Sukses

Nostalgia Mbok Jamu Gendong, Saat Dunia Medis dan 'Kalcer' Bersatu

Masih adakah pemandangan anak-anak di sore hari mengantre mbok jamu gendong sambil membawa gelasnya masing-masing?

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian orang masih ada yang menganggap kebiasaan minum jamu sebagai sesuatu yang kuno dan ndeso. Bukan tanpa sebab, selain penjajanya makin sulit ditemukan, cara membuatnya juga sangat merepotkan. Di tengah 'zaman now', ada yang lebih gampang untuk sekadar meningkatkan daya tahan tubuh, atau jika ingin membangun nafsu makan si kecil, beri saja suplemen dan vitamin. Gampang sekaligus murah dan tidak merepotkan.

Makin maraknya produk suplemen dan vitamin saat ini, baik dari bahan kimia maupun yang pakai embel-embel herbal, membuat tradisi minum jamu di masyarakat kita makin lama makin pudar. Bagi anak generasi 90, minum jamu sudah menjadi kebiasaan, baik di pagi maupun sore hari. Kala itu, mbok-mbok jamu gendong tradisional masih mudah ditemui, keluar masuk kompleks perumahan sambil teriak: jamu, jamu!

Ibel, anak 90-an kepada Liputan6.com mengatakan, yang terkenang sampai sekarang kalau minum jamu gendong adalah kebersamaannya. Tiap anak mengantre membawa gelas masing-masing, tuangan kedua menjadi favorit karena berisi gula penghilang rasa pahit.

"Kalau masih inget, dulu tuh anak-anak minum beras kencur ada yang dicampur sama gulanya biar ada rasa-rasa manis, ada juga yang dipisah tuangan kedua. Itu sih yang paling berkesan, yang sekarang mungkin udah ga ada ya," katanya sambil senyum-senyum.

Diki, anak generasi 90 lainnya mengatakan, tiap penjual jamu yang keliling keluar masuk kampung dan kompleks perumahan, selalu membawa jamu yang berbeda-beda, disesuaikan dengan pesanan tiap mbok jamu biasa keliling.

"Jadi udah kayak punya maping sendiri itu si mbok jamu, kalau di tempat ini banyak anak-anaknya, bawa jamunya jamu anak-anak, yang tempat ini ada banyak ibu hamil atau baru melahirkan, bawa jamunya beda, belum lagi jamu pesanan yang diorder pelanggan langsung," katanya.

Di tengah kemajuan zaman, penjual jamu gendong makin sulit ditemukan. Pemandangan mbok-mbok jamu menggendong bakul berisi botol-botol jamu keluar masuk kampung sudah jadi peristiwa langka. Kalaupun ada, mereka adalah orang-orang lama yang sudah sepuh, yang sudah berjualan sejak tahun 80an. Apalagi sekarang ada cara lain dalam menjajakan jamu, seperti menggunakan sepeda dan gerobak. Belum lagi adanya gempuran jamu-jamu kekinian yang dikemas botol kecil dan mudah dipasarkan secara online. 

Mbok jamu gendong tahun 90an bukan hanya menjajakan tapi juga menjadi pembuat jamu yang diracik dari tangannya sendiri. Tak heran jika mbok jamu gendong sangat dihormati, karena tahu banyak tentang herbal dan obat-obatan sederhana, seperti sumeng dan demam pada anak. Tak jarang pelanggan menjadikan mbok jamu layaknya 'dokter berjalan', tempat mereka konsultasi tentang kesehatan, atau paling tidak bertanya tentang anaknya yang kurang nafsu makan. Di sinilah titik nostalgia mbok jamu zaman 90-an berada: dunia medis bersatu dengan 'kalcer'. Mungkin jadi pemandangan yang sulit ditemukan di zaman kini.  

Secara umum, jamu tradisional yang dibuat dan dijajakan mbok jamu terbuat dari bahan-bahan alami, seperti tumbuhan dan rempah yang diracik menjadi serbuk maupun yang sudah dibuat minuman. Ada delapan jenis jamu yang umumnya dijajakan mbok jamu gendong, antara lain beras kencur, cabe puyang, kudu laos, uyup-uyup, kunyit asam, pahitan, sinom, dan kuncu suruh. Tak lupa sebotol pemanis bagi yang tak suka rasa pahit jamu.

Selain jamu siap minum, mbok jamu juga membawa racikan jamu bubuk kemasan, yang diminum dengan cara diseduh air panas terlebih dahulu. Bubuk jamu kemasan ini ada yang khusus dibuat sendiri, ada juga bubuk jamu kemasan yang diproduksi secara massal. Itu mengapa mbok-mbok jamu juga membawa teko air panas saat dia berkeliling menjajakan jamunya, meski sebenarnya ada jamu yang siap minum.

