Liputan6.com, Makassar - Kabupaten Bulukumba di Sulawesi Selatan memiliki sederet destinasi wisata unggulan yang patut dikunjungi. Salah satu yang menjadi daya tarik wilayah ini adalah wisata alamnya.
Mengutip dari kemenpar.go.id, Bulukumba memiliki ikon pariwisata yang sangat populer, yakni kapal pinisi. Kapal ini dibuat manual secara tradisional dengan memanfaatkan tenaga manusia.
Proses pembuatannya dimulai dari memilih kayu besi, pemotongan, hingga pembentukan interior. Untuk membuat satu kapal pinisi dibutuhkan waktu sekitar 1-2 tahun.
Advertisement
Bukan sekadar alat transportasi, kapal pinisi juga memiliki makna mendalam di setiap bagiannya. Kapal ini memiliki dua tiang utama yang melambangkan dua kalimat syahadat, sedangkan tujuh tiang lainnya menjadi simbol surat Al-Fatihah.
Selain kapal pinisi, Bulukumba juga memiliki kekayaan lain di bidang pariwisata. Apa saja?
1. Pantai Apparalang
Pantai Apparalang berada di Desa Ara, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Pantai ini dikelilingi tebing karang yang tampak indah membingkai hutan hijau di sekitarnya.
Keunikan lain pantai ini adalah keindahan air lautnya yang memiliki empat gradasi warna, yaitu putih, biru muda, biru tua, dan toska. Bagi pencinta wisata adrenalin, wisatawan dapat menjajal olahraga terjun dari tebing karang untuk menikmati keindahan bawah laut di Pantai Apparalang.
2. Pantai atau Pulau Liukang Loe
Pulau Liukang Loe atau Pantai Liukang Loe adalah sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah timur Tanjung Bira, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Pantai Liukang Loe merupakan kawasan yang menyimpan keindahan bawah laut yang sangat menawan.
Keindahan terumbu karang dan ekosistem bawah laut di pantai ini masih sangat terjaga. Selain itu, di sini juga terdapat penangkaran penyu. Wisatawan dapat ikut serta melepas tukik ke lautan, berenang bersama penyu, dan mendapatkankan informasi lebih dalam tentang penyu.
Pantai Panrang Luhu
3. Pantai Panrang Luhu
Pantai Panrang Luhu terletak di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Pantai ini menyuguhkan pemandangan pasir putih dengan air laut yang jernih.
Berada di sekitar pantai, wisatawan akan melihat pohon kelapa yang berjejer cantik di sekitarnya. Pantai Panrang Luhu merupakan salah satu tempat terbaik menikmati keindahan matahari terbit.
4. Pantai Samboang
Masih seputar pantai, di Bulukumba juga ada pantai yang tak kalah indah, yakni Pantai Samboang. Pantai yang berlokasi di Desa Ekatiro, Kecamatan Bontotiro, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, pantai ini menyuguhkan pemandangan eksotis yang masih terjaga.
Pantai ini dikelilingi hamparan pasir putih, air laut yang biru yang jernih, lekukan bibir pantai yang landai, serta terumbu karang yang indah dan terjaga kelestariannya. Tak jauh dari Pantai Samboang, terdapat pulau kecil yang bisa dijangkau melalui jembatan sepanjang 20 meter.
5. PLTB
Sulawesi Selatan memang dikenal sebagai provinsi dengan hamparan kincir angin. Saat berkunjung ke Bulukumba, wisatawan juga bisa melihat dua Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berkapasitas besar. Baling-baling raksasa tersebut berada di tengah padang sabana dengan berlatar pegunungan hijau.
Advertisement
Puncak Pua Janggo
6. Puncak Pua Janggo
Puncak Pua Janggo terletak sekitar 200 meter ke arah utara dari pelabuhan Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Kawasan ini merupakan tempat terbaik menikmati keindahan kawasan Bulukumba dari berbagai sudut.
Berada tak jauh dari Pantai Bira, di sini wisatawan juga bisa menikmati keindahan hamparan pasir putih pantai dengan air lautnya yang biru. Wisatawan juga bisa melihat hamparan hutan yang masih hijau dan asri dengan ditemani udara sejuk.
7. Tanjung Bira
Tanjung Bira adalah salah satu primadona di ujung selatan Sulawesi. Wisatawan bisa melakukan berbagai kegiatan menyenangkan di sini, mulai dari berjemur hingga snorkeling untuk menikmati surga bawah laut.
Menariknya lagi, Tanjung Bira juga merupakan rumah pembuatan kapal pinisi. Wisatawan bisa melihat langsung proses pembuatan kapal tradisional Sulawesi Selatan tersebut oleh para perajinnya.
Penulis: Resla