Liputan6.com, Yogyakarta - Menjadi kaya secara instan dengan ilmu pesugihan dilalui oleh orang-orang yang sudah gelap mata. Banyak teknik pesugihan yang diduga mampu memberikan kekayaan kepada pelakunya, salah satunya kandang bubrah.
Mengutip dari berbagai sumber, kandang bubrah merupakan jenis pesugihan yang mempunyai tingkat kemudahan lebih ringan dibanding yang lainnya. Terdapat dua versi tentang jenis tumbal pesugihan ini.
Konon, kandang bubrah memakai tumbal keluarga, terutama anak laki-laki, di awal perjanjian. Namun, ada juga yang beranggapan bahwa pesugihan ini tidak memerlukan tumbal nyawa, tetapi hanya mewajibkan pelakunya melakukan ritual rutin hingga akhir hayat.
Advertisement
Baca Juga
Ritual yang dimaksud adalah merenovasi rumah secara terus-menerus. Konon, pesugihan ini berasal dari Jawa Tengah.
Pesugihan kandang bubrah pertama kali diperkenalkan oleh Ki Ageng Tembung Boyo pada abad ke-15. Meski telah lama ada, konon pesugihan ini masih banyak ditekuni sampai sekarang.
Pesugihan ini memerlukan syarat agar pelakunya merenovasi rumah secara berkala dan terus-menerus. Rumah yang direnovasi ini tidak dibiarkan selesai dan harus terus direnovasi. Biasanya, renovasi rumah dilakukan setiap setahun sekali atau maksimal tiga tahun sekali.
Jika syarat ini tidak dipenuhi, maka pelaku pesugihan akan mendapat kesialan. Tentu saja, kesialan itu berupa jatuh miskin hingga kehilangan nyawa.
Adapun syarat untuk merenovasi rumah secara berkala ini memiliki alasan tersendiri. Konon, makhluk halus yang memberi kekayaan membutuhkan tempat yang nyaman.
Kenyamanan itu akan didapatkan dari rumah yang baru saja dibangun. Kandang bubrah juga bisa disebut sebagai tempat penampungan makhluk halus yang akan memberikan kekayaan kepada pelaku pesugihan.
Â
Penulis: Resla