Sukses

Inilah 4 Diktator Terkejam dalam Sejarah Manusia

Keempat tokoh ini, dengan cara yang berbeda-beda, telah menorehkan luka mendalam pada negaranya masing-masing melalui kebijakan-kebijakan brutal yang mengakibatkan kematian massal, penyiksaan, dan kehancuran.

Liputan6.com, Yogyakarta - Sejarah mencatat sejumlah pemimpin yang kekuasaannya membawa malapetaka bagi jutaan nyawa. Kekejaman mereka menjadi noda hitam dalam peradaban manusia. Empat di antara diktator paling kejam dalam sejarah adalah Joseph Stalin, Mao Zedong, Pol Pot, dan Kim Il-sung.

Keempat tokoh ini, dengan cara yang berbeda-beda, telah menorehkan luka mendalam pada negaranya masing-masing melalui kebijakan-kebijakan brutal yang mengakibatkan kematian massal, penyiksaan, dan kehancuran. Mengutip dari berbagai sumber, berikut empat diktator kejam yang pernah ada:

1. Joseph Stalin

Josef Stalin, yang lahir dengan nama Ioseb Besarionis dze Jughashvili pada 18 Desember 1878 adalah seorang tokoh revolusi dan politikus Uni Soviet yang berasal dari Georgia. Perjalanan politiknya dimulai saat ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet dari tahun 1922 hingga 1952.

Ia juga memegang posisi sebagai Kepala Pemerintahan Uni Soviet dari tahun 1941 hingga 1953. Pada awal kepemimpinannya di pertengahan 1920-an, Stalin menjalankan pemerintahan sebagai bagian dari rezim partai tunggal oligarkis yang memerintah berdasarkan sistem pluralitas.

Akan tetapi, pada era 1930-an, karakteristik kepemimpinannya berubah ketika ia akhirnya menjadi diktator de facto Uni Soviet hingga akhir hayatnya. Masa pemerintahan Stalin ditandai dengan periode teror yang luar biasa dan kematian massal warga negaranya akibat kepemimpinannya yang brutal.

Kepemimpinannya sering dibandingkan dengan diktator-diktator lain di era yang sama, seperti Adolf Hitler yang bertanggung jawab atas Holocaust yang menewaskan sekitar 6 juta orang Yahudi. Bahkan pendahulunya, Vladimir Lenin, juga dikenal tidak mengenal ampun dalam memimpin partainya melalui revolusi brutal yang mengakibatkan sekitar 9 juta korban jiwa.

2. Mao Zadong

Mao Zedong, yang dikenal juga sebagai Ketua Mao, lahir pada 26 Desember 1893. Ia adalah tokoh revolusioner komunis Tiongkok yang mendirikan Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Mao memimpin negara tersebut sebagai ketua Partai Komunis Tiongkok sejak berdirinya RRT pada tahun 1949 hingga akhir hayatnya pada tahun 1976. Sebagai seorang penganut ideologi Marxisme-Leninisme, pemikiran-pemikirannya yang mencakup teori, strategi militer, dan kebijakan politik secara kolektif dikenal dengan istilah Maoisme.

Rezim Mao Zedong menjalankan beberapa kebijakan yang berdampak sangat buruk dan menghancurkan bagi rakyat Tiongkok. Kampanye Pemberantasan Kontra-Revolusioner yang ia lakukan pada tahun 1949 secara khusus menargetkan kelompok-kelompok sosial tertentu, seperti para pemilik tanah, pengusaha, dan mantan anggota partai nasionalis Kuomintang.

Kampanye ini ditandai dengan pembunuhan massal yang mengakibatkan jutaan orang dieksekusi tanpa melalui proses pengadilan yang adil. Para tahanan politik juga mengalami penyiksaan fisik dan mental yang sangat kejam.

Pada akhir 1950-an hingga awal 1960-an, penderitaan rakyat Tiongkok semakin diperparah dengan terjadinya Kelaparan Besar, yang merupakan akibat dari kegagalan kebijakan-kebijakan pemerintahan Mao. Bencana kemanusiaan ini diperkirakan telah menewaskan puluhan juta orang karena kelaparan.

 

2 dari 2 halaman

Pol Pot

3. Pol Pot

Pol Pot, yang lahir dengan nama Saloth Sâr pada 19 Mei 1925 adalah seorang politikus dan revolusioner Kamboja yang menjabat sebagai Perdana Menteri Kamboja Demokratis dari tahun 1976 hingga 1979. Dengan menganut ideologi Marxis-Leninis dan nasionalisme Khmer, ia memimpin gerakan komunis Kamboja yang dikenal sebagai Khmer Merah dari tahun 1963 hingga 1997.

Ia juga sekaligus menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Kamboja dari tahun 1963 hingga 1981. Selama masa pemerintahannya, Kamboja bertransformasi menjadi negara komunis satu partai dan mengalami salah satu peristiwa paling kelam dalam sejarahnya, yaitu genosida Kamboja.

Dari tahun 1975 hingga 1979, rezim Pol Pot dan Khmer Merah melakukan serangkaian kekejaman yang menghancurkan struktur sosial dan menewaskan sebagian besar populasi Kamboja. Kebijakan genosida mereka menewaskan antara 1,7 hingga 3 juta orang melalui berbagai cara seperti kelaparan, penyakit, eksekusi, dan kerja paksa yang brutal.

Rezim ini juga melakukan pemindahan paksa terhadap jutaan penduduk kota ke daerah pedesaan untuk dipekerjakan di pertanian kolektif dalam kondisi yang sangat buruk. Para tahanan politik mengalami penyiksaan fisik dan mental yang kejam di penjara-penjara seperti Tuol Sleng.

Sementara itu, pembunuhan massal dilakukan secara sistematis di ladang-ladang kematian dan kuburan massal. Tidak hanya menghancurkan nyawa manusia, rezim Khmer Merah juga berupaya menghapus identitas budaya Kamboja dengan melarang dan menghancurkan praktik keagamaan, sistem pendidikan, dan segala bentuk budaya non-agraria.

4. Kim Il Sung

Kim Il Sung, lahir pada 15 April 1912 adalah pemimpin komunis pertama Korea Utara yang berkuasa sejak tahun 1948 hingga kematiannya. Selama masa kepemimpinannya, ia memegang berbagai jabatan penting - sebagai perdana menteri (1948-1972), presiden (1972-1994), dan posisi paling berpengaruhnya sebagai Sekretaris Jenderal Partai Buruh Korea.

Di bawah sistem pemujaan kepribadian yang ia bangun, Kim secara resmi diberi gelar Pemimpin Besar (Suryong). Bahkan ditetapkan sebagai Presiden Abadi Korea Utara dalam konstitusi negara tersebut, dengan hari ulang tahunnya ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Di balik pemujaan tersebut, kepemimpinannya ditandai dengan tragedi kemanusiaan yang besar. Pada tahun 1990-an, Korea Utara mengalami bencana kelaparan hebat yang menewaskan ratusan ribu warganya. Tragedi ini semakin diperparah oleh kegagalan kebijakan ekonomi rezimnya dan kondisi isolasi internasional yang dialami Korea Utara sebagai dampak dari kebijakan-kebijakannya.

 

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Video Terkini