Sukses

Peningkatan Kualitas Hidup Orang dengan Demensia ala Layanan Kesehatan

Seminar edukasi ini dapat dimanfaatkan oleh pelanggan yang telah mengisi form skrining awal demensia, para calon caregiver atau pendamping, dan pelanggan Prodia berusia 50-70 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Demensia sebagai salah satu gangguan neurodegeneratif paling umum pada lanjut usia, telah menjadi perhatian global. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO), terdapat sekitar 55 juta orang di dunia yang hidup dengan demensia, dan jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 78 juta pada tahun 2030. Di Indonesia, peningkatan prevalensi demensia seiring pertumbuhan populasi lansia menjadikannya masalah kesehatan masyarakat yang mendesak.

Penelitian menunjukkan bahwa risiko demensia dapat diminimalisasi melalui pendekatan preventif. Lancet Commission on Dementia Prevention, Intervention, and Care (2020), mengungkapkan bahwa 40% kasus demensia dapat dicegah atau ditunda dengan pengelolaan faktor risiko seperti hipertensi, obesitas, gaya hidup tidak aktif, dan kebiasaan tidak sehat lainnya. Namun, pemahaman masyarakat Indonesia tentang demensia, jenis-jenisnya, serta strategi pencegahannya masih sangat terbatas, mengakibatkan banyak pasien baru mendapatkan diagnosis setelah kondisi memburuk.

Sebagai healthcare provider yang berfokus pada langkah preventif, PT Prodia Widyahusada Tbk (Prodia) menyelenggarakan seminar edukasi demensia sebagai kelanjutan dari inisiasi program 10.000 skrining gratis demensia  yang disediakan Prodia sejak Juli 2024. Skrining gratis ini menggunakan metode AD-8 (INA) yang bermanfaat untuk deteksi dini dan menentukan rencana terapi yang tepat. Jika ditemukan gejala, skrining awal memungkinkan orang dengan demensia (ODD) untuk memiliki peran aktif dalam mengambil keputusan terkait masa depannya, serta mendorong pendamping untuk menggali informasi lebih dalam mengenai demensia dan cara merawat ODD.

Seminar edukasi ini dapat dimanfaatkan oleh pelanggan yang telah mengisi form skrining awal demensia, para calon caregiver atau pendamping, dan pelanggan Prodia berusia 50-70 tahun. Diharapkan, acara ini dapat memberikan informasi yang lebih mendalam terkait demensia mulai dari deteksi dini, pencegahan, penanganan, hingga pemeriksaan lanjutan pasca diagnosis. Bukan hanya kepada para potensial, tetapi juga para calon pendamping.

Interaksi langsung dirasakan oleh para tamu undangan dengan adanya aktivitas Senam Otak dan Music Therapy yang dibawakan oleh Alzheimer Indonesia (ALZI). Edukasi disampaikan oleh dr. Arya Govinda, Sp.PD K-Ger mengenai The Science Behind Dementia: Understanding the Brain, dr. Vallensia N Febriyanti, M.KM mengenai Thriving with Dementia: Exploring Care Options and Daily Practices, dan sesi tanya jawab bersama Risanggita Kinanthi, S.Si selaku Product Specialist Prodia. 

Dalam sambutannya, Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan pendampingan yang baik memerlukan pemahaman mendalam tentang kondisi ODD. Mulai dari kebutuhan fisik hingga emosional.

“Dengan edukasi yang tepat, keluarga dapat lebih percaya diri dalam menghadapi situasi sulit dan menciptakan lingkungan yang aman bagi ODD. Oleh karena itu, peran keluarga sebagai pendamping sangatlah penting untuk memberikan rasa aman sekaligus memastikan kebutuhan dasar ODD terpenuhi,” ujarnya.

Dewi menambahkan bahwa, penurunan fungsi kognitif yang dialami oleh ODD dapat memicu berbagai risiko. Misalnya, ketidakmampuan mengingat jadwal minum obat dapat menyebabkan kesalahan atau overdosis obat. Selain itu, disorientasi seperti lupa arah pulang atau salah memperkirakan jarak dengan objek di sekitar sering kali terjadi, yang dapat membahayakan keselamatan mereka.

 

  • Dementia sering disalahartikan sebagai penyakit pikun. Namun sebenarnya, demensia bukanlah penyakit melainkan gejala suatu penyakit.

    Demensia