Liputan6.com, Sukabumi - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK), menyampaikan duka cita mendalam kepada korban bencana alam di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Jusuf Kalla juga melakukan kunjungan ke markas PMI Kabupaten Sukabumi untuk memastikan kesiapan personil dalam upaya percepatan penanganan bencana.
Advertisement
Baca Juga
“Kami menyampaikan duka cita atas korban bencana banjir dan tanah longsor di Sukabumi,” kata JK usai menyambangi markas PMI Sukabumi, Sabtu (7/12/2024).
Tak hanya itu, PMI juga telah mengirimkan bantuan ke lokasi bencana serta menginstruksikan kepada relawan PMI untuk terjun ke lokasi bencana. Sebanyak 25 personel PMI telah tersebar di beberapa titik lokasi bencana.
“Selaku Ketua PMI juga mengirim bantuan teman-teman dan relawan disuruh bekerja,” sambung dia.
Hingga kini, bencana hidrometeorologi berupa banjir, longsor, dan pergerakan tanah ini telah berdampak pada 39 kecamatan dalam 158 desa, terbagi dalam empat jenis bencana diantaranya longsor 147 titik, banjir 79 titik, angin kencang 25 titik, dan pergerakan tanah 84 titik.
Kemudian, warga terdampak sebanyak 3.252 KK (5.184 jiwa), mengungsi 892 KK (2.921 jiwa), terancam 440 KK (755 jiwa), korban meninggal 10 jiwa, dan 2 orang masih dalam pencarian.
Adapun rumah terdampak kerusakan diantaranya, 628 rumah rusak berat, 360 rusak sedang, 603 rusak ringan, dan 347 rumah terancam.
Simak Video Pilihan Ini:
Jalan Provinsi Terputus, Akses Nyalindung-Sagaranten Hanya Bisa Dilewati Motor
Sedikitnya terdapat 20 rumah yang kondisinya hancur akibat pergerakan tanah di Desa Mekarsari Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi. Tak hanya itu, ruas jalan provinsi Nyalindung-Sagaranten terputus akibat pergerakan tanah.
Beton jalan mengalami patah hingga menimbulkan lobang 30 centimeter dengan panjang kerusakan hingga 100 meter. Jalan menuju Sagaranten ini pun terputus untuk kendaraan roda empat, sementara, kendaraan roda dua bisa melintas melewati kebun-kebun warga.
“Kalau total semua itu ada 57 KK kemungkinan lebih dari seratus jiwa yang terancam kemudian kita juga sekarang lagi mengakomodir buat posko darurat pertama, kita akan dipusatkan di satu titik di kampung Cisayar,” ujar Kepala Desa Mekarsari M Ilham Nugraha.
Dia mengatakan, terdapat tiga titik pergerakan tanah yaitu Kampung Pasir Ceuri, Kampung Cirendeu, dan Kampung Cisayar. Sementara untuk jumlah terdampak paling parah berada di Kampung Cisayar.
Sebagian besar rumah warga sudah hancur dan harus mengungsi. Pemerintah desa memusatkan pengungsian di salah satu pondok pesantren di Kampung Cisayar.
Warga sangat membutuhkan bantuan pangan dan alat tidur untuk mengungsi, hingga kini bantuan untuk korban pergerakan tanah masih minim, dan korban pengungsi sangat membutuhkan.
“Kita upayakan di satu titik agar terorganisir dengan baik, notabene disini itu kebanyakan petani, pangan itu agak repot karena mereka hari ini akan konsentrasi evakuasi barang barang dari rumahnya dan tidak punya stok pangan jadi yang paling dibutuhkan itu pangan sama alat tidur seperti kasur dan selimut,” ungkapnya.
Advertisement