Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2024 merupakan tahun yang penuh warna bagi masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng). Provinsi yang dikenal dengan kekayaan alam dan budaya ini, menjadi saksi berbagai peristiwa penting yang mengguncang masyarakat Tanah Air dalam setahun.
Berbagai peristiwa yang terjadi selama setahun, telah menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah dan masyarakat untuk menata lebih baik lagi pada tahun yang akan datang. Berikut ini merupakan rangkuman peristiwa yang terjadi dalam setahun di Kalteng:
Baca Juga
24 Ribu Jiwa Terdampak Banjir di Palangka Raya, 4 di Antaranya Meninggal
Advertisement
Sebanyak 4 warga Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) meninggal dunia akibat tenggelam dan terseret arus saat banjir pada Maret 2024. Empat korban meninggal itu, terdiri atas 3 dewasa dan 1 anak-anak.
Banjir diperparah karena luapan air Sungai Kahayan dan Sungai Rungan yang membuat sebanyak 18 kelurahan di Palangka Raya teredam. Akibatnya, korban terdampak banjir Palangka Raya mencapai 2.470 Kepala Keluarga (KK) atau 5.773 jiwa.
Bencana banjir juga menerjang sebanyak 1.558 unit rumah, 17 fasilitas tempat ibadah, 10 fasilitas pendidikan, dan 1 kantor kelurahan. Untuk menghadapi situasi tersebut, pemerintah Kota Palangka Raya menetapkan status tanggap darurat bencana banjir.
Misteri Hilangnya Mahasiswa di Hutan
Kasus hilangnya Aditya Dharma Santoso, mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) di hutan Desa Sungai Ahas, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, menyisakan misteri. Pada mulanya, korban bersama 15 orang temannya sedang melakukan penelitian Geotagging.
Dalam penelitian tersebut, para mahasiswa berpencar untuk melakukan Geotagging atau proses penambahan informasi geografis ke dalam peta digital di petak 6. Namun hingga sore, Aditya tidak kunjung kembali dan dinyatakan hilang sejak 2 Mei 2024.
Proses pencarian Aditya melibatkan petugas gabungan dari Tim SAR, TNI, Mapala Sylva hingga para alumni ULM namun tidak membuahkan hasil. Hingga pada hari ke-10 pencarian, Aditya tidak ditemukan dan petugas memutuskan untuk menghentikan pencarian.
Misteri hilangnya Aditya mulai terkuak setelah 5 bulan kemudian. Pada saat itu, masyarakat dihebohkan dengan temuan tengkorak, hingga akhirnya polisi melakukan tes DNA guna mengungkapnya. Saat ditemukan, tengkorak tersebut mengenakan pakaian kaus warna merah dan celana jeans yang mirip dikenakan oleh korban Aditya.
32 Titik Api Muncul dalam Sehari saat Karhutla
Cuaca kemarau yang melanda Kalimantan Tengah (Kalteng) membuat sejumlah wilayah mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Puncaknya, pada Minggu (22/7/2024), tidak kurang dari 24 jam pada terdapat 32 titik panas atau api yang terdeteksi di Kalteng.
Temuan ini api ini, menambah daftar panjang penanganana karhutla di Kalteng dalam sehari. Titik tersebut tersebar di 5 wilayah yakni Kabupaten Barito Selatan, Barito Utara, Kotawaringin Barat, Sukamara, dan Palangka Raya.
Bahkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kota Palangka Raya mencatat ada 182 kejadian karhutla di sepanjang 2024. Data tersebut dihimpun dari 1 Januari hingga 17 Desember 2024. Dampak yang ditimbulkan berjumlah 77,46 hektare lahan terbakar.
Perompak di Perairan Laut Kalteng
Aksi pembajakan kapal Tugboat Royal 17, oleh sekelompok perompak di perairan Tanjung Malatayur, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng) terjadi pada Jumat (20/9/2024). Kapal yang mengangkut minyak Fame ini, berlayar dari Pelabuhan Bagendang, Sampit, Kalteng menuju Stagen, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Namun, saat kapal yang dinakhodai Ibrahim melintas di Tanjung Malatayur, tiba-tiba dihampiri perahu kecil yang berisi para perompak. Hingga akhirnya, peristiwa pembajakan tersebut terjadi dan membuat seluruh anak buah kapal (ABK) tak berdaya.
