Liputan6.com, Jakarta - Lagu Cublak-Cublak Suweng adalah salah satu warisan budaya Nusantara yang berasal dari Jawa. Lagu ini tidak hanya memiliki nilai hiburan, tetapi juga mengandung makna filosofis yang mendalam.
Lagu ini biasanya dinyanyikan dalam permainan tradisional dengan nama yang sama, di mana anak-anak bermain bersama dalam lingkaran, sambil mencoba menyembunyikan dan menemukan benda kecil, biasanya berupa kerikil atau koin, yang disebut suweng.
Dalam permainan ini, seorang anak akan menelungkupkan tubuhnya di tengah lingkaran, sementara anak-anak lain menempatkan tangan mereka di atas punggungnya, menyanyikan lagu tradisional tersebut, dan diam-diam memindahkan suweng di antara mereka.
Advertisement
Baca Juga
Anak yang berada di tengah lingkaran harus menebak siapa yang memegang benda tersebut. Makna dari lagu Cublak-Cublak Suweng tidak hanya sekadar permainan, tetapi juga memiliki pesan moral yang tersirat.
Secara filosofis, lagu ini mengajarkan pentingnya kehati-hatian, kerjasama, dan kecerdikan dalam menyelesaikan masalah. Kata suweng dalam bahasa Jawa merujuk pada anting atau perhiasan kecil, yang melambangkan sesuatu yang berharga.
Proses mencari suweng dalam permainan ini dapat dimaknai sebagai upaya manusia dalam mencari nilai kehidupan yang sejati. Sementara itu, liriknya yang berbunyi cublak-cublak suweng, suwenge tenggelenter, mambu ketundhung gudel sering diartikan sebagai sindiran terhadap perilaku manusia yang kadang terlalu sibuk mengejar materi hingga lupa pada nilai-nilai spiritual dan kebersamaan.
Dari sisi musik, lagu Cublak-Cublak Suweng memiliki melodi sederhana yang mudah diingat, dengan nada pentatonik khas musik tradisional Jawa. Pola ritmisnya yang santai menjadikan lagu ini cocok untuk dinyanyikan dalam suasana santai atau saat bermain.
Karena kesederhanaannya, lagu ini mudah dipahami oleh anak-anak, sehingga menjadi salah satu media yang efektif untuk memperkenalkan budaya lokal sejak dini.
Simak Video Pilihan Ini:
Menjaga Tradisi
Dalam konteks pendidikan, lagu ini juga sering digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan sosial, seperti kejujuran, kerja sama, dan kepercayaan kepada anak-anak.
Namun, keberadaan lagu dan permainan tradisional ini mulai tergerus oleh perkembangan zaman. Di era digital seperti sekarang, banyak anak yang lebih tertarik pada permainan elektronik atau aplikasi di gawai, sehingga permainan tradisional seperti Cublak-Cublak Suweng semakin jarang dimainkan.
Padahal, permainan ini memiliki manfaat yang tidak bisa digantikan oleh teknologi modern, terutama dalam membangun interaksi sosial dan memperkuat ikatan antarindividu.
Oleh karena itu, upaya untuk melestarikan lagu dan permainan ini menjadi sangat penting. Baik melalui pengenalan di sekolah-sekolah, pementasan budaya, atau media digital, kita perlu terus menyuarakan keindahan dan kearifan lokal yang terkandung dalam lagu Cublak-Cublak Suweng.
Sebagai warisan budaya, Cublak-Cublak Suweng adalah salah satu bentuk kekayaan intelektual bangsa yang patut kita banggakan. Lagu ini tidak hanya menunjukkan keindahan musikalitas masyarakat Jawa, tetapi juga menjadi cerminan dari nilai-nilai luhur yang selalu relevan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan melestarikan lagu ini, kita tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga menyampaikan pesan kepada generasi mendatang tentang pentingnya menjaga akar budaya sebagai bagian dari identitas bangsa.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement