Sukses

Kota Ini Dirancang Presiden ke-3 Indonesia untuk Saingi Singapura

Visi Habibie untuk Batam terkait erat dengan Teori Balon yang ia kembangkan. Teori ini memprediksikan bahwa Singapura, dengan luas wilayah sekitar 500 kilometer persegi.

Liputan6.com, Batam - Batam menjadi bukti nyata perencanaan kota modern yang dirancang dengan visi jangka panjang oleh B.J. Habibie selama masa kepemimpinannya di Otorita Batam dari tahun 1978 hingga 1998. Sebagai teknokrat yang memahami potensi strategis wilayah ini, Habibie merancang masterplan yang memanfaatkan lokasi geografis Batam di Selat Malaka.

Mengutip dari berbagai sumber, perencanaan kota ini didasarkan pada analisis tentang potensi pengembangan industri, dengan fokus utama pada galangan kapal sebagai sektor unggulan. Infrastruktur pendukung seperti jalan, sistem kelistrikan, dan fasilitas air bersih dibangun secara sistematis untuk mendukung pertumbuhan industri dan populasi yang diproyeksikan.

Master Plan Batam mengatur zonasi wilayah secara detail, membagi area untuk kawasan industri, perkantoran, perumahan, dan hutan lindung. Perencanaan ini tidak hanya mempertimbangkan kebutuhan jangka pendek, tetapi juga mengantisipasi perkembangan kota dalam skala dekade.

Visi Habibie untuk Batam terkait erat dengan Teori Balon yang ia kembangkan. Teori ini memprediksikan bahwa Singapura, dengan luas wilayah sekitar 500 kilometer persegi.

Wilayah ini akan mencapai titik jenuh dalam pertumbuhan ekonomi dan investasinya. Batam diposisikan sebagai alternatif lokasi yang ideal untuk menampung luapan investasi dari Singapura.

Pengembangan wilayah tidak berhenti di Pulau Batam saja. Rencana pembangunan diperluas hingga mencakup kawasan Barelangbin (Batam, Rempang, Galang, dan Bintan) yang dihubungkan dengan jembatan.

Visi ini mencakup pengembangan kawasan yang dapat menampung hingga 10 persen populasi Indonesia. Keberhasilan perencanaan ini terbukti ketika Batam mampu bertahan dari krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998.

Investasi di wilayah ini tetap tumbuh pesat. Ini membuktikan ketangguhan fondasi ekonomi yang dibangun melalui perencanaan sistematis.

Sebelum wafatnya pada tahun 2019, Habibie masih menyampaikan harapan agar Batam berkembang menjadi pusat industri dirgantara Indonesia. Visinya untuk menjadikan Batam sebagai pusat teknologi tinggi melengkapi sektor pariwisata dan industri yang telah berkembang di wilayah ini.

Saat ini, Otorita Batam telah bertransformasi menjadi Badan Pengusahaan Batam. Akan tetapi, warisan perencanaan kota yang ditinggalkan Habibie tetap menjadi fondasi pengembangan wilayah ini.

Batam terus berkembang sebagai kota industri modern. Dengan ini kota Batam membuktikan pentingnya perencanaan jangka panjang dalam pembangunan wilayah.

 

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Video Terkini