Liputan6.com, Yogyakarta - Di tengah hiruk pikuk kawasan Kota Tua Jakarta, berdiri dengan megah Jembatan Kota Intan yang menjadi bukti nyata kejayaan masa lalu Batavia. Jembatan ini dibangun pada tahun 1628 oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).
Mengutip dari berbagai sumber, jembatan ini menyandang gelar sebagai jembatan tertua di Indonesia yang masih berdiri hingga saat ini. Jembatan ini terletak melintasi Kali Besar di kawasan Jakarta Barat.
Keberadaannya menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa penting dalam sejarah Jakarta, termasuk masa-masa awal perkembangan kota Batavia sebagai pusat perdagangan VOC di Nusantara. Desain jembatan ini mencerminkan kecanggihan arsitektur kolonial pada masanya.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu fitur unik yang dimilikinya adalah kemampuan untuk mengangkat bagian tengah jembatan. Sistem ini dirancang khusus untuk memudahkan lalu lintas kapal-kapal dagang yang berlayar di Sungai Ciliwung pada abad ke-17.
Kapal-kapal besar dapat berlayar lebih jauh ke hulu sungai berkat mekanisme ini. Sejarah jembatan ini juga diwarnai dengan berbagai pergolakan.
Pada tahun 1628-1629, struktur asli jembatan mengalami kerusakan serius akibat serangan gabungan pasukan Kesultanan Banten dan Mataram. Akan tetapi, VOC segera melakukan rekonstruksi, menunjukkan betapa pentingnya jembatan ini bagi aktivitas perdagangan di Batavia.
Rekonstruksi yang dilakukan VOC tidak hanya mengembalikan fungsi jembatan, tetapi juga memperkuat strukturnya. Hal ini membuktikan komitmen VOC dalam mempertahankan jalur transportasi yang menghubungkan berbagai kawasan strategis di Batavia.
Jembatan ini menjadi penghubung penting antara kawasan perdagangan di sekitar Kali Besar dengan pusat administratif VOC. Hingga saat ini, Jembatan Kota Intan tetap berdiri kokoh sebagai monumen bersejarah yang dilindungi.
Meski sistem pengangkat jembatannya tidak lagi berfungsi, struktur fisiknya masih memperlihatkan arsitektur original yang mencerminkan era kejayaan VOC di Batavia. Dalam konteks modern, jembatan ini telah bertransformasi menjadi destinasi heritage yang menarik minat wisatawan dan peneliti sejarah. Lokasinya yang strategis di kawasan Kota Tua Jakarta membuatnya menjadi bagian integral dari upaya pelestarian warisan sejarah kota Jakarta.
Â
Penulis: Ade Yofi Faidzun