Sukses

Siput Vulkanik, Makhluk Laut dengan Armor Besi Penantang Suhu 400 Derajat

Populasi siput ini hanya ditemukan di beberapa titik lubang hidrotermal Samudra Hindia. Penelitian berkelanjutan terus dilakukan untuk memahami mekanisme adaptasi dan potensi aplikasi struktur cangkangnya dalam pengembangan teknologi material masa depan.

Liputan6.com, Yogyakarta - Para peneliti menemukan spesies unik di dasar Samudra Hindia, siput dengan baju zirah besi yang mampu bertahan di suhu mendekati 400 derajat Celsius. Siput vulkanik (Chrysomallon squamiferum) ini hidup di sekitar lubang hidrotermal pada kedalaman hingga 2.800 meter di bawah permukaan laut.

Mengutip dari berbagai sumber, cangkang siput ini tersusun dari tiga lapisan yang mengandung besi sulfida, protein mineral kalsium, dan kalsium karbonat. Struktur berlapis ini menciptakan pelindung alami yang ketangguhannya setara dengan baju zirah.

Kemampuan bertahan hidup siput vulkanik didukung oleh proses biomineralisasi, di mana hewan ini memanfaatkan mineral dari lingkungan sekitarnya untuk membentuk struktur keras. Besi sulfida yang melimpah di sekitar lubang hidrotermal menjadi bahan utama pembentuk cangkangnya.

Tidak hanya cangkangnya, kaki siput ini juga dilengkapi sisik besi yang memberikan perlindungan ekstra dari predator dan kondisi lingkungan ekstrem. Tekanan air di habitat siput ini mencapai ratusan kali lipat dibanding tekanan atmosfer permukaan laut.

Siput vulkanik juga memiliki strategi bertahan hidup dengan memanfaatkan bakteri simbiotik dalam tubuhnya. Bakteri ini berperan mengubah bahan kimia dari lubang hidrotermal menjadi energi untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup siput tersebut.

Keberadaan makhluk ini menarik perhatian ilmuwan yang meneliti kemampuan adaptasi organisme di lingkungan ekstrem. Para peneliti kini mempelajari struktur cangkang besi siput vulkanik untuk pengembangan material tahan panas dan tekanan tinggi.

Populasi siput ini hanya ditemukan di beberapa titik lubang hidrotermal Samudra Hindia. Penelitian berkelanjutan terus dilakukan untuk memahami mekanisme adaptasi dan potensi aplikasi struktur cangkangnya dalam pengembangan teknologi material masa depan.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

 

Simak Video Pilihan Ini: