Liputan6.com, Yogyakarta - Hewan adalah makhluk hidup yang penuh misteri. Setiap spesies memiliki keistimewaan tersendiri yang telah terbentuk melalui proses evolusi yang panjang.
Dari ukuran yang sangat kecil hingga yang sangat besar, hewan-hewan ini telah berhasil beradaptasi dengan lingkungan yang beragam. Jika manusia memiliki sidik jari yang unik, maka hewan memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan mereka satu sama lain, mulai dari bentuk tubuh, warna bulu, hingga pola perilaku.
Setiap spesies memiliki karakteristik yang khas. Mengutip dari berbagai sumber, berikut adalah fakta-fakta menarik dari hewan yang harus kamu tahu:
Advertisement
1. Beruang Kutub
Tahukah kamu, bulu beruang kutub tidak berwarna. Warna putih adalah hasil pantulan warna di sekelilingnya, yakni salju, dan kulitnya berwarna hitam untuk menyerap hangatnya sinar matahari.
Baca Juga
Beruang kutub memiliki adaptasi unik untuk bertahan hidup di lingkungan ekstrem Arktik yang sangat dingin. Kulit mereka yang berwarna hitam atau gelap memainkan peran penting dalam sistem termoregulasi tubuh, mampu menyerap panas matahari secara efisien sehingga mempertahankan suhu tubuh tetap hangat di tengah cuaca yang sangat dingin.
Sistem pertahanan termal beruang kutub didukung oleh bulu yang luar biasa. Mereka memiliki lapisan bulu berlapis ganda yang memberikan perlindungan maksimal terhadap udara dingin Arktik.
Di bawah bulu putihnya, beruang kutub memiliki lapisan lemak tubuh yang tebal yang tidak hanya menghasilkan isolasi panas, tetapi juga memungkinkan mereka untuk berenang dengan nyaman di perairan es yang sangat dingin. Warna putih bulu mereka sendiri memiliki fungsi ganda, selain melindungi dari dingin, bulu tersebut juga berfungsi sebagai kamuflase sempurna, membantu mereka menyamarkan diri di antara salju dan es saat berburu mangsa.
2. Gorila
Masing-masing gorila memiliki paspor unik berupa pola kerutan hidung yang khas. Sama seperti sidik jari manusia, cetakan hidung ini tidak dimiliki oleh gorila lainnya.
Para konservasionis memanfaatkan keunikan ini untuk melacak pergerakan dan populasi gorila di alam liar. Dengan membandingkan foto dan sketsa cetakan hidung, mereka dapat mengidentifikasi individu-individu gorila, memonitor kesehatan mereka, dan memahami struktur sosial kelompok.
Meskipun proses identifikasi ini membutuhkan ketelitian tinggi dan terkadang menghadapi tantangan seperti perubahan fisik akibat usia atau kondisi lingkungan. Metode ini telah terbukti sangat berharga dalam upaya melindungi spesies yang terancam punah ini.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Cacing Tanah
3. Cacing Tanah
Ternyata tidak ada cacing tanah yang jantan atau betina. Semua cacing tanah memiliki bagian reproduksi jantan dan betina.
Cacing tanah adalah organisme hermafrodit yang memiliki keunikan dalam proses reproduksinya. Meskipun memiliki organ reproduksi jantan dan betina dalam satu individu, mereka tetap memerlukan pasangan dari spesies yang sama untuk berkembang biak.
Proses perkawinan cacing tanah berlangsung dengan cara unik, di mana dua individu akan berbaris terbalik satu sama lain untuk saling bertukar sperma. Selama proses reproduksi, cacing tanah membentuk tabung lendir khusus yang berisi cairan albuminous di sekitar tubuhnya.
Tabung lendir ini memiliki peran penting dalam reproduksi, yakni melewati pori betina untuk mengambil telur dan pori jantan untuk mengambil sperma. Setelah telur dibuahi, klitelum - bagian khusus pada tubuh cacing - akan menghasilkan kokon yang membungkus telur-telur tersebut. Kokon yang berisi 1-20 telur kemudian akan diletakkan di dalam tanah.
Siklus reproduksi cacing tanah berlangsung relatif cepat. Telur yang diletakkan dalam kokon akan menetas menjadi cacing muda dalam waktu 2-4 minggu.
4. Kelelawar
Gigi kelelawar vampir sangatlah tajam, sehingga gigitannya mungkin tidak akan terasa sama sekali. Air liur mereka dapat mengurangi rasa sakit, sehingga kelelawar bisa meminum darah korbannya hingga 30 menit.
Kelelawar memiliki struktur gigi yang unik, dirancang untuk mendukung kelangsungan hidupnya sebagai predator. Gigi tajam di bagian depan memungkinkan mereka memotong kulit mangsa dengan efisien, baik untuk berburu serangga maupun mamalia kecil, tergantung spesies kelelawar.
Air liur kelelawar mengandung protein plasminogen activator, zat kimia khusus yang memiliki fungsi mencegah darah membeku saat mereka memburu. Selain struktur gigi yang tajam, kelelawar juga dilengkapi dengan sensor panas yang terletak di hidung.
Sensor ini untuk mendeteksi pembuluh darah korban dengan presisi, sebuah adaptasi canggih yang membantu mereka dalam berburu, terutama pada malam hari atau dalam kondisi cahaya minim. Kemampuan mendeteksi panas tubuh mangsa ini merupakan salah satu keunggulan kelelawar sebagai predator yang efektif.
5. Bunglon
Bunglon memiliki lidah sepanjang tubuhnya. Gerakannya sangat cepat hingga bisa menangkap mangsa dalam sepersekian detik.
Lidah bunglon sangat cepat dan kuat, terkadang melebihi percepatan 41g. Ini berarti mereka dapat menangkap mangsanya dalam sepersekian detik, sehingga mustahil untuk melarikan diri.
Penulis: Ade Yofi Faidzun
Advertisement