Sukses

5 Larangan Unik di Berbagai Negara

Mengutip dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa larangan unik dari berbagai dunia

Liputan6.com, Yogyakarta - Dunia ini begitu luas dan beragam, tak hanya dalam budaya dan bahasa, tetapi juga dalam aturan dan peraturan yang berlaku. Beberapa negara memiliki larangan yang mungkin terdengar aneh atau bahkan lucu bagi kita.

Mengutip dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa larangan unik dari berbagai dunia:

1. Larangan makan di tempat umum di Jepang

Di Jepang, kebiasaan makan atau minum sambil berjalan atau berdiri di tempat umum umumnya dianggap tidak sopan. Hal ini dikarenakan dapat mengganggu dan menghambat lalu lintas pejalan kaki, terutama di area ramai seperti stasiun kereta atau jalanan pusat kota.

Selain itu, tindakan tersebut juga berpotensi mengotori lingkungan sekitar. Lebih jauh lagi, kebiasaan ini dianggap kurang menghormati ruang publik yang seharusnya digunakan bersama oleh semua orang.

Akan tetapi, ada beberapa pengecualian yang lazim ditemui, seperti saat menikmati makanan atau minuman di bangku taman, area tempat duduk pusat perbelanjaan, atau di sepanjang shotengai (jalan perbelanjaan) dan omatsuri (pasar kuil). Di tempat-tempat ini, makan sambil berjalan atau berdiri umumnya lebih diterima karena sudah menjadi bagian dari budaya setempat dan tidak mengganggu aktivitas orang lain.

2. Larangan Menginjak Mata Uang di Thailand

Menginjak mata uang Thailand adalah tindakan kejahatan yang dilarang di Thailand. Hal ini karena mata uang Thailand, yaitu baht, memuat gambar Raja Thailand sebagai tanda penghormatan terhadap monarki.

Menginjak uang baht dianggap sebagai tindakan yang tidak menghormati Raja dan menyinggung harga dirinya. Tindakan menginjak uang baht termasuk dalam kategori Lèse majesté, atau kejahatan yang melanggar keagungan.

Pelaku yang tertangkap dapat dihukum dengan denda atau penjara, tergantung tingkat pelanggaran dan keputusan pengadilan. Selain menginjak, meremas atau melipat uang baht juga dilarang di Thailand.

3. Dilarang Meludah di Inggris

Di Inggris, meludah di tempat umum dilarang dan dianggap sebagai membuang sampah sembarangan. Siapa pun yang ketahuan meludah di tempat umum akan dikenai denda tetap sebesar £100.

Meludah sembarangan dilarang di Inggris karena pemerintah Inggris menganggapnya bisa menimbulkan masalah kesehatan dan pencemaran lingkungan. Meludah sembarangan bisa menjadi penyebab utama penyebaran penyakit menular seperti TBC, flu babi, flu burung, pneumonia, dan penyakit gastrointestinal.

4. Dilarang Memakai Sendal Jepit di Italia

Di Italia, penggunaan sandal jepit sangat dibatasi di beberapa tempat. Baik di pusat kota, restoran, atau tempat-tempat ibadah seperti gereja, sandal jepit dianggap tidak sopan dan kurang sesuai dengan norma gaya berpakaian setempat.

Bahkan di pulau Capri yang terkenal dengan keindahannya, penggunaan sandal jepit secara eksplisit dilarang untuk menjaga ketenangan dan keindahan pulau. Jika Anda berencana mengunjungi kota-kota besar seperti Florence atau Milan, sebaiknya hindari mengenakan sandal jepit terutama saat mengunjungi tempat-tempat bersejarah atau museum.

Selain larangan penggunaan di tempat-tempat tertentu, mengemudi dengan sandal jepit juga merupakan tindakan ilegal di Italia. Hal ini menunjukkan bahwa sandal jepit dianggap kurang formal dan tidak aman untuk aktivitas tertentu.

5. Dilarang Mengunyah Permen Karet di Singapore

Larangan ini berlaku sejak tahun 1992. Larangan ini juga berlaku untuk membawa dan menjual permen karet.

Pelanggar bisa dikenakan denda hingga 2.000 dolar Singapura dan hukuman penjara hingga dua tahun. Larangan ini diberlakukan karena beberapa alasan, di antaranya; mengganggu layanan kereta api, merusak lingkungan karena permen karet membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terurai, mengganggu kelancaran transportasi umum, dan merusak peralatan pembersihan.

Akan tetapi, ada beberapa kondisi di mana mengunyah permen karet diperbolehkan, seperti untuk membantu berhenti merokok atau mengatasi masalah gigi. Reaksi publik terhadap larangan ini terbelah. Ada yang mendukung larangan ini karena meningkatkan kebersihan, sementara ada yang mengkritiknya karena dianggap terlalu ekstrem.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

 

Simak Video Pilihan Ini: