Sukses

Kerap Terjadi Saat Musim Hujan, Kenali DBD pada Anak

Gejala demam berdarah biasanya diawali dengan demam tinggi yang bisa mencapai suhu 41 derajat Celcius, berlangsung 2-7 hari.

Liputan6.com, Bandung - Memasuki musim hujan di penghujung 2024 tidak ada salahnya meningkatkan kewaspadaan anggota keluarga terpapar penyakit. Salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD).

Menurut dokter spesialis anak Rumah Sakit Hermina Bandung, Vaya Dasitania, dr., SpA, saat musim hujan tiba, tak jarang disertai juga dengan munculnya penyakit demam berdarah.

"Demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Demam berdarah tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga menyerang anak," terang Vaya dicuplik dari laman Hermina Hospital.

Vaya menyebutkan gejala demam berdarah biasanya diawali dengan demam tinggi yang bisa mencapai suhu 41 derajat Celsius, berlangsung 2-7 hari.

Umumnya akan terlihat pada tiga hingga empat belas hari setelah masa inkubasi. Masa inkubasi adalah jarak waktu antara virus pertama masuk ke dalam tubuh sampai gejala pertama muncul.

"Penyebab DBD adalah virus dengue yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti," terang Vaya.

DBD tidak bisa menular langsung dari seseorang ke orang lain tanpa perantara nyamuk tersebut. Nyamuk Aedes aegypti biasanya berkembang biak di daerah berpenduduk tinggi (seperti di kota-kota besar) yang memiliki iklim lembap dan hangat.

Ciri-ciri spesifik dari gejala DBD yaitu demam tinggi hingga mencapai 41 derajat Celsius, flu, sakit kepala, nyeri sendi, otot, dan tulang, hingga rasa sakit di belakang mata, bisa bengasur 3-7 hari, dari pemeriksaan darah dapat ditemukan penurunan trombosit dan peningkatan kekentalan darah.

"Dokter akan melakukan pemeriksaan darah bila dicurigai DBD," tutur Vaya.

 

2 dari 2 halaman

Pengobatan DBD

Vaya menegaskan tidak ada obat-obatan khusus untuk mengobati DBD, tetapi gejala penyakit ini dapat diatasi dengan meminum banyak cairan, istirahat, dan mengonsumsi parasetamol.

Jika cara pengobatan tersebut diterapkan, biasanya DBD akan sembuh dalam waktu satu hingga dua pekan. Namun, jika terdapat demam selama lebih dari tiga hari, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.

"Meski hanya terjadi pada segelintir kasus, DBD bisa berkembang menjadi sebuah komplikasi yang lebih serius, yang disebut sebagai DBD berat," sevut Vaya.

Vaya menerangkan DBD berat bisa menyebabkan penderitanya mengalami penurunan tekanan darah atau syok, kerusakan organ, serta pendarahan.

Oleh karena itu, segera antarkan penderita yang dicurigai DBD berat ke rumah sakit untuk ditangani secepatnya karena dikhawatirkan bisa berujung kepada kematian jika terlambat ditangani.

Meskipun hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa menangkal DBD, tetapi beberapa langkah pencegahan penyakit ini bisa dilakukan, diantaranya:

- Mensterilkan rumah atau lingkungan sekitar rumah Anda, misalnya dengan penyemprotan pembasmi nyamuk.

- Membersihkan bak mandi dan menaburkan serbuk abate agar jentik-jentik nyamuk mati.

- Menutup, membalik, atau jika perlu menyingkirkan media-media kecil penampung air lainnya yang ada di rumah Anda.- Memasang kawat anti nyamuk di seluruh ventilasi rumah Anda.- Memasang kelambu di ranjang tidur Anda.- Memakai antinyamuk, terutama yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET) yang terbukti efektif. Namun jangan gunakan produk ini pada bayi yang masih berusia di bawah dua tahun.

- Mengenakan pakaian yang cukup bisa melindungi Anda dari gigitan nyamuk.

Berbagai langkah diatas diharapkan dapat menekan paparan DBD terhadap anak. Meski disebutkan Vaya, tidak sedikit orang dewasa terjangkit penyakit yang subur jumlahnya pada musim hujan.

Waspada itu penting, namun harus ditekankan jangan menjadi ketakutan yang berlebihan. Segera datang ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terkdekat seperti pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), dokter atau rumah sakit apabila terindikasi terdapat gejala DBD.

Video Terkini