Liputan6.com, Sukabumi - Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono mendatangi lokasi trauma healing di SDN Sukamaju, serta dapur umum di lokasi pengungsian terdampak bencana pergerakan tanah di Kampung Cihonje, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (7/12/2024).
Agus menilai proses penanganan masyarakat pengungsi sudah berjalan dengan baik. Mulai dari tempat tidur, hingga distribusi makanan. Sesuai prosedur tetap, Kemensos akan tetap fokus pada distribusi bantuan kebutuhan dasar untuk warga terdampak.
Pihaknya memastikan, penanganan bantuan bukan hanya lokasi pergerakan tanah Kecamatan Cikembar saja, namun di wilayah lainnya di Kabupaten Sukabumi yang terdampak.
Advertisement
Baca Juga
“Semua titik sudah kita tangani. Jadi di Sukabumi, dapur umum itu bukan hanya di sini. Titik-titik di mana masyarakat terkena bencana kita sudah mendirikan dapur umum kemudian tenda-tenda bantuan yang lain. Nanti begitu ada laporan lagi masuk nanti tim kita juga akan assessment ke sana,” jelas Agus.
Dia mengungkapkan, bantuan santunan dan stimulan diberikan dengan besaran variatif. Mulai dari Rp15 juta untuk korban meninggal dunia, serta Rp5 juta untuk korban luka-luka. Kemudian stimulan senilai Rp15 juta untuk rumah rusak berat, rusak ringan Rp5 juta.
Selain itu, apabila ada warga terdampak bencana yang dirawat di rumah sakit juga ditanggung biayanya. Namun, kata dia, semua itu harus dilakukan proses assessment terlebih dahulu.
“Setelah itu kemudian kita akan memberikan bantuan stimulan khusus bagi rumah yang rusak berat, rumah rusak ringan, ada yang meninggal, ada yang masuk rumah sakit, ada yang luka. Semua nanti akan mendapatkan atensi dari Kemensos. Tapi itu sifatnya hanya stimulan saja,” jelasnya.
Simak Video Pilihan Ini:
500 Hektar Sawah Terdampak akibat Saluran Irigasi Jebol
Agus juga mendapati ada sekitar 500 hektare sawah yang sudah tak bisa lagi produksi di Kampung Cihonje, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Lantaran saluran irigasi jebol akibat pergerakan tanah.
Selain mengurus para pengungsi, pihaknya juga mengerahkan jajarannya untuk mengurus sumber-sumber kehidupan masyarakat terdampak bencana tersebut.
“Setelah masa tanggap darurat ini nanti akan kita evaluasi bersama menteri-menteri, maupun lembaga negara yang lain. Yang jelas kedatangan saya di sini, memastikan dulu pada masa tanggap darurat bencana ini para pengungsi kebutuhan-kebutuhan dasarnya bisa terpenuhi. Yang penting mereka nyaman,” jelas Agus.
Lebih lanjut, Agus menyebutkan di masa tanggap darurat bencana ini Kemensos RI telah menyediakan makanan, kasur, selimut, tenda, hingga dapur umum sejak hari pertama. Data terakhir yang ia terima, tinggal 299 jiwa menghuni pengungsian terbagi di posko SDN Sukamaju, SDN Tegalpanjang, dan Kantor Desa Sukamaju.
“Karena sekolah itu dijadikan sebagai tempat pengungsian, sedangkan anak-anak SD sedang memasuki masa ujian, ternyata masih banyak ruang kosong di bangunan sekolah yang bisa dijadikan tempat aktivitas sekolah. Kalau itu tidak cukup, Kemensos juga sudah menyediakan tenda darurat untuk menampung mereka, melakukan aktivitas sekolah di tenda-tenda itu,” ungkapnya.
Pihak Kemensos juga meminta kepada masyarakat yang ingin memberikan donasi atau pun sumbangan kepada warga terdampak, agar dipusatkan di Dinas Sosial, atau melalui lembaga resmi pemerintah lainnya, agar lebih tertata dan bisa didistribusikan dengan baik
“Saya pikir semua sumbangan dan bantuan itu harus disentralisir di Dinas Sosial. Biar mereka nanti yang mengatur. Karena bagaimanapun sumbangan-sumbangan yang masuk itu harus ada izin, supaya tidak menimbulkan masalah-masalah berkepanjangan. Kemensos sekarang sedang mencoba membenahi itu,” terang dia.
Advertisement