Dalam menjalankan aksinya, kawanan perompak menggunakan menggunakan penutup wajah, senjata api dan senjata tajam. Mereka juga sempat menyekap 14 ABK, hingga akhirnya dibebaskan setelah berhasil mengasak barang berharga yang ada di dalam kapal.
Merespon laporan tersebut, Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Tengah (Kalteng) menangkap 14 tersangka dalam kasus ini. Belasan tersangka itu memainkan peran masing-masing saat melancarkan aksinya. Ada yang berperan sebagai koordinator para pelaku, pembajak kapal, dan penadah hasil curian.
Viral di Medsos, Fenomena Uap Dikira Awan Kinton Jatuh ke Bumi
Viral di media sosial sebuah video bernarasi awan kinton jatuh di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng). Awan kinton sendiri merupakan awan terbang yang muncul dalam animasi Jepang, Dragon Ball. Selain awan kinton, warganet menyebut ini sebagai fenomena awan jatuh.
Menanggapi hal itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) angkat bicara. Mereka memastikan gumpalan putih yang tampak mengambang dari langit hingga turun perlahan ke permukaan tanah bukan awan jatuh melainkan gumpalan uap.
Fenomena tersebut kemungkinan besar bukan awan alami, melainkan kondensasi uap air atau gas akibat aktivitas manusia yang terjadi di wilayah pertambangan. Uap atau gas ini sering kali lebih padat daripada awan alami, sehingga tampak seperti bisa disentuh atau dipegang.
Petugas KPPS Meninggal
Sepanjang tahun 2024, ada 2 kejadian meninggalnya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng). Pertama, Ahmad Zaen (53) yang merupakan anggota KPPS TPS 62 Kelurahan Bukit Tunggal, Kecamatan Jekan Raya.
Ahmad Zaen meninggal pada 17 Februari 2024 usai menjalankan tugasnya untuk mangawal proses pemungutan suara dalam Pemilihan Umum Presiden Indonesia 2024. Dari hasil laboratorium, anggota KPPS tersebut meninggal dunia karena ada indikasi menderita penyakit paru-paru dan kelelehan saat melaksanakan tugas.
Kemudian kedua, Aron Arnold yang berusia 54 tahun. Ia dipercaya sebagai Ketua KPPS 66 Kelurahan Menteng, Kota Palangka Raya, untuk mengawal proses pemungutan suara pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Aron meninggal pada Selasa 26 November 2024 malam, lantaran kelelahan dan serangan jantung.
Oknum Polisi Positif Sabu Tembak Warga
Seorang oknum anggota kepolisian Polresta Palangka Raya, Brigadir Anton Kurniawan Stiyanto, menembak mati Budiman Arisandi, seorang warga yang berprofesi sebagai kurir ekspedisi. Berdasarkan hasil tes urine, Brigadir Anton Kurniawan disebut positif sabu.
Hal tersebut diungkapkan Kapolda Kalimantan Tengah, Irjen Djoko Poerwanto dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI, pada Selasa (17/12/2024). Pihaknya juga telah memberikan sanksi kepada Brigadir Anton Kurniawan dengan pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) usai sidang komisi kode etik Polri (KKEP).
Selain Brigadir Anton Kurniawan, petugas juga menetapkan tersangka lainnya yaitu Muhammad Haryono yang merupakan pengemudi taksi online yang disewa oleh Brigadir Anton Kurniawan. Pada mulanya, Muhammad Haryono merupakan saksi yang pertama kali melaporkan kasus tersebut ke kepolisian.
Meskipun penetepan Haryono menuai pro dan kontra, namun pihak kepolisian menilai penetapan Haryono sebagai tersangka telah sesuai dengan keterangan dan alat bukti yang didapatkan saat proses penyelidikan. Kini para tersangka dikenakan Pasal 365 ayat 4 dan atau Pasal 338 juncto Pasal 55 KUHP dengan ancaman maksimal pidana mati atau penjara seumur hidup.
Â