidupan serangga tersebut. Iklim ekstrem negara ini memainkan peran utama, dengan suhu yang dapat menurun hingga -38 °C dan mengalami tiga siklus pembekuan dan pencairan besar setiap tahunnya.
Kondisi geografis Islandia pun sangat tidak kondusif bagi kehidupan nyamuk, dengan tanah yang sebagian besar terbentuk dari lava dan memiliki sedikit danau atau sungai. Perairan di sekitar pulau ini terlalu dingin dan tidak stabil untuk mendukung siklus hidup nyamuk, yang membutuhkan air tenang dan hangat untuk bertelur.
Letak geografis Islandia turut mendukung kondisi ini, terletak 300 km dari Greenland dan 1.000 km dari Norwegia, sehingga nyamuk harus menyeberangi lautan yang luas untuk dapat mencapai pulau tersebut. Menariknya, meskipun bebas dari nyamuk, Islandia tetap memiliki keanekaragaman hayati terutama di lautan di sekitarnya, yang menjadi habitat bagi lebih dari 20 spesies paus yang berbeda.
Â
Penulis: Ade Yofi Faidzun
Advertisement