Liputan6.com, Pekanbaru - Suku Sakai merupakan salah satu suku yang mendiami kawasan pedalaman Riau di Pulau Sumatra. Masyarakat suku ini memiliki kehidupan yang harmonis dengan alam sekitar.
Mengutip dari indonesiakaya.com, Suku Sakai diyakini memiliki nenek moyang yang berasal dari Pagaruyung. Pagaruyung merupakan sebuah kerajaan Melayu yang pernah ada di Sumatra Barat.
Suku Sakai memiliki kekayaan budaya yang menarik. Mereka memiliki benda peninggalan yang dahulu digunakan untuk hidup di pedalaman.
Advertisement
Baca Juga
Benda-benda tersebut terbuat dari bahan baku bersumber dari alam. Benda-benda tersebut juga memiliki fungsi yang masih sederhana dalam membantu berbagai keperluan di kehidupan sehari-hari mereka, salah satunya timo.
Timo merupakan wadah yang biasanya digunakan oleh masyarakat Suku Sakai untuk menampung madu. Benda-benda lain yang juga merupakan peninggalan Suku Sakai adalah alat-alat pertanian.
Hal ini membuktikan bahwa kebudayaan Suku Sakai bercoran agraris. Salah satu alat pertanian tersebut adalah gegalung galo.
Gegalung galo merupakan alat penjepit ubi manggalo untuk diambil sari patinya. Alat ini terbuat dari bambu dan batang pepohonan.
Suku Sakai juga memproduksi pakaian yang dibuat dari bahan-bahan dari alam. Umumnya, pakaian mereka terbuat dari kulit kayu.
Konon, dahulu Suku Sakai memiliki pola kehidupan yang masih nomaden. Mereka berpindah-pindah dari satu kawasan ke kawasan lain yang akhirnya meninggalkan kekayaan budaya yang menarik. Pakaian dari kulit kayu inilah yang digunakan Suku Sakai untuk bertahan hidup selama berpindah-pindah tempat.
Pola hidup Suku Sakai memang bergantung pada alam. Meski demikian, mereka mampu bertahan hidup dengan menciptakan alat-alat kebutuhan rumah tangga dengan memanfaatkan segala hal yang ada di alam.
Penulis: Resla