Liputan6.com, Manado - Klapertart menjadi salah satu hidangan penutup khas Natal di Manado. Kue tradisional ini sebenarnya merupakan sajian hasil akulturasi Belanda-Manado.
Klapertartmemiliki lapisan luar yang renyah dan rasa yang manis. Aroma kelapa menjadi salah satu ciri khas dari kue ini.
Mengutip dari indonesiakaya.com, masyarakat Manado telah mengalami akulturasi budaya di beberapa sektor, termasuk dalam cita rasa kulinernya. Salah satu bentuk akulturasi budaya itu bisa dilihat melalui hadirnya kue klappertaart.
Advertisement
Dari namanya saja, Klapertart merupakan perpaduan bahasa Belanda, klapper dan taart. Klapper merujuk kepada kelapa, sedangkan taart berarti kue. Dengan demikian, Klapertart adalah kue kelapa khas Manado yang menjadi sajian khas Natal hingga sekarang.
Baca Juga
Menurut Journal of Ethnic Foods Universitas Surya yang berjudul Klappertaart: An Indonesian-Dutch Influenced Traditional Food (2018), klappertarrt terlahir dari ide wanita Belanda pada masa lalu. Saat itu, kelapa menjadi komoditas yang melimpah di Manado.
Dengan penuh kreativitas, mereka menciptakan kuliner istimewa berbahan dasar kelapa muda. Bahan tersebut dimodifikasi dengan resep tar ala mereka.
Awalnya, Klapertart adalah hidangan eksklusif kalangan menengah atas Belanda yang hanya disajikan pada acara-acara istimewa. Eksklusivitas itu terbentuk lantaran bahan-bahan pembuat klappertaart yang mahal dan sulit didapat pada waktu itu, seperti susu, tepung terigu, raisin (anggur kering), rum, kacang kenari, kuning telur, dan daging kelapa muda yang lembut.
Beberapa komponen harus diimpor dari daerah-daerah seperti Bandung, Malang, Boyolali, Pasuruan, dan Semarang. Komponen tersebut adalah susu dan produk turunannya yang tidak tersedia di wilayah Manado.
Namun, hal itu tak menghalangi para wanita Belanda untuk tetap berkreasi. Kelezatan klappertaart pun menyebar melalui penduduk asli Manado yang bekerja di keluarga-keluarga Belanda kelas menengah atas atau kaum aristokrat yang memiliki hubungan dekat dengan orang-orang Belanda. Klappertaart juga tersebar melalui buku-buku resep yang ditulis oleh wanita-wanita Belanda di Manado.
Klapertart umumnya dimasak dengan dua cara, yaitu dipanggang atau dikukus. Metode dipanggang dapat menghasilkan klappertaart dengan tekstur lebih padat. Klappertaart jenis ini biasa disajikan dalam loyang aluminium foil berukuran besar dan disajikan dengan dipotong-potong untuk dinikmati bersama.
Sementara, Klapertart yang diolah dengan dikukus menghasilkan tekstur yang lembut. Klappertaart jenis ini biasanya disajikan dalam wadah aluminium foil berukuran kecil, sehingga dapat langsung dinikmati menggunakan sendok.
Hingga kini, Klapertart masih menjadi sajian mewah yang menjadi favorit banyak masyarakat Manado dan sekitarnya. Klappertaart juga telah menjadi hidangan khas di meja makan saat Natal tiba.
Â
Penulis: Resla