Liputan6.com, DIY - Sekelompok orang yang menamakan diri Aliansi Santri Jalanan, menggelar demonstrasi menolak pengunduran diri Miftah Maulana Habiburohman sebagai Utusan khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, usai kasus penjual es teh viral. Mereka meminta Presiden Prabowo Subianto menolak pengunduran diri Miftah.
Aksi penolakan ‘pengunduran diri Miftah’ berlangsung di Titik Nol Kota Yogyakarta, Senin (9/12/2024). Di pamflet yang dibawa, Aliansi Santri Jalanan menulis "Cari Penyebar Postingan Pertama", "Ojo Mundur, Kalau Bukan Elu, Siapa Lagi?", dan "Miftah Love U".
"Kami mengenal beliau sejak 2016 dan merasa biasa gojek-gojek seperti itu. Dan maaf untuk kasus ini, penjual es teh itu (Sunhaji), dia juga santri Miftah juga. Saya biasa diolok-olok," kata Koordinator Aliansi Santri Jalanan sekaligus Panglima Besar Laskar Jogja, Indra Ika Putra.
Advertisement
Baca Juga
Aliansi Santri Jalanan hari ini menyuarakan penolakan pengunduran Miftah yang disampaikan pada Jumat (6/12/2024) lalu. Terlebih lagi Indra menyatakan saat keluarga penjual es teh Sunhaji dikumpulkan, Miftah sudah meminta maaf dan mengumrohkan mereka.
"Kami akan berkirim surat resmi kepada Presiden Prabowo Subianto untuk menolak pengunduran diri Miftah. Hari ini ada seribu personel yang turun menolak pengunduran Miftah," jelasnya.
Berasal dari kelompok mana saja, khususnya masyarakat marginal, Indra menyebut dalam pengajiannya Miftah selalu memberikan nilai-nilai positif dan memberikan pengenalan agama. Dalam dakwahnya, Miftah dinilai selalu memberi kontribusi bermanfaat bagi Aliansi Santri Jalanan.
Â
Mengaku Mundur Tanpa Tekanan Siapapun
Pasca viral kejadian ucapan tidak sopan kepada penjual es teh viral, saat pernyataan pengunduran dirinya yang disampaikan di Ponpes Ora Aji di Prambanan, Sleman. Miftah menegaskan keputusan pengunduran dirinya bukan karena tekanan atau permintaan dari siapapun.
"Saya dijadwalkan bertemu dengan Bapak Presiden oleh Kantor Sekretaris Kabinet pada Minggu depan," ucapnya.
Selama satu bulan menjabat sebagai utusan khusus, Miftah mengaku belum menerima gaji pertamanya dan bahkan belum menempati rumah dinas yang disiapkan.
Saat membaca pernyataan tersebut, Miftah menangis. Menurutnya air mata itu bukan karena pengunduran dirinya. Namun ini adalah tangisan yang merupakan perwujudan rasa haru dan bangga atas kebesaran hati Presiden Prabowo yang telah memberinya jabatan sehingga mengangkat setinggi-tingginya derajatnya.
"Kepada Bapak Presiden, saya mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya. Saya yang berlatar belakang anak jalanan, bergaul dengan premanisme dan lokalisasi diangkat derajatnya," tutupnya.
Advertisement