Liputan6.com, Banyuwangi - Terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember, Gunung Raung kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan erupsi yang terjadi pada Selasa (24/12/2024).
Menanggapi hal ini, praktisi Geologi, Abdillah Baraas, menyampaikan bahwa erupsi kecil tersebut merupakan aktivitas yang wajar bagi gunung berapi, apalagi Gunung Raung adalah gunungapi termuda yang ada dalam kawasan kaldera ijen. Sewajarnya anak muda, gunungapi muda ini jauh lebih aktif dibandingkan dengan Gunung Kawah Ijen yang menjadi saudara tuanya.Â
Baca Juga
Gunung dengan ketinggian 3.344 mdpl ini tercatat letusan pada tahun 1586, 1593-1903, 1913, 1915-1924, 1927-1928, 1928-1999, 2000, 2002, 2004, 2005, 2007, 2012, 2015, 2020, 2021, 2022.Â
Advertisement
"Hal ini merupakan kegiatan wajar dari setiap gunung berapi aktif. Tinggal kita harus tahu siklusnya. Seperti Gunung Raung ini memiliki siklus erupsi kecil 2-3 tahun sekali menurut hasil riset dari Firman Sauqi pada tahun 2018 lalu," kata Abdillah, yang juga General Manager UNESCO Global Geopark Ijen, Rabu (25/12/2024).
Abdillah menambahkan bahwa erupsi dengan siklus pendek yang rutin seperti ini justru dinilai baik karena gunung dapat mengeluarkan energi secara perlahan.
"Gunung yang mengeluarkan energi sedikit-sedikit tentu lebih aman dibandingkan dengan energi yang tersimpan lama hingga menjadi besar, dan saat erupsi menghasilkan ledakan yang dahsyat tentunya sangat berbahaya," imbuhnya.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak panik. Abdillah juga mengingatkan agar masyarakat mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), serta tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak benar dan tidak bertanggung jawab.
Informasi resmi terkait aktivitas Gunung Raung dapat diakses melalui situs resmi PVMBG atau melalui pos pengamatan gunung api terdekat.
Â