Sukses

Harta Kekayaan Disorot, Orangtua Koas Junior Unsri Sulap Hunian Lawas Jadi Rumah Mewah di Palembang

Sosok orangtua LD, koas junior yang diduga pemicu penganiayaan ke dokter muda Unsri, terbongkar, mulai dari harta kekayaan yang dilaporkan ke LHKPN KPK hingga rumah gedongan di Kota Palembang Sumsel.

Liputan6.com, Palembang - Kasus penganiayaan yang dilakukan Fadillah alias Datuk (37), sopir LD, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, berbuntut panjang. Termasuk terbongkarnya sosok orangtua koas junior tersebut, yaitu Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kalbar Dedy Mardansyah. Ayah dari LD itu yang merupakan pejabat tinggi di bawah Kementerian PUPR. Sedangkan ibunya, Sri Meilani, dikenal sebagai pengusaha fashion di Palembang, yang membuka butik di Palembang.

Dedy Mardansyah melaporkan harta kekayaaannya di LHKPN KPK, dengan rincian 3 unit rumah di Jakarta Selatan (Jaksel) dengan total Rp750 juta, laporan 2019 yakni mobil mewah Honda CRV seharga Rp450 juta, yang ditulisnya sebagai hasil dari hadiah.

Di tahun 2018, tercatat harta bergerak lainnya seharga Rp830 juta, lalu kepemilikan surat berharga senilai Rp670 juta, dengan kepemilikan uang kas sekitar Rp6,7 miliar dan lainnya. Total kekayaan yang dilaporkan di angka Rp9,4 miliar.

Namun diduga, ada salah satu yang mencolok dari harta kekayaannya yang tak tertulis di LKHPN KPK. Yakni rumah mewah yang sedang dalam tahap renovasi di Jalan Supeno Nomor 9 Talang Semut Palembang Sumsel.

Dari hasil pantauan, rumah mewah bercat putih tersebut masih dalam tahap renovasi. Masih banyak kayu penyangga, pasir di depan rumahnya hingga tumpukan batubata.

Salah satu warga di lokasi rumah itu berinisial KA berujar, jika dia menjadi saksi perubahan megah hunian yang disebutnya adalah milik Dedy Mardansyah. Orangtua KA sudah lama tinggal di kawasan itu, sekitar tahun 1952.

"Orangtua saya tinggal di sini sejak 1952, saya lahir tahun 1953, rumah (orangtua Dedy) itu sudah ada. Saya dulunya tinggal di daerah belakang. Sejak orangtua saya meninggal dunia, saya diusir, jadi tidak tinggal di sini lagi," ujarnya, Senin (16/12/2024).

Walau bertetangga sejak kecil, namun KA jarang bermain dengan Dedy Mardansyah, karena perbedaan strata perekonomian. Dia menyebut jika Dedy adalah anak orang kaya, jauh berbeda dengan dirinya dan teman semasa kecilnya yang berkumpul bersama di zaman dulu.

Walau tak begitu akrab, sosok Dedy Mardansyah cukup ramah sebagai tetangga. Apalagi Dedy mudah berbaur dengan para tetangga, tanpa memandang strata perekonomian. Dia menyebutnya, Dedy adalah sosok yang surah atau mau berbagi dengan sesama.

"Pernah ketemu. Kalau selama ini, orangnya surah. Sudah lama saya tidak ketemu, sejak (Dedy) pindah kerja ke Pekanbaru, karena lama di Pekanbaru. Saya juga sudah pindah dari sini," ungkapnya.

Walau sudah pindah tempat tinggal, namun KA masih bekerja di lingkungan tempat tinggalnya dulu. Jadi sesekali dia pernah bertemu dengan Deddy Mardansyah. Bahkan saat pertemuan terakhir, Dedy berkata akan pindah bersama istri dan anaknya setelah rumahnya selesai direnovasi.

"Mungkin lebaran di sini. Katanya ‘Insyaallah lebaran di sini’. (Renovasi) sudah lama, mungkin 3-4 tahunan ini. Nampaknya tiga tingkat," ujarnya di Palembang.

Saat ditanya terkait keberadaan Dedy Mardansyah di Kalbar, KA hanya mendengar sepintas jika Dedy menetap di Kalimantan. Namun dirinya tak tahu pasti apa pekerjaan mantan tetangganya tersebut.

Dia juga tidak mengenal sosok istri dan anaknya Dedy Mardansyah. Bahkan dirinya juga tak tahu, jika ada kasus penganiayaan yang menyeret nama LD, putri Dedy Mardansyah.

 

2 dari 2 halaman

Renovasi Rumah

Salah satu pekerja bangunan di rumah Dedy yang enggan menyebutkan namanya berkata, sudah tiga bulan terakhir dirinya bekerja untuk merenovasi rumah Dedy Mardansyah tersebut.

"Saya hanya bekerja di sini, tidak kenal siapa yang punya rumah ini, nama orang yang punya juga tidak tahu. Tak pernah juga bertemu sama sekali dengan orangnya," ujarnya.

Pembangunan rumah itu sudah masuk tahap penyelesaian renovasi, namun tak ada target khusus kapan selesainya. Diakuinya, untuk merenovasi rumah bertingkat tersebut, butuh proses panjang dan tidak bisa ditentukan berapa lama waktu yang dihabiskan.

"Belum tahu, karena kalau finishing itu kan makan waktu juga. Tak bisa ditentukan juga," ujarnya di akhir percakapan.

Pekerja bangunan tersebut langsung pamit untuk melanjutkan pekerjaannya dan menutup gerbang yang awalnya terbuka.

Saat dihubungi melalui pesan instan WhatsApp terkait harta Deddy Mardansyah sekeluarga, Juru Bicara (Jubir) KPK Tessa Mahardika hanya menjawab singkat.

"Masih didalami tim. Jadi ditunggu saja nanti update-nya," katanya.

Video Terkini