Liputan6.com, Jepara - Fenomena penyalahgunaan buah kecubung marak di berbagai daerah. Kecubung sudah lama dikenal dan digunakan sebagian orang sebagai ‘narkoba alternatif’ yang murah dan mudah didapatkan.
Media sosial diduga turut membuat informasi tidak mengedukasi tentang bahaya kecubung hingga menyebar kembali. Karena hal itu, banyak yang penasaran dan ingin mencobanya.
Sebagian orang sengaja mengonsumsi buah kecubung untuk bisa mabuk dan berhalusinasi, namun mereka tidak sadar akan bahaya dari keracunan kecubung.
Advertisement
Efek kecubung kali ini menimpa 3 pelajar SMP asal Kabupaten Demak yang hilang dan tersesat di belantara hutan Desa Simosari, Kabupaten Jepara Jawa Tengah.
Kejadian hilangnya tiga anak baru gede (ABG) ini, tentu saja membuat geger warga Desa Simosari, Kecamatan Batealit, Jepara. Dari keterangan salah satu korban S, sebelum menuju ke Jepara mereka sengaja menenggak minuman buah kecubung.
Baca Juga
Ketiga korban mabuk dan berhalusinasi dan secara tak sadar berjalan masuk ke tengah hutan dan tersesat. Hingga akhirnya mereka ditemukan dalam kondisi memprihatinkan di tiga lokasi berbeda.
Informasi yang diterima Liputan6.com, warga Desa Somosari, Kecamatan Batealit Jepara dibuat geger dengan temuan dua buah kendaraan bermotor tanpa pemilik.
Kedua motor matic bernomor polisi luar Kabupaten Jepara tersebut terparkir di sebuah warung di kawasan hutan wisata, Desa Somosari pada Kamis (12/12/2024) pada pukul 18.00 WIB.
Selain kedua motor, warga juga menemukan jas hujan, tas sekolah, seragam sekolah, HP dan surat izin sekolah atas nama Satria, salah satu murid SMP Negeri di Kabupaten Demak.
Anehnya, sejumlah barang bukti tersebut ditemukan berceceran atau tidak pada satu tempat. Temuan tersebut hingga akhirnya dikumpulkan warga desa setempat.
Atas penemuan dua motor dan barang tersebut, warga menduga ketiga pelajar tersebut tersesat di hutan setempat. Kejadian tersebut kemudian dilaporkan warga kepada Kepala Desa Somosari, yang selanjutnya diteruskan ke petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara.
Usai mendapat laporan, sejumlah petugas BPBD dikerahkan di lokasi hutan yang berada di lereng Pegunungan Muria itu. Dibantu warga, mereka langsung menyisir dan melakukan pencarian tiga remaja tersebut di tengah hutan.
Pencarian tersebut kemudian membuahkan hasil. Yakni sekitar pukul 21.30 WIB, salah satu korban berhasil ditemukan di jalan setapak dikawasan hutan dengan kondisi hanya memakai celana dalam.
Korban selanjutnya dibawa ke Puskesmas Batealit untuk dilakukan pemeriksaaan kesehatan. Setelah dinyatakan kondisinya membaik, korban selanjutnya dibawa ke Kantor Polsek Batealit.
Simak Video Pilihan Ini:
Dibawa Pulang Keluarga
Kepala Pelaksana Harian BPBD Jepara, Arwin Noor Isdiyanto mengatakan, pencarian terhadap dua korban lainnya sempat dihentikan karena kondisi cuaca.
Dari keterangan korban yang pertama kali ditemukan, kata Arwin, mereka sempat menenggak minuman buah kecubung sebelum menuju hutan Simosari Jepara.
“Karena diduga masih dalam efek minuman tersebut, korban sempat tidak bisa dimintai keterangan, karena keterangannya selalu berubah-ubah,” ujar Arwin.
Karena kondisi cuaca tidak memungkin, pencarian tersebut sempat dihentikan. Namun pada Jumat dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, warga kembali menemukan satu lagi korban berada di pinggir jalan Desa Lebuawu, Kecamatan Pecangaan Jepara.
Oleh warga setempat, korban kedua yang linglung diamankan karena tidak membawa identitas apapun. Keterangan korban juga sering berubah-ubah dan sulit dipahami. Selain itu, dari mulut korban juga berbau alkohol.
Selanjutnya korban terakhir baru ditemukan pada Jumat (13/12/2024) pagi pukul 6.07 WIB. Lokasi ditemukannya yakni berada sekitar 100 meter dari lokasi penemuan seragam.
Usai kedua korban ditemukan, selanjutnya dibawa ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Untuk ketiga korban saat ini sudah bertemu dengan keluarganya dan sudah dibawa pulang.
(Arief Pramono)
Advertisement