Sukses

Menteri Zulkifli Hasan Tegaskan Target Swasembada Pangan Dipercepat Menjadi 2027

Zulkifli Hasan menyebut, target swasembada pangan yang semula direncanakan tercapai pada 2029 kini dipercepat menjadi 2027.

Liputan6.com, Lampung - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menegaskan pentingnya percepatan swasembada pangan sebagai prioritas utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Ketahanan Pangan yang digelar di Mahan Agung, Kota Bandar Lampung, Sabtu (28/12/2024).

Zulkifli Hasan menyebut, target swasembada pangan yang semula direncanakan tercapai pada 2029 kini dipercepat menjadi 2027. 

"Bahkan, tahun depan kita tidak akan impor beras lagi. Masyarakat bisa menanam padi lebih banyak karena harga akan tetap stabil, Insya Allah. Selain itu, kita juga memutuskan untuk tidak lagi mengimpor garam, jagung untuk pakan ternak, dan gula konsumsi pada 2025," kata Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan. 

Dalam rangka mewujudkan target tersebut, pemerintah telah menyusun sejumlah langkah strategis. Pemerintah akan membangun irigasi untuk dua juta hektar lahan tadah hujan.

"Inpres untuk hal ini sudah kami keluarkan," tambahnya.

Kemudian, pemerintah mengubah sistem distribusi pupuk agar lebih cepat sampai ke petani.

"Pupuk harus tersedia sebelum masa tanam. Kami telah membuat aturan agar distribusi pupuk dikelola langsung oleh Pupuk Indonesia melalui gapoktan dan kios distributor," jelasnya.

Selain itu, penyuluh pertanian juga akan diintegrasikan di bawah kendali pusat, dengan peningkatan kapasitas melalui berbagai pelatihan. 

"Inpresnya sudah ditandatangani. Insya Allah, Senin akan disahkan oleh Presiden," jelasnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Jurus Pemerintah Atasi Hambatan Pertanian

Pemerintah juga menegaskan akan mengatasi berbagai hambatan di sektor pertanian, seperti irigasi yang kurang optimal dan distribusi pupuk yang belum efisien.

Penjabat (Pj) Gubernur Lampung, Samsudin, menyatakan bahwa provinsinya menjadi salah satu titik utama dalam program swasembada pangan nasional.

 "Rakor di Lampung ini adalah yang kedua setelah Jawa Barat dari delapan provinsi yang akan dilibatkan. Lampung memiliki potensi besar di sektor pertanian dan peternakan," kata Samsudin.

Namun, Samsudin juga menyoroti berbagai masalah yang perlu perhatian serius.

"Banyak saluran irigasi yang mengalami sedimentasi tinggi tanpa pengerukan selama puluhan tahun. Contohnya adalah Bendungan Way Sekampung yang belum maksimal mengairi lahan pertanian di sekitar Kabupaten Pringsewu," jelasnya.

Kemudian, birokrasi distribusi pupuk dinilai terlalu panjang dan memerlukan solusi cepat agar pupuk segera sampai ke petani.

Samsudin menekankan pentingnya peran penyuluh untuk mendukung implementasi program ketahanan pangan.

"Pemerintah Provinsi Lampung akan menindaklanjuti hasil rakor ini dengan rapat pimpinan awal Januari 2025 untuk mengevaluasi program yang telah berjalan serta merencanakan langkah-langkah strategis ke depan," pungkasnya.