Sukses

Museum Monumen Diponegoro Sasana Wiratama, Jejak Pangeran Diponegoro di Tegalrejo

Museum Monumen Diponegoro Sasana Wiratama berlokasi di Jalan HOS Cokroaminoto TR-III/430, Kelurahan Tegalrejo, Kemantren Tegalrejo, Yogyakarta. Museum ini didirikan di bekas kediaman Pangeran Diponegoro di Tegalrejo.

Liputan6.com, Yogyakarta - Sekitar 200 tahun lalu, yakni pada 1825, Perang Diponegoro pecah. Keberanian Pangeran Diponegoro masih terus diingat melalui berbagai peninggalan yang hingga kini masih terawat, salah satunya Museum Monumen Diponegoro Sasana Wiratama.

Pangeran Diponegoro merupakan sosok penting dalam Perang Diponegoro, yakni perang terbesar selama masa pendudukan Belanda di Indonesia. Selama lima tahun lamanya, Pangeran Diponegoro bersama pasukan berjuang melawan kesewenang-wenangan pemerintah Hindia Belanda.

Museum Monumen Diponegoro Sasana Wiratama berlokasi di Jalan HOS Cokroaminoto TR-III/430, Kelurahan Tegalrejo, Kemantren Tegalrejo, Yogyakarta. Museum ini didirikan di bekas kediaman Pangeran Diponegoro di Tegalrejo.

Mengutip dari tegalrejokec.jogjakota.go.id, kompleks museum ini merupakan tempat tinggal nenek buyut Pangeran Diponegoro, Ratu Ageng (Permaisuri Sultan Hamengku Buwana I). Tempat ini kemudian menjadi rumah Pangeran Diponegoro semasa kecil hingga pecahnya Perang Diponegoro atau Perang Jawa (Java Oorlog) pada 1825.

Museum ini memiliki 413 koleksi. Beberapa koleksi yang ada di antaranya adalah berbagai jenis benda yang digunakan pada masa lampau, termasuk berbagai jenis peralatan perang.

Terdapat koleksi berupa busur dan anak panah, senjata laras panjang, pedang, keris, dan lainnya. Selain itu, ada juga beberapa perhiasan, mata uang, peralatan rumah tangga, struktur bangunan, dan masih banyak lagi.

Lebih jauh lagi, ada juga koleksi senjata asli laskar Diponegoro, seperti tombak, bandil atau martil baja, serta patrem dan candrasa. Ada juga dua senjata keramat, yaitu sebuah keris dengan lekukan 21 seorang empu pada masa Kerajaan Majapahit serta sebuah pedang yang berasal dari Kerajaan Demak. Kedua senjata ini dipercaya dapat menolak bala.

Koleksi lainnya berupa peralatan rumah tangga yang terbuat dari kuningan, seperangkat alat gamelan milik Sri Sultan Hamengku Buwono II, meriam, dan batu comboran yang digunakan untuk tempat minum Kuda.

Museum Monumen Diponegoro Sasana Wiratama memiliki satu bagian yang cukup unik, yakni Tembok Jebol. Struktur bangunan tersebut diyakini menjadi jalan Pangeran Diponegoro dan pasukannya untuk meloloskan diri dari tentara Belanda pada serangan 20 Juli 1825.

Mengutip dari kebudayaan.jogjakota.go.id, museum ini dibangun secara bertahap. Pada 9 Agustus 1969, museum ini akhirnya diresmikan oleh Jendral TNI (Purnawirawan) Soeharto.

Selain itu, dibangun pula sebuah monumen Pangeran Diponegoro yang menyatu dengan pendopo tepat di tengah kompleks museum. Monumen tersebut merupakan pahatan relief sepanjang 20 meter dengan tinggi 4 meter.

Monumen ini menceritakan perjalanan panjang yang dimulai dari keadaan Desa Tegalrejo yang merupakan tempat tinggal Pangeran Diponegoro. Selanjutnya, ada juga relief tentang Perang Diponegoro hingga akhirnya tertangkap.

Pada sisi barat monumen, terdapat lukisan diri Pangeran Diponegoro. Sementara di sisi timur, terdapat lukisan Pangeran Diponegoro yang sedang menunggu kuda hitam untuk bersiap perang.

Museum ini didirikan untuk mengenang jasa-jasa, perjuangan, dan didikasi Pangeran Diponegoro. Museum Monumen Diponegoro Sasana Wiratama juga bisa menjadi salah satu pilihan destinasi wisata sejarah di Tegalrejo, Yogyakarta.

 

Penulis: Resla

Video Terkini