Sukses

Mengenal Badendang Rotang, Tradisi Malam Tahun Baru di Maluku

Mengutip dari berbagai sumber, tradisi ini menjadi acara tahunan yang biasa diselenggarakan saat tahun baru. Badendang adalah tradisi menari dan menyanyi bersama.

Liputan6.com, Maluku - Badendang rotang merupakan tradisi malam tahun baru di Maluku. Tradisi ini merupakan perpaduan dari dua tradisi, yakni badendang dan hela rotan.

Mengutip dari berbagai sumber, tradisi ini menjadi acara tahunan yang biasa diselenggarakan saat tahun baru. Badendang adalah tradisi menari dan menyanyi bersama.

Masyarakat Maluku umumnya melaksanakan badendang setelah pukul 12 malam. Tradisi ini bertujuan untuk mempersatukan dua keluarga yang ingin menggelar acara pernikahan.

Sementara itu. hela rotan merupakan tradisi membuat seutas tali panjang yang terbuat dari rotan. Tali ini nantinya akan digunakan untuk bermain semacam tarik tambang.

Dalam tradisi badendang rotang, masyarakat akan saling berkompetisi sehat. Hal itu dapat membangun tali persaudaraan yang lebih erat.

Terdapat tiga nilai yang terkandung dalam tradisi badendang, yakni nilai kekeluargaan, percintaan, dan sosial. Sementara itu, hela rotan mengandung nilai kebersamaan yang terus ditanamkan hingga generasi selanjutnya.

Konsep tradisi badendang rotang bisa diadaptasi oleh daerah lain dengan mempdifikasinya sesuai kreatifitas masing-masing. Jika badendang rotang menggunakan tali rotan untuk tali tambang, maka penggunaan media tali bisa dimodifikasi dengan media lain.

Berdasarkan sejarah yang ada, tradisi ini hadir untuk menyatukan empat suku di Maluku, yakni Patuanan Latu Sinai dari Negeri Aboru, Patuanan Latuconsina di Negeri Pelauw, Patuanan Latu Marawakan di Negeri Oma, serta Patuanan Latu Surinai di Negeri Rohomoni. Melalui badendang rotang, keharmonisan masyarakat Maluku pun selalu terjaga.

 

Penulis: Resla