Liputan6.com, Medan - Hujan deras yang terjadi pada Rabu, 18 Desember 2024, sejak pukul 14.00 WIB menyebabkan Sungai Aek Mardua meluap, sehingga mengakibatkan banjir bandang di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut).
Informasi diperoleh Liputan6.com, banjir bandang menerjang Desa Kota Tua, Kecamatan Tano Tombangan Angkola, Tapanuli Selatan, Sumut.
Kemudian, material kayu dan lumpur turut merendam desa lainnya di Tapanuli Selatan, yaitu Desa Sisoma, Desa Harean, dan Desa Simaninggir.
Advertisement
Baca Juga
"Desa Kota Tua menjadi wilayah yang paling parah terdampak," kata Pelaksana tugas (Plt) Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapanuli Selatan, Puput Mashuri, Kamis (19/12/2024).
Diterangkannya, bencana alam banjir bandang tersebut menyebabkan korban luka berat dan ringan. Sejumlah bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia turut terdampak.
"Banyak rumah warga yang rusak, baik ringan, sedang, maupun berat. Fasilitas umum juga mengalami kerusakan," terangnya.
Sekitar 300 warga Desa Kota Tua mengungsi. Sementara di Desa Simaninggir sekitar 50 warga juga mengungsi.
"Tim BPBD Kabupaten Tapanuli Selatan telah melakukan assesment dan memberikan bantuan sementara kepada para korban," bebernya.
Â
10 Warga Terluka
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, banjir bandang menerjang Kabupaten Tapanuli Selatan mengakibatkan 10 warga terluka.
Peristiwa ini dipicu oleh intensitas hujan yang cukup tinggi di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan dan menyebabkan 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Batang Angkola dan Kecamatan Tano Tombangan terdampak.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melaporkan, tercatat 495 KK terdampak akibat kejadian ini dan menyebabkan 10 orang warga luka ringan.
"Juga tercatat 250 KK mengungsi di 3 titik pengungsian yang berada di Posyandu Somaninggir, Gereja GPA Kota Tua dan Istana Hasadaon Kota," sebutnya.
Advertisement
Kerugian Materil
Sementara kerugian materil dilaporkan 495 rumah terdampak, di beberapa titik lokasi ketebalan lumpur akibat kejadian ini mencapai 50 cm dan masih terus dilakukan pembersihan oleh petugas gabungan.
"Pembersihan juga dibantu masyarakat dan perangkat desa," Abdul Muhari menuturkan.
BPBD Kabupaten Tapanuli Selatan melakukan upaya pertolongan dan berkoordinasi dengan kecamatan serta perangkat desa terdampak untuk mengantisipasi dampak lanjutan.
Kondisi mutakhir dilaporkan bahwa jaringan listrik di wilayah terdampak putus dan kondisi air berangsur angsur sudah mulai surut.
Imbauan BNPB
BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat di Kabupaten Tapanuli Selatan untuk selalu waspada akan potensi risiko bencana banjir susulan.
"Mengingat kondisi cuaca di area terdampak yang masih terus diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi," Abdul Muhari menandaskan.
Advertisement