Sukses

Krisis Universitas Bandung, Dosen hingga Orangtua Mahasiswa Ancam Geruduk Rumah Petinggi Yayasan  

YBA diketahui merupakan yayasan penyelenggara Universitas Bandung. Kiwari, sejumlah persoalan terjadi dari gaji pegawai yang belum dibayarkan lebih dari enam bulan, yang kemudian berdampak pada proses perkuliahan, hingga ijazah ratusan lulusan yang tertahan akibat habisnya akreditasi.

Liputan6.com, Bandung - Perwakilan Yayasan Bina Administrasi (YBA) tak hadir pada audiensi di Universitas Bandung, Senin, 6 Januari 2024. Para pegawai, alumni, mahasiswa, hingga orangtua mahasiswa pun mengancam siap geruduk rumah petinggi yayasan. Hal itu dianggap jadi upaya lain untuk menuntut kejelasan hak upah dan hak pendidikan di perguruan tinggi swasta tersebut.

Diketahui YBA merupakan yayasan penyelenggara Universitas Bandung. Kiwari, sejumlah persoalan terjadi dari gaji pegawai yang belum dibayarkan lebih dari enam bulan, yang kemudian berdampak pada proses perkuliahan, hingga ijazah ratusan lulusan yang tertahan akibat habisnya akreditasi. Bahkan sebelumnya, satu fakultas ditutup usai rektor berinisial BR ditahan akibat dugaan korupsi dana Program Indonesia Pintar (PIP).

Audiensi yang digelar hari ini di Kampus 2 Jalan Muararajeun Lama, Kota Bandung, itu sudah terjadwal jauh-jauh hari. Mestinya, turut dihadiri oleh perwakilan YBA. Pantauan Liputan6.com, sejumlah mahasiswa dan orangtua mahasiswa mulai datang sejak pukul 08.30 WIB. Hingga pukul 11.00, tak ada satupun perwakilan yayasan yang datang. 

“Janji tanggal 6 ini kita diterima (pihak yayasan), tapi tiba-tiba diundur hari Jumat (10/1/2025). Sedangkan, posisi orang tua mahasiswa yang jauh-jauh datang ke Bandung sudah banyak, masa kita mau batalin gitu aja. Kasihan mahasiswa dan orang tua mahasiswa,” kata perwakilan pegawai Riki Hardiansyah.

Pertemuan itupun tetap dilangsungkan tanpa kehadiran pihak yayasan. Kekecewaan mereka yang telah datang terasa sepanjang pertemuan. Beberapa dari mereka terdengar bicara menahan geram, ada pula yang menangis. Mahasiswa, pegawai, alumni hingga orang tua mahasiswa pun bergantian menyampaikan keresahan mereka. 

“Gini saja, Bu, sampaikan saja ke pihak yayasan, `kalau tidak hadir lagi nanti tanggal 10, Bapak (ketua yayasan) mau gak kalau orang tua datang ke rumah Bapak´,” kata salah satu perwakilan orangtua mahasiswa.

“Saya datang ke sini ingin menuntut hak saya, ingin menuntut hak mahasiswa saya, dan ingin menuntut hak para orang tua. Saya merasa sedih, orang tua jauh-jauh ke sini tapi tidak ada hasil. Yayasan masih tidak bertanggung jawab. Dan saya setuju tadi dengan Bapak (orangtua mahasiswa), jika sampai tanggal 10 yayasan masih tidak bertanggung jawab, tidak ada, betul Pak, kita geruduk aja ke rumahnya,” kata salah seorang dosen.

Perlu dicatat, ini merupakan audiensi ketiga yang digelar. Kedua pertemuan sebelumnya digelar ada 18 Desember dan 26 Desember 2024 di Kampus 1 daerah Cipagalo. Kedua pertemuan itu berlangsung tanpa kehadiran yayasan.

“Kita harus tetap menjaga etika. Jadi, kita coba ikuti saja dulu kemauan mereka (pihak yayasan) kita tunggu hingga tanggal 10. Kalau tetap begini harus ada gebrakan lain,” kata dosen lain. 

2 dari 2 halaman

Tanggapan Yayasan?

Pukul 14.00, Liputan6.com bersama awak media lain telah mencoba menghubungi Ketua Yayasan Bina Administrasi (YBA), Uce Karna Suganda, untuk menanyakan perihal pertemuan tersebut, tetapi hingga petang ini belum ada respon.

Sebelumnya, pihak yayasan sempat memberikan tanggapan terkait masalah yang terjadi di Universitas Bandung. Ketua Umum YBA, Uce Karna Suganda, mengatakan, akan menyelesaikan masalah upah pegawai dan mempertahankan Fakultas Kesehatan dan Teknik agar tidak tutup.

Universitas Bandung merupakan penggabungan dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bandung dengan Politeknik Kesehatan (POLTEKKES) YBA Bandung. Di sana hanya ada dua fakultas. Pertama, Fakultas Administrasi Bisnis yang berlokasi di Kampus 2, Jalan Muararajeun Lama No. 51, Cihaur Geulis, Cibeunying Kaler, Kota Bandung). Kedua, Fakultas Kesehatan dan Teknik berlokasi di Kampus 1 daerah Cipagalo.

Pihak yayasan diaku bukan tidak melakukan usaha pembenahan. Dia menjelaskan, saat ini ada beberapa langkah yang dilakukan untuk membayar upah pegawai.  Salah satunya adalah dengan menjual aset bangunan Kampus 1 yang berlokasi di Jalan Cipagalo Girang No 24, Margasari, Kota Bandung.

“Tapi belum ada yang nawar. Kalau itu laku sudah beres semuanya,” katanya saat dihubungi, Senin, 30 Desember 2024 lalu.

Uce mengklaim tengah terjadi krisis keuangan pasca kasus korupsi dana PIP hingga ditutupnya satu dari total dua fakultas di Universitas Bandung. “Bayangkan 2.000 mahasiswa hilang, pendapatan dari mahasiswa tidak ada”. Sementara, di Fakultas Kesehatan Teknik, katanya, hanya tersisa sekitar 300 mahasiswa. Pendapatan dari fakultas itu diaku tidak cukup membayar upah pegawai.

Solusi lain yang bakal ditempuh ialah membuka prodi baru dan menjaring investasi. Uce menegaskan, pihak yayasan akan berupaya mempertahankan kampus Universitas Bandung supaya tidak tutup.

“Makanya saya balikan, ada tidak pemasukan, kan tidak ada? Nah, untuk mengatasi itu kita kerjasama, kita rencananya akan bangun prodi baru sehingga bisa menerima mahasiswa baru lagi. Semoga Januari ini, kalau mahasiswa sudah masuk, target dari tim kita sih 1000-an dulu. Di samping itu, kita mencari investasi, semoga bisa kerjasama, bisa stabil lagi, bisa membayar gaji,” katanya.

Liputan6.com telah menayangkan pemberitaan masalah gaji dan terhambatnya perkuliahan mahasiswa di Univeristas Bandung, antara lain dalam artikel berujudul Gundah Gulana Mahasiswa Universitas Bandung: Rugi Waktu dan Biaya, Hak Pendidikan Dipertaruhkan dan Puluhan Pegawai Universitas Bandung Belum Digaji Selama 6 Bulan, Buntut Korupsi Program Indonesia Pintar? 

Video Terkini