Liputan6.com, Yogyakarta - Dalam perjalanan sejarah kuliner Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa masa kolonial Belanda meninggalkan jejak yang kuat dalam dunia kuliner nusantara. Salah satu warisan terindah adalah deretan kue-kue lezat yang kini dianggap sebagai makanan tradisional Indonesia, namun sebenarnya memiliki akar sejarah dari tanah Belanda.
Perpaduan selera antara cita rasa Eropa dan kekayaan bahan lokal telah melahirkan karya kuliner yang menakjubkan. Mengutip dari berbagai sumber, mari kita telusuri kisah di balik tujuh kue legendaris ini, yang telah melewati perjalanan panjang dari dapur kolonial hingga menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner Indonesia.
1. Dadar Gulung
Advertisement
Siapa sangka kue gulung hijau nan menggoda ini berasal dari pannekoek Belanda? Dadar gulung dengan balutan hijau pandan dan isian kelapa parut bercampur gula merah ini adalah metamorfosis sempurna dari kue tipis Eropa. Warna hijaunya yang memesona berasal dari daun pandan asli Indonesia, sementara teknik pembuatan lipatannya mengadaptasi resep asli Belanda.
Baca Juga
Setiap gigitan dadar gulung adalah perjalanan rasa yang memadukan kelembutan krep dengan kemanisan gula merah dan gurihnya kelapa parut. Kue ini bukan sekadar makanan, melainkan sebuah narasi kuliner tentang pertemuan dua budaya.
2. Risoles
Risoles, atau risole, adalah bukti nyata bagaimana kolonialisme mengubah lanskap kuliner. Pastry ala Eropa ini diubah total dengan kreativitas cook Indonesia menjadi camilan yang tak terlupakan. Isian daging cincang, sayuran, atau ragam bahan lokal lainnya membuat risoles jauh berbeda dari versi asli Belanda.
Dilumuri tepung roti renyah dan digoreng hingga keemasan, risoles adalah perpaduan teknik memasak Eropa dengan cita rasa nusantara. Setiap gigitan adalah sejarah yang dapat dikonsumsi.
3. Perkedel: Transformasi Frikadel Kolonial
Frikadel klasik Belanda telah mengalami transformasi total menjadi perkedel Indonesia. Dari sekadar bola daging, kini perkedel hadir dalam berbagai varian - kentang, jagung, hingga udang. Bumbu-bumbu lokal seperti bawang merah, daun bawang, dan rempah nusantara telah mengubah frikadel menjak hidangan yang jauh lebih kompleks.
Â
Semur
4. Semur
Semur, yang berasal dari kata Belanda smoor, adalah bukti nyata bagaimana proses memasak dapat melampaui batas-batas geografis. Hidangan berkuah manis dengan daging sapi atau ayam ini memperlihatkan bagaimana teknik memasak Eropa dipadukan dengan bumbu-bumbu Indonesia.
Setiap sendok semur adalah perjalanan rasa yang memadukan kekentalan kuah ala Eropa dengan kompleksitas rempah nusantara. Inilah diplomasi kuliner sejati.
5. Selat Solo
Selat Solo atau slachtje dalam Bahasa Belanda adalah saksi bisu pertemuan budaya di atas piring. Hidangan yang konon berasal dari Solo ini memadukan elemen masakan Eropa dengan bahan-bahan lokal, menciptakan hidangan yang unik dan tak terlupakan.
6. Lapis Legit
Lapis legit atau spekkoek adalah karya kuliner paling spektakuler. Setiap lapisannya adalah cerita tentang kesabaran, ketelitian, dan pertemuan budaya. Dibuat dengan telur, mentega, dan rempah-rempah, kue ini membutuhkan keahlian tinggi untuk menghasilkan larik lapisan yang sempurna.
7. Nastar
Nastar atau ananas taart adalah transformasi total kue kering Belanda. Dengan isian selai nanas lokal, kue ini telah mengalami metamorfosis total dari versi aslinya.
Â
Penulis: Ade Yofi Faidzun
Advertisement