Sukses

Pelaksanaan MBG Terkendala Administrasi, Siswa Yogyakarta Diwajibkan Bawa Bekal

SMPN 4, SMPN 5 dan SMPN 6 Kota Yogyakarta sejak Senin (6/1/2024) meminta agar siswa membawa bekal sehat dari rumah untuk kemudian bersama-sama disantap saat istirahat siang.

Liputan6.com, Yogyakarta - Di tengah ketidakjelasan kapan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dilaksanakan, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta mewajibkan siswa membawa bekal sehat dari rumah. Dijadwalkan 13 Januari, program MBG di Sleman bakal dilaksanakan perdana.

Kepala Disdikpora Kota Yogyakarta, Budi Santoso Asrori menyebut kebijakan mewajibkan siswa membawa bekal sehat dari rumah berasal dari pihak sekolah. Pihaknya mengapresiasi pihak-pihak sekolah yang menerapkan makan bergizi bersama. “Kami sangat berharap ini dilakukan secara mandiri di sekolah-sekolah agar dapat membantu mengurangi masalah kekurangan gizi yang seringkali dihadapi anak-anak dari keluarga dengan kondisi ekonomi terbatas,” kata Budi saat dihubungi Selasa (7/1/2025).

Dirinya lantas memberi contoh, di mana SMPN 4, SMPN 5 dan SMPN 6 Kota Yogyakarta sejak Senin (6/1/2024) meminta siswa membawa bekal sehat dari rumah untuk kemudian bersama-sama disantap saat istirahat siang. Di sekolah-sekolah tersebut anak-anak didorong membawa bekal yang terdiri dari makanan yang mengandung gizi seimbang, seperti buah, sayur, protein, dan karbohidrat.

Budi mengatakan bahwa sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan petunjuk teknis dalam implementasi program MBG. Namun pihaknya telah mendata jumlah siswa tingkat TK, SD dan SMP yang nantinya bisa memperoleh MBG sebanyak 71.000. “Saat ini kami tengah merekonstruksikan anggaran yang akan digunakan sebagai implementasi program MBG. Kedepan implementasi MBG dapat memberikan dampak positif dalam peningkatan gizi dan prestasi belajar,” tegasnya.

Belum adanya kepastian pelaksanaan MBG di Daerah Istimewa Yogyakarta disampaikan Kepala Bappeda DIY, Ni Made Dwi Panti Indrayanti. Dari 190 titik kick off di 26 provinsi, DIY tidak masuk. Kendati menjadi kewenangan pusat, Pemda DIY dikatakan memberi dukungan dengan menyediakan anggaran pendukung MBG sebesar Rp42 miliar. Besaran anggaran tersebut disesuaikan dengan ketentuan pusat yakni 2,5 persen dari total APBD. “Sebagai persiapan, kami telah melakukan pendataan terkait dukungan logistik seperti beras, perikanan, dan distribusi perdagangan. Penilaian kami semua siap,” jelasnya.

2 dari 2 halaman

Butuh 10 Ribu Ton Beras untuk Setahun

Dipaparkannya, untuk kebutuhan beras selama setahun program MBG membutuhkan 10 ribu ton. Sedangkan panen padi di DIY pada 2023 mencapai 546 ribu ton. Untuk kebutuhan sayur mayur, diakui DIY masih mengandalkan pasokan dari daerah-daerah sekitar.

Disela-sela ekspos dapur sehat di Kentungan, Sleman. Komandan Kodim 0732/Sleman, Letkol Inf Mohammad Zainollah memastikan program MBG untuk sekolah-sekolah di Kecamatan Depok dipastikan akan berjalan mulai 13 Januari. “Dapur sehat yang dikelola Badan Gizi Nasional (BGN) sebenarnya ditargetkan beroperasi 6 Januari kemarin, namun terkendala administrasi. Kita pastikan dapur yang dikelola warga sekitar akan memulai pembagian pada 2.998 siswa pada 13 Januari besok,” Dandim Sleman.

Zainollah mengatakan pihaknya di sini berada pada posisi membantu segala kebutuhan dapur umum. Selain bekerjasama dengan Kodim Sleman, dapur sehat ini juga bermitra dengan pihak-pihak di Kecamatan Kalasan, Cangkringan, dan Sleman. Tak hanya membantu memenuhi kebutuhan, di bawah komando Zainollah, dapur sehat ini nantinya akan dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait seperti Dinas Kesehatan Sleman, Badan Pengawas Obat dan Makanan, maupun Pemkab Sleman.

Video Terkini