Tidak ada catatan yang menyebut pasti dari mana tradisi penjual jamu gendong berasal. Namun ada yang menyebut, peracik dan penjual jamu tradisional berasal dari Desa Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Di tempat itu bahkan dibuat monumen Patung Jamu dan Petani, sebagai ikon untuk mengingatkan bahwa Sukoharjo identik dengan mbok jamu. Terlepas dari mana awalnya berasal, meminum jamu sebenarnya sudah menjadi akar kebudayaan bangsa Indonesia sejak dulu, bahkan bukan hanya di Pulau Jawa. 

2 dari 3 halaman

Sosok Nyonya Meneer

Bicara tentang jamu, mungkin tidak banyak orang Indonesia yang akan langsung membayangkan sosok wanita bersanggul yang satu ini. Ya, Nyonya Meneer namanya, yang punya nama asli Lauw Ping Nio. Dia adalah wanita bersanggul yang fotonya selalu ada di produk jamu bubuk kemasan.

Lalu siapa sebenarnya Nyonya Meneer? Dia adalah seorang perempuan keturunan Tionghoa yang lahir di Sidoarjo pada 1895. Walaupun lahir pada masa penjajahan Belanda, nama Meneer yang dimilikinya bukan karena dia menikahi seorang meneer Belanda. Diceritakan sejak dalam kandungan, ibu Lauw Ping Nio emngidam menir, yaitu sisa butir halus penumbukan padi. Inilah yang kemudian membuat sang ibu memanggil Lauw Ping Nio dengan sebutan Menir, yang kemudian diubah menjadi Meneer karena pengaruh Belanda.

Setelah dewasa, Meneer kemudian menikah dengan seorang pria dari Surabaya bernama Ong Bian Wan. Karena masih berada di bawah jajahan Belanda, saat itu rakyat Indonesia masih berada dalam kondisi memprihatinkan, termasuk juga suami Meneer.

Ong Bian Wan sering sakit-sakitan dan sulit sembuh. Berbagai pengobatan sudah diberikan, tapi kondisinya tidak pernah benar-benar membaik. Inilah yang akhirnya mendorong Meneer untuk mulai meracik jamu, resep turun-temurun yang didapat dari keluarganya.

Tak disangka-sangka, jamu racikan Meneer malah berhasil membuat suaminya sembuh. Hal ini membuat Meneer semakin bersemangat untuk meracik jamu dan mempraktikkan warisan kelihaiannya itu. Dari situ, Nyonya Meneer juga lantas mulai meracik jamu untuk kerabatnya. Jamu buatannya biasa untuk mengatasi sakit-sakit ringan, seperti demam, sakit kepala, masuk angin, dan lainnya. 

Kabar kepiawaian Nyonya Meneer meracik jamu pun akhirnya semakin menyebar luas. Orang-orang dari banyak kota lain mendengar kemahiran Nyonya Meneer dalam meracik jamu, baik untuk pengobatan maupun sekadar menjaga daya tahan tubuh. Imbasnya banyak permintaan datang ke Nyonya Meneer. Banyak juga yang meminta Nyonya Meneer untuk mengantarkan sendiri jamu racikannya itu.

Sayangnya, karena sibuk di dapur, Nyonya Meneer tidak mungkin mengantarkan jamunya sendiri. Inilah yang membuatnya kemudian menempelkan potret wajahnya pada kemasan jamu racikannya.

Jamu racikan Nyonya Meneer semakin terkenal, dan daerah penjualannya juga semakin luas. Akhirnya pada 1919, suami dan keluarga Nyonya Meneer mendukungnya untuk mendirikan sebuah usaha jamu yang diberi nama "Jamu Cap Potret Nyonya Meneer" di Semarang.

Nyonya Meneer lalu membuka tokonya di Jalan Pedamaran 92, Semarang. Tokonya itu terus berkembang pesat.

Kemudian pada 1940, Jamu Nyonya Meneer makin meluaskan lini bisnisnya dengan membuka cabang di Jakarta, tepatnya di Jalan Juanda, Pasar Baru, yang saat itu menjadi salah satu pusat bisnis di ibu kota. Dari situ, merek dagang Jamu Nyonya Meneer juga ikut meluas sampai ke seluruh penjuru negeri.

Pada tahun 1967, Nyonya Meneer duduk sebagai Direktur Utama perusahaan jamunya. Perusahaan itu secara formal dipercayakan kepada putranya, Hans Ramana. Tiga anak Nyonya Meneer yang lain, Lucy Saerang, Marie Kalalo, dan Hans Pangemanan, diangkat menjadi anggota dewan komisi perusahaan.

Nyonya Meneer tutup usia pada 1978, dua tahun setelah Hans Rumana meninggal dunia. Nyonya Meneer mewariskan pabrik jamu seluas 9.980 m2 yang dilengkapi dengan laboratorium dan kantor terpisah. Perusahaan jamu itu akhirnya dikelola oleh lima orang cucunya.

Dinyatakan pailit

Pada 1985 terjadi perseteruan antara kelima cucu pewaris perusahaan jamu Nyonya Meneer. Perseteruan ini sampai membuat Menteri Tenaga Kerja saat itu, Cosmas Batubara, turun tangan. Tahun 1989 hingga 1994 terjadi konflik kedua yang berujung pada pelepasan saham anggota keluarga. Akhirnya, perusahaan jamu Nyonya Meneer, yang kemudian berubah nama jadi PT Nyonya Meneer, resmi menjadi milik salah seorang cucunya, Charles Saerang. Keempat saudaranya memilih berpisah setelah mendapatkan bagiannya masing-masing.

Di tangan Charles Saerang, perusahaan jamu Nyonya Meneer berhasil melebarkan sayapnya dan menembus pasar Singapura, Malaysia, Arab Saudi, Taiwan, dan Australia.

Perjalanan panjang perusahaan jamu Nyonya Meneer sempat dijadikan studi kasus ilmu pemasaran dan manajemen di sejumlah universitas di Amerika Serikat. Buku yang berjudul Family Business: A Case Study of Nyonya Meneer, One of Indonesia's Most Successful Traditional Medicine Companies diluncurkan bertepatan dengan perayaan 88 tahun berdirinya Perusahaan Nyonya Meneer.

Setelah berdiri lebih dari satu abad, sayangnya kini perusahaan jamu Nyonya Meneer mulai goyang. Mengutip Antara, Jumat (4/8/2017), PT Nyonya Meneer mengalami kesulitan likuiditas dan memiliki utang ratusan miliar ke 36 krediturnya. Majelis PN Semarang pun menyatakan PT Nyonya Meneer pailit.

3 dari 3 halaman

Khasiat Jamu Gendong

Jamu gendong merupakan minuman herbal tradisional Indonesia yang dikenal karena berbagai manfaat kesehatan. Dari meningkatkan daya tahan tubuh hingga memperbaiki sistem pencernaan, jamu gendong menawarkan solusi alami untuk berbagai masalah kesehatan.

Jamu gendong juga menjadi warisan budaya Indonesia yang telah dikenal sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia. Minuman herbal ini diracik dari berbagai bahan alami seperti rempah-rempah, akar, kulit kayu, dan daun-daunan yang memiliki khasiat luar biasa bagi kesehatan. Dibawa dengan cara digendong oleh penjualnya, jamu gendong menjadi simbol kedekatan antara tradisi dan kesehatan.

Berikut beragam khasiat jamu gendong:

1. Meningkatkan Sistem Imun

Jamu gendong sering kali mengandung bahan-bahan seperti temulawak, kunyit, dan jahe yang dikenal memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan. Kandungan ini dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga tubuh lebih kebal terhadap infeksi dan penyakit.

2. Memperbaiki Sistem Pencernaan

Banyak varian jamu gendong yang diracik khusus untuk memperbaiki sistem pencernaan. Misalnya, jamu kunyit asam yang mengandung kunyit dan asam jawa dapat membantu mengatasi masalah pencernaan seperti perut kembung dan gangguan lambung.

3. Mengurangi Nyeri dan Peradangan

Kandungan jahe dan temulawak dalam jamu gendong dikenal efektif dalam mengurangi nyeri dan peradangan. Ini sangat bermanfaat bagi mereka yang menderita masalah sendi atau otot.

4. Menjaga Kesehatan Kulit

Beberapa jenis jamu gendong, seperti beras kencur, dikenal dapat membantu menjaga kesehatan kulit. Kandungan antioksidan dalam kencur dapat membantu mencegah penuaan dini dan membuat kulit tampak lebih sehat dan bercahaya.

5. Menambah Energi dan Vitalitas

Jamu gendong juga diyakini dapat meningkatkan energi dan vitalitas. Kandungan alami dalam jamu seperti jahe dan kencur dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan memberikan dorongan energi yang alami.

Selain itu jamu gendong juga punya khasiat khusus lainnya, seperti meningkatkan produksi ASI, bisa mengurangi bau badan, melancarkan dan meredakan nyeri haid, meremajakan sel-sel tubuh, mengobati masalah keputihan, bisa merapatkan bagian intim wanita, mengecilkan rahim dan perut, bisa menguatkan gigi, menurunkan tekanan darah, hingga melancarkan peredaran darah. 

 

Video Terkini