Liputan6.com, Yogyakarta - Ginjal merupakan organ vital yang berperan penting dalam proses penyaringan limbah dan kelebihan cairan dari darah. Akan tetapi, beberapa zat dalam makanan dapat membebani kinerja ginjal secara signifikan.
Natrium atau garam, misalnya, jika dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi yang berpotensi merusak struktur dan fungsi ginjal. Sementara itu, fosfor yang tinggi dalam darah dapat menimbulkan kompleksitas kesehatan lebih lanjut, seperti masalah pada tulang dan meningkatkan risiko penyakit jantung, khususnya pada penderita penyakit ginjal kronis.
Potasium pun memiliki peran kritis dalam dinamika kesehatan ginjal. Peningkatan kadar potasium dalam darah dapat mengganggu irama jantung, terutama pada individu yang sudah mengalami gangguan ginjal. Protein menjadi komponen penting lainnya yang perlu diperhatikan.
Advertisement
Baca Juga
Ginjal harus bekerja ekstra keras untuk memproses protein, sehingga bagi penderita penyakit ginjal, konsumsi protein perlu diatur dengan cermat dan dibatasi. Mengutip dari berbagai sumber, berikut beberapa makanan merusak ginjal:
1. Daging Olahan
Secara umum, daging olahan mengandung kalori yang banyak karena bahan tambahan yang ada di dalam adonannya. Lemak jenuh dan lemak trans dalam daging olahan dapat menaikkan kadar kolesterol dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Daging olahan seperti sosis, ham, bacon, dan nugget seringkali tinggi garam, pengawet, dan lemak jenuh yang dapat meningkatkan tekanan darah dan merusak ginjal. Seperti sosis yang tinggi akan garam atau natrium, yang dapat menyebabkan tekanan darah meningkat dan memicu hipertensi. Sosis juga mengandung lemak jenuh sebesar 15%.
2. Acar
Acar, salah satu makanan olahan yang populer, ternyata mengandung risiko kesehatan akibat kadar garam yang tinggi. Khususnya acar mentimun, makanan ini memiliki konsentrasi garam yang dapat meningkat seiring waktu penyimpanan.
Tingginya kandungan garam dalam acar memiliki dampak kompleks terhadap sistem kardiovaskular dan ginjal. Ketika tubuh menerima asupan garam berlebih, mekanisme retensi cairan pun terjadi, membuat tubuh menampung air secara berlebihan.
Kondisi ini menyebabkan tekanan pada dinding pembuluh darah, yang pada gilirannya meningkatkan tekanan darah. Dampak paling serius dari konsumsi acar yang berlebihan adalah potensi kerusakan ginjal.
Ginjal sebagai organ penyaring akan mengalami beban kerja ekstra untuk mengelola kelebihan garam dan cairan. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat memperburuk fungsi ginjal, terutama pada individu yang sudah memiliki riwayat gangguan ginjal atau tekanan darah tinggi.
Â
Roti Tawar
3. Roti Tawar
Roti tawar dan roti putih umumnya mengandung tepung olahan yang rendah serat dan tinggi indeks glikemik, sehingga konsumsi berlebihan dapat meningkatkan gula darah dan tekanan darah. Roti tawar putih memiliki indeks glikemik yang tinggi, yaitu sekitar 77.
Makanan dengan indeks glikemik tinggi mengandung karbohidrat yang dapat dicerna secara cepat oleh tubuh, sehingga membuat kadar gula darah naik dengan lebih cepat. Roti tawar mengandung serat dan protein yang rendah, sehingga dapat memicu peningkatan kadar gula darah. Kandungan serat pada makanan berperan penting pada kesehatan pencernaan dan kesehatan jantung, serta memperlambat penyerapan glukosa oleh darah.
4. Gorengan
Gorengan yang menggunakan banyak minyak, terutama minyak goreng bekas, dapat mengandung zat berbahaya. Minyak goreng bekas mengandung lemak jenuh jahat, radikal bebas, dan akrolein yang dapat merusak sel dan jaringan tubuh.
Minyak goreng bekas juga dapat mengandung senyawa kimia berbahaya seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), dioksin, dan furan yang bersifat karsinogenik. Gorengan mengandung lemak trans (lemak jenuh) yang tinggi, kalori yang banyak, dan sedikit serat, protein, vitamin, dan mineral. Proses penggorengan pada suhu tinggi juga dapat menghasilkan senyawa karsinogenik, radikal bebas, dan senyawa beracun lainnya.
Penulis: Ade Yofi Faidzun
Advertisement