Liputan6.com, Sukabumi - Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, bersama Kapolda Jawa Barat, Danrem, dan BNPB langsung meninjau lokasi bencana pergerakan tanah yang melanda Kampung Cihonje, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.
Setelah meninjau rumah warga yang terdampak retakan tanah, ia bersama rombongan didampingi oleh Bupati Sukabumi, Kapolres Sukabumi Kota, dan Kapolres Sukabumi, melanjutkan kunjungan ke posko bencana, dapur umum, gudang logistik, dan berbincang dengan penyintas bencana di tenda darurat yang terletak di halaman kantor Desa Sukamaju.
Advertisement
Baca Juga
“Kami baru saja meninjau Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar. Fokus utama kami saat ini adalah evakuasi warga dan penanganan transportasi yang terputus akibat longsor,” ujar Bey Machmudin pada Kamis (5/12/2024).
Bey menuturkan, ada beberapa jalan dan jembatan yang hancur memerlukan perbaikan. Proses perbaikan ditargetkan memerlukan waktu sekitar satu setengah bulan.
Tercatat sebanyak enam titik jalan milik pemerintah Provinsi Jawa Barat yang putus. Dia menyampaikan, untuk daerah yang terisolasi, distribusi logistik bisa dilakukan menggunakan kapal jika jalur darat terputus.
“Posko utama kami berada di Palabuhanratu, sebagai pusat koordinasi bantuan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa bantuan dapat terdistribusi dengan baik, sebagaimana yang disampaikan oleh Deputi BNPB,” jelasnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Bantuan bagi Rumah Terdampak Kerusakan
Selain itu Bey Machmudin menekankan pentingnya keselamatan warga. Untuk itu, ia meminta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk menganalisis kelayakan lokasi ini untuk dihuni kembali, atau diperlukan relokasi. Dampak bencana hidrometeorologi berupa longsor, banjir, dan pergerakan tanah.
“Bantuan untuk rumah yang rusak berat sebesar Rp60 juta, rusak sedang Rp30 juta, dan rusak ringan Rp15 juta, dengan syarat melalui assessment lebih lanjut,” ujarnya.
Meskipun puncak musim hujan telah diprediksi, lanjut dia, intensitas hujan khususnya di beberapa wilayah Jawa Barat lebih tinggi dari yang biasanya. Diperkirakan sampai Januari 2025.
Terkait jumlah korban, Bey mengakui ada keterlambatan dalam pengumpulan data akibat terputusnya jaringan komunikasi dan listrik.
“Sekitar 150.000 pelanggan terdampak pemadaman listrik, dengan 60.000 di antaranya sudah teraliri kembali. Data korban juga mengalami keterlambatan, namun kami terus memutakhirkan informasi melalui posko utama di Palabuhanratu,” tuturnya.
Lebih lanjut, terkait pemulihan pasokan listrik, Bey menyampaikan bahwa tim PLN yang terdiri dari 300 orang bekerja 24 jam untuk memperbaiki kerusakan, dengan tetap mengutamakan keselamatan petugas.
“Jika cuaca mendukung, mereka akan terus bekerja, namun jika hujan, mereka akan berhenti demi keselamatan,” sambung dia.
Bey juga mengingatkan pentingnya kerja sama antara TNI, Polri, perangkat desa, dan warga setempat. Pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam, terutama yang dipicu oleh hujan intensitas tinggi.
“Dalam situasi seperti ini, kita harus saling percaya dan tidak mudah curiga. Jangan sampai ada pihak yang mencoba mengambil keuntungan dari bencana ini,” ungkapnya.
Advertisement