Sukses

Mengenal Lebih Dekat Sherly dan Bima, Hiu Paus Jinak di Gorontalo

Salah satu destinasi andalan yang wajib dikunjungi di Gorontalo adalah Desa Wisata Botubarani. Di tempat ini Anda dapat merasakan sensasi unik berinteraksi dengan hiu paus.

Liputan6.com, Gorontalo - Gorontalo, adalah salah satu Provinsi di pulau Sulawesi, yang kerap menjadi tujuan wisata. Musabab, daerah yang dikenal dengan serambi madinah ini memiliki keindahan alam yang tak terlupakan.

Salah satu destinasi andalan yang wajib dikunjungi adalah Desa Wisata Botubarani. Di tempat ini Anda dapat merasakan sensasi unik berinteraksi dengan hiu paus, salah satu makhluk laut terbesar dan paling ramah di dunia.

Berlokasi sekitar 20-30 menit dari pusat Kota Gorontalo, Desa Botubarani di Kabupaten Bone Bolango menyuguhkan pengalaman unik melihat hiu paus dari dekat.

Dengan tiket mulai Rp100 ribu, wisata ini menjadi favorit para pelancong lokal maupun mancanegara.

Sebelum menyelam lebih dalam ke keindahan wisata ini, kenali terlebih dahulu hiu paus (Rhincodon typus), yang juga dikenal sebagai whale shark. Hewan ini meski berukuran raksasa, memiliki sifat jinak dan tidak berbahaya.

Hiu paus hanya memakan plankton, udang, serta ikan kecil, sehingga wisatawan dapat menikmati pengalaman bersama mereka tanpa rasa takut.

Tim Monitoring Hiu Paus, Iman Tilahunga, menjelaskan bahwa hiu paus adalah hewan penyaring makanan (filter-feeder).

“Hiu paus memakan makanan yang ukurannya maksimal 20 cm. Jika lebih besar, makanan itu akan dikeluarkan kembali,” kata Iman.

2 dari 2 halaman

Sherly dan Bima

Sejak 2016, Pantai Botubarani telah mencatat kehadiran 60 individu hiu paus berbeda. Ikan ini dapat dikenali melalui pola totol putih unik di tubuh mereka. Namun, masyarakat sekitar lebih mengenal dua nama populer Sherly dan Bima.

“Sherly sering diartikan sebagai ‘Sering Terlihat’. Namun, individu hiu paus yang muncul bisa berbeda meski disebut Sherly. Begitu juga dengan Bima,” ujarnya.

Meski hiu paus dikenal jinak, wisatawan dilarang menyentuh makhluk laut ini. Kulit hiu paus mengandung bakteri yang bisa membahayakan kesehatan manusia.

“Ada kasus wisatawan yang mengalami gatal-gatal setelah menyentuh hiu paus. Hasil lab menunjukkan adanya bakteri yang kemungkinan berasal dari kulit hiu paus,” jelas pria dengan nama lengkap Sukirman.

Selain itu, menyentuh hiu paus juga dapat mengganggu kenyamanan mereka. “Bayangkan jika ribuan orang menyentuh hiu paus setiap hari. Itu tentu sangat mengganggu hewan tersebut,” tambahnya.

Bagi pecinta wisata bahari dan pengalaman unik bersama fauna laut, Desa Botubarani adalah destinasi yang tak boleh dilewatkan.

Selain menawarkan interaksi langsung dengan hiu paus, desa ini juga menjadi bukti nyata harmoni antara alam dan manusia. Segera jadwalkan perjalanan Anda ke Gorontalo dan nikmati pesona hiu paus di Desa Botubarani!

Video Terkini