Liputan6.com, Jakarta - Tari Legong adalah salah satu tarian tradisional khas Bali yang memiliki keindahan luar biasa, baik dari segi gerakan, kostum, maupun makna filosofisnya.
Tari ini dianggap sebagai puncak seni tari klasik Bali yang memadukan gerakan tubuh yang lembut dan dinamis dengan iringan musik gamelan yang khas, yaitu Gamelan Semar Pagulingan.
Legong berasal dari kata leg yang berarti gerakan yang luwes atau lentur, dan gong yang merujuk pada alat musik tradisional Bali. Tari Legong umumnya ditampilkan oleh dua atau tiga penari perempuan muda yang telah dilatih secara khusus sejak usia dini.
Advertisement
Baca Juga
Penari-penari ini dikenal sebagai legong dan mereka menari dengan menggunakan kipas sebagai properti utama, yang menambah keindahan tarian ini. Ciri khas utama dari Tari Legong adalah gerakannya yang sangat terstruktur dan kompleks, mencakup gerakan tangan, kaki, dan kepala yang selaras dengan irama musik.
Setiap gerakan dalam Tari Legong memiliki makna tertentu yang biasanya menggambarkan cerita atau legenda dalam budaya Bali. Salah satu cerita yang sering ditampilkan adalah kisah Raja Lasem, yang diambil dari cerita Panji, sebuah epos klasik Jawa Timur.
Dalam kisah ini, Tari Legong menggambarkan berbagai adegan seperti perjuangan, cinta, dan konflik, yang disampaikan melalui gerakan yang indah dan penuh ekspresi.
Kombinasi antara kehalusan gerakan tubuh, kecepatan gerakan kaki, serta pandangan mata penari yang tajam dan fokus menciptakan pengalaman yang sangat memukau bagi penonton.
Simak Video Pilihan Ini:
Warisan Budaya
Kostum yang digunakan dalam Tari Legong juga menjadi daya tarik tersendiri. Penari Legong mengenakan pakaian tradisional Bali yang berwarna-warni dan dihiasi dengan ornamen emas.
Kepala penari dihiasi dengan mahkota bunga-bunga emas yang disebut gelungan, yang melambangkan kemegahan dan keindahan budaya Bali. Kostum yang rumit ini dirancang untuk menonjolkan gerakan tarian sekaligus memperkuat estetika visual dari pertunjukan.
Selain itu, riasan wajah para penari juga sangat penting dalam Tari Legong. Dengan warna-warna cerah dan detail yang presisi, riasan ini memberikan ekspresi yang lebih hidup pada wajah penari, sehingga mampu menyampaikan emosi cerita yang dibawakan.
Tari Legong tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga memiliki fungsi sakral dalam kehidupan masyarakat Bali. Tarian ini sering ditampilkan dalam upacara adat atau keagamaan sebagai bentuk penghormatan kepada dewa-dewa.
Dalam konteks ini, Tari Legong dianggap sebagai medium untuk menyampaikan doa dan rasa syukur kepada yang maha kuasa. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, Tari Legong juga menjadi bagian dari daya tarik pariwisata Bali.
Pertunjukan Tari Legong sering ditampilkan di berbagai tempat wisata, seperti Ubud dan Denpasar, untuk memperkenalkan kekayaan budaya Bali kepada wisatawan mancanegara. Hal ini menjadikan Tari Legong sebagai simbol budaya Bali yang tidak hanya lestari, tetapi juga mendunia.
Di tengah arus modernisasi, keberadaan Tari Legong tetap dipertahankan oleh masyarakat Bali melalui berbagai upaya, seperti pelatihan tari di sanggar-sanggar seni, festival budaya, dan pengajaran di sekolah-sekolah.
Upaya ini dilakukan untuk memastikan bahwa generasi muda tetap menghargai dan melestarikan warisan budaya nenek moyang mereka. Dengan kekayaan artistiknya, Tari Legong tidak hanya menjadi warisan budaya yang harus dilestarikan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi seniman dan penikmat seni di seluruh dunia.
Tarian ini mengajarkan tentang harmoni, keindahan, dan spiritualitas yang merupakan inti dari kehidupan masyarakat Bali.